Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Uji Coba Bikin Macaroni Schotel

Gambar
Saya suka mencari info menu untuk bekal sekolah. Biasanya yang menarik perhatian akan saya informasikan ke anak-anak. "Eh..ini ada menu sekolah...Mau nggak,? tanya saya ke anak-anak. Tanggapannya beragam. Ada yang mau  dan tidak. Hal itu karena masing-masing punya selera sendiri. Tapi kadang-kadang sama. Karena itu, saya sering minta saran untuk dibuatkan apa? Kadang saran itu diberikan, kadang tidak. Akhirnya, kalaupun membawa bekal, biasanya kurang semangat makannya. Beberapa hari lalu saya mencoba resep bikin macaroni schotel. Cara bikinnya mudah namun perlu dipanggang. Mereka sempat saya tawari menu ini. Katanya oke. Semua bahannya sudah siap tinggal mengolahnya. Namun karena untuk bekal sekolah, maka saya harus bangun lebih pagi. Alarm jam 04.00 WIB membangunkan saya. Akhirnya pagi sekali sudah sibuk di dapur. Anak-anak masih tidur. Bahannya macaroni yang dimasak dulu. Sambil memasak, saya membuat saus putihnya. Ini macaroni schotel hasil ujicoba resep di instagram, heh

Yuk..Ke Studio Mural di Matos

Gambar
Beberapa waktu lalu saya mengajak anak-anak ke Malang Town Square (Matos). Tujuannya buat refreshing. Kadang karena tidak banyak waktu liburan ke alam, jatuhnya sering ke mall. Alasannya karena akses transportasi dan waktu yang sempit. Salah satu tujuannya ke mural studio. Lokasinya ada di RF (Roof Top). Dulu, lokasi ini ada Studio 21. Namun karena pindah ke lokasi lain, maka tempatnya jadi mural studio. Salah satu gambar di mural studio Matos Saya sudah pernah ke sana sebelumnya sambil nonton pameran foto teman-teman. Setelah itu kondisi di sana saya sampaikan ke anak-anak. Ternyata mereka kepo juga. Benar saja, mereka antusias ketika di sana. Apalagi banyak spot yang bisa dijadikan foto selfie karena banyak gambar mural. "Wah..asyik di sini," ujar anak-anak begitu sampai di sana. Saya akhirnya jadi fotografer hape. Senang saja membuat anak-anak gembira. Beberapa foto saya ambil untuk mereka. Dengan melihat mural itu, anak-anak seperti langsung berimajinasi. Ini bi

Sisa Cerita Liburan di Jogjakarta

Gambar
Banyak foto yang saya ambil saat liburan Lebaran di Jogjakarta pada Juli 2016 lalu. Sayang juga jika hanya disimpan. Siapa tahu bisa jadi inspirasi liburan buat keluarga. Saya suka sekali mengabadikan moment-moment buat kenangan. Karena bisa jadi tidak ke sana lagi namun masih ada foto-foto yang bercerita. Seperti spot yang menjadi favorit saya saat menginap di Hotel Grand Zuri Jogjakarta. Sejak lama saya ingin menginap di hotel ini. Alasan utamanya karena dekat sekali dengan stasiun kereta api Tugu Jogjakarta. Jika ke stasiun cukup jalan kaki dari hotel di Jl Mangkubumi ini. Kalau ingin jalan-jalan ke Malioboro juga tinggal berjalan kaki. Memang saat libur lebaran harganya jadi mahal. Namun kalau dipikir dengan biaya menginap di hotel agak jauh tapi masih mengeluarkan uang transportasi lagi, mungkin seimbanglah. Apalagi saat lebaran tidak mudah mendapatkan hotel di tengah kota. Kalaupun ada, maka harganya sudah mahal sekali. Ini pemandangan di kolam renang Hotel Grand Zuri Jogja

Belajar Mengenal Tanaman

Gambar
Sebenarnya di buku-buku pelajaran, jenis-jenis tanaman sudah dikenalkan ke anak-anak. Namun saya selalu khawatir anak-anak hanya sekedar tahu nama namun kurang mengenalnya. Karena itu, jika sedang jalan-jalan, saya sering menjelaskan nama tanaman. Kebetulan di komplek perumahan saya masih ada yang menanam tanaman 'langka' untuk masa sekarang. Contohnya saja pohon sukun. Bagi anak-anak sekarang, nama itu mungkin kurang familiar. Sebab sudah jarang yang mau menanam pohon zaman dulu. Kebetulan, pohon sukun tetangga saya sedang berbuah. "Itu buahnya buat apa saja sih, Bu?" tanya anak-anak saya. Saya jelaskan bisa dimakan dengan dikukus. Atau dibuat untuk gorengan setelah dikukus. "Bisa juga buat tepung," cerita saya. Tepung sukun? tanya mereka. Iya, jawab saya. Saya pernah liputan ke sebuah SMPN Terbuka. Ternyata untuk keterampilan, mereka memanfaatkan tepung sukun untuk membuat roti. Belajar mengenal tanaman di Taman Malabar Kota Malang Saya jelaskan ke

Membeli Anggrek di Pasar Bunga Splendid

Pagi tadi saya mengantarkan Jasmine ke Pasar Bunga Splendid di Kota Malang membeli bunga anggrek untuk keperluan sekolahnya. Oleh sekolah, siswa diberi waktu seminggu untuk mengumpulkan bunga itu. Setiap kelas berbeda jenis bunganya. Anak saya yang duduk di kelas 3 hanya diminta membawa tanaman puring. Untung tanpa membeli, di depan halaman rumah ibu saya banyak tumbuh. Tapi kalau anggrek kan tidak sembarangan ditanam. Jadi, saya harus ke pasar bunga. Saya memilih jenis anggrek yang biasa. Saya langsung bilang ke penjualnya mencari anggrek di bawah harga Rp 40.000. Akhirnya saya mendapatkan angrek dengan harga Rp 35.000. Bunganya ada beberapa meski masih kuntum. Dari perbincangan saya dengan penjualnya, beberapa hari terakhir ini banyak pembeli bunga anggrek untuk keperluan sekolah. Ya..semacam untuk mengikuti lomba-lomba kehijauan itu. Sekolah berhias instans.  "Yang..ngomel-ngomel wali murid. Terutama ibu-ibunya. Mungkin mahal ya," tutur ibu penjual bunga di Pasar S

Berwisata di Danau Buatan UMM

Gambar
Sejak lama danau buatan di depan gedung RKB Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) ada. Namun setahun terakhir, danau itu diberi fasilitas tambahan berupa sepeda air berwujud bebek. Suatu hari lalu, saat liputan di sana, pingin banget merasakan naik bebek itu. Kayaknya seru ya keliling danau buatan itu. Namun karena buru-buru harus liputan lain, akhirnya keinginan itu tidak terlaksana. Namun ketika ada liputan ujian tulis gelombang dua pada Juli 2016 lalu, keinginan itu mencuat lagi. Gara-gara melihat banyak yang baik bebek itu. Mereka adalah orangtua peserta tes. Sambil menunggu anaknya ujian, mereka menikmati sarana itu. Usai wawancara dengan Rektor UMM, kami, beberapa teman langsung ke 'dermaga'. Rasanya senang juga berkeliling. Yang mengayuh bebek itu adalah Mas Andi, petugas dan Irma.  Tambahan fasilitas di danau buatan UMM, sepeda air Lumayan terhibur wisata ringan itu. Istilah sekarang mungkin piknik ndek-ndekan, he,,he.he. Kami berencana lain hari akan ke

Orangtua Bekerja dan Dilemanya

Gambar
Bagi yang tidak memiliki pembantu atau nenek yang tinggal serumah menjadi permasalahan sendiri ketika memiliki anak. Ini terutama terjadi ketika ayah ibu sama-sama bekerja. Dan tidak mudah mempercayakan ke orang lain untuk menunggu anak kita selama kita bekerja. Barangkali itu yang bisa saya rasakan ketika ada wacana full day school dari Mendikbud baru-baru ini. Saya masih beruntung memiliki seorang ibu. Sehingga ketika saya bekerja, anak pulang sekolah ke rumah neneknya dan ada yang menemaninya. Ibu dan saya satu komplek perumahan, namun beda blok. Konsep 'menitipkan' sebenarnya sangat terpaksa. Karena sebenarnya saya ingin anak-anak pulang ke rumah usai mereka pulang sekolah agar tidak meribetkan ibu saya. Namun saya tidak tega anak-anak tinggal sendiri di rumah tanpa pengawasan. Sementara anak-anak juga takut karena tidak ada orang dewasa yang mengawasi. Sehingga diambil kesepakatan, semua saat pulang sekolah ke rumah ibu. Saya pulang kerja juga ke rumah ibu. Setelah sem

Full Day School

Gambar
Nampaknya wacana full day school dari Mendikbud Prof Dr Muhajir Effendy jadi perbincangan hangat hari ini. Wawancara dengan media saat itu di basement UMM Dome Malang, Minggu (7/8/2016) usai dia mengisi acara. Sebagai wartawan, wacana itu perlu dibahas lebih detil mengenai kesiapannya. Namun posisi sebagai ibu? Saya sedang memikirkannya. Namun belum tahap menolak atau menyetujui. Saya sedang membayangkan anak saya berada di sekolah seharian meski nanti Sabtu-Minggu libur. Hmmm...(membayangkan.........) Saya paling senang menunggui anak berkegiatan jika libur kerja Sebagai ibu pekerja, saya senang saja anak di sekolah. Tapi bagaimana anak-anak menjalani seharian di sekolah? Karena kadang anak saya saat pulang jam 13.30 WIB sampai di rumah, wajahnya sudah lelah banget. Begitu juga ketika anak saya yang di SMP datang. Mungkin ini skeptis awal. Masih perlu pembiasaan. Sebagai ortu merasa tenang karena mengetahui keberadaan anak di sekolah. Namun jika diterapkan, perlu persiapan b