Napak Tilas "Wisata" Ke Surabaya

Batal ke Banyuwangi, liburan tipis-tipis kami memutuskan ke Surabaya. Kami naik mobil, Rabu sore (26/12/2018). Jalanan padat sampai Lawang. Setelah itu landai sampai di Surabaya. Tujuan pertama adalah ke Hotel Kokoon di Jl Slompretan buat istirahat.

Tujuan wisata dadakan ke Surabaya adalah semacam napak tilas karena kami pernah lama sekali tinggal di kota ini. Karena mendadak, saya juga baru pesan hotel lewat traveloka pada 25 Desember 2018 malam.

Selain menginap semalam, kami melihat sekolah-sekolah adik-adik dulu hingga ke bekas perumahan Telkom di Sawahan. Masuk Jalan Tidar, terkesan sesak. Mungkin banyak kendaraan parkir di kanan kiri jalan. Terasa lebih sumpek.

Tak banyak yang berubah pada bangunan-bangunan lainnya di jalan ini. Sampai kemudian masuk ke Sawahan. Warung di pojok terminal lin E masih ada. Tapi hanya ada beberapa angkot. Namun sudah tidak ada angkot lin T (Sawahan-Joyoboyo) warna cokelat susu.

Dari sana, kami melihat apartemen Gunawangsa Tidar menjulang depan Polsek Sawahan. Dulu di depan apartemen itu sepertinya tempat kos-kosan. Sawahan tempatnya agak landai. Kalau hujan, dulu menggenang airnya.

Bahkan masuk hingga perumahan Telkom. Namun di rumah dinas ayah hanya menggenangi halaman karena rumahnya dibuat lebih tinggi. Kalau kemarau, dulu air PDAM sering mengalir kecil.

Ayah menampungnya di bak belakang. Kalau perlu tinggal ditarik pompa atau mandi di sekitar bak. Mandi di luar aman kok. Temboknya tinggi, wkwkw.  Selaib itu, keluarga kami dulu rutin beli air bersih yang lewat depan rumah. Air itu mengisi dua bak kamar mandi dan ember-ember dalam kamar mandi.

Dari rumah dinas ini, saya mengenal septic tank. Karena rumah di Malang dulu gak ada tapi mengalir ke sungai di belakang rumah. "Yah..sudah gak ada bekasnya," guman ibu saya. Bahkan rumah Bu Made, tetangga sebelah kiri rumah yang bukan warga komplek sudah tidak ada.

Padahal rumahnya lumayan bagus. Saya selintas melihat bangunan bertuliskan MNS Securities dan tersambungan bangunan apartemen yang menjulang tinggi. Dari tol Dupak, apartemen itu bisa terlihat menjulang. Yah..sekarang tinggal itu saja kenangan rumahnya. Kalau sekolah-sekolah relatif tetap. Sylvianita Widyawati

Komentar

  1. Kenapa disana tidak ada cerita anak anak nya bunda wkwkw đŸ€ŁđŸ€ŁđŸ€Ł

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini