Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Incip2 Jadah, Tahu-Tempe Bacem

Gambar
Kalau ke Jogja, jangan lupa incip-incip jadah, tahu dan tempe bacem. Pilihan saya ke penjual makanan itu yaitu Mbah Carik di kawasan Kaliurang. Meski harus antre, namun tak begitu lama. Untuk pembeliannya, sudah ada panduan paket dan harganya. Jadi pembeli tinggal menyebut paketnya dan membayarnya. Saat saya membeli disana, jadah ketannya masih anget dan punel. Pekerja warung itu bekerja keras membuat bentukan  jadah sebelum dijual. Sedang tahu dan tempe bacemnya dimasukkan di wadah besar. Semua juga masih anget. Bikin ngeces aja. Kalau melihat penampakannya, ibu-ibu pasti rela membeli banyak, hehehe. Untuk cara makannya, terserah sih. Kalau saya, biasanya makan jadahnya dulu. Setelah itu bisa memilih tahu atau tempe bacemnya. Dari banyak penjual tempe tahu bacem di Jogja, saya paling cocok taste di Mbak Carik. Makanannya fresh. Hal itu memungkinkan karena sirkulasi pembelinya banyak. Salam. Sylvianita widyawati

Wisata Mural di Jogja City Mall

Gambar
Karena lokasi hotel saya menginap terkoneksi dengan Jogja City Mall, saya dan anak-anak mainnya ya kesana. Jumat sore (30/6/2017) kami main kesana lagi sekalian mencari makanan. Di lantai paling atas, kami menemukan gambar-gambar mural. Itu tak sengaja kami ketahui ketika kami akan ke mushola mall di lantai atas. "Yuk..nanti kesana. Gambar muralnya bagus-bagus," ajak saya ke anak-anak. Mereka menyatakan oke. Lokasi wisata mural itu adalah areal kosong. Jadi daripada terkesan melompong, keren juga diberi mural. Tema gambarnya ya tentang JCM. Muralnya kerenlah. Saya jadi ingat mural studio di Malang Town Square ( Matos). Setelah ditinggalkan Studio 21, tempatnya jadi kosong. Jadi biar tak hanya tembok biasa, areanya diberi mural. Di JCM, dindingnya lebih tinggi dibanding di matos. Lantai keramiknya bersih. Habis berfoto-foto, kita duduk lesehan dan Rahma berbaring juga nyaman saja. Banyak pengunjung yang memanfaatkan  tempat itu untuk berfoto selfie. Jalan-jalan di mall ya g

Ke Museum Gunung Merapi

Gambar
Tadi siang, Kamis (29/6/2017), jalan-jalan bersama keponakan dan adik ipar. Awalnya pingin beli jadah, tahu tempe bacem di kawasan Kaliurang. Namun sebelum itu, kami ke Dusen Pulesari, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Suami saya ingin ketemu teman SMP nya sebentar. Setelah pertemuan itu, kami jalan-jalan lagi. Mobil malah mengarah ke Museum Gunung Merapi (MGM) di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Kami pernah ke sini dulu beberapa tahun lalu saat anak-anak masih agak kecil. Ketika datang ke sini lagi, menurut saya suasananya sangat hidup. Banyak wisatawan kesana. Di samping pintu masuk ada band lagu nostalgia. Kami kemudian membeli tiket masuk harga Rp 5000 per orang. Di dalam museum, sudah banyak yang datang. Hampir setiap sudut ada pengunjungnya. Termasuk saat sudut Merapi meletus pada 2010. Di sudut iti ada contoh rumah yangvkena debu gunung, kursi meja dan peralatan dll.  Kalau ke tempat ini, saking asyiknya, kita jadi mendapat banyak informasi mengenai gunung berapi. Terserah

Jalan-Jalan Ke Malioboro

Gambar
Meski jalan menuju ke Malioboro Jogjakarta selalu macet, setiap ke kota ini, saya menyempatkan kesana. Seperti yang saya laksanakan pada Rabu (28/6/2017). Dari Terminal Jombor Sleman, saya menumpang bus Trans Jogja. Niat saya sebenarnya pingin menjajal busnya yang baru. Yang warna biru itu. Namun sayangnya saat itu saya mendapatkan bus 2A yang lama. Tapi gak papalah. Kondisinya masih oke dan AC nya masih dingin. Harga tiket per orang Rp 3500. Perjalanan awalnya lancar saja sampai kemudian mendekati jalan Malioboro agak macet. Kami kemudian memutuskan turun di halte depan hotel Grand Inna Garuda di Jl Malioboro. Oh ya, hotel itu ternyata sudah berubah. Namanya Grand Inna Malioboro. Setelah turun dari bus, kami jalan kaki ke Malioboro Mall. Tujuannya makan siang. Anak-anak sudah mulai lapar ternyata. Kami langsung ke  food court saja. Kami punya tempat favorit. Yang mengasikkan di tempat itu adalah kami bisa melihat langsung kokinya memasak. Bau masakannya semerbak dan bikin kita tamb

Makan Gudeg di Pasar Desa

Gambar
Kegiatan pagi ini, Kamis (28/6/2017) diawali jalan-jalan ke pasar desa Ngemplak,  Kabupaten Sleman. Lokasinya dari rumah mertua saya kurang dari 2 Km. Segar sekali hawanya. Bahkan mata masih menangkap kabut di perjalanan. Tujuan awalnya mencari bubur sayur. Ternyata penjualnya tidak berjualan karena ibunya meninggal dunia. "Itu rumahnya yang sedang ramai didatangi warga," kata penjual di pasar sambil menunjukkan rumah di samping pasar. Akhirnya rencana makan di pasar berubah. Saya memilih makan nasi gudeg dengan tahu bacem di pasar. Makannya tidak di piring. Tapi dipincuk dengan kertas makan. Saya kemudian diberi sendok. Suami saya ikut nimbrung makan nasi ayam kare. Anak-anak tidak mau makan. Mereka memilih makan pentol bakso. Setelah itu, kami meninggalkan pasar dan meneruskan jalan-jalan sekitar desa. Padahal di pasar itu juga ada penjual sate dan makanan lainnya. Tapi anak-anak kurang selera. Saya ke pasar ini sudah dua kali. Saat kesana, hampir 3/4 pedagang masih lib

Nasi Goreng Magelangan

Gambar
Setelah mengunjungi bulek saya yang sakit di RS Aisyiah Muntilan, Kabupaten Magelang, Rabu sore (27/6/2017), kami mampir ke warung mie Pak So. Lokasinya di selatan Pasar Tempel, Kabupaten Sleman. Tepatnya di depan eks Stasiun Tempel. Warungnya ramai banget. Yang bikin ngeper adalah antrean pembelinya banyak yang bawa mobil. Ngeper di sini artinya jadi males. Maklum, sudah lapar banget setelah melewati perjalanan 25 Km lewat jalan-jalan kampung karena jalan raya Magelang padat banget. Kami antri menunggu pesanan 30 pembeli sebelumnya. Jadi, kami duduk di lantai dua memesan minum dulu. Saat Lebaran, tak banyak banyak warung atau depot tidak buka. Karena itu kami rela antre. Awalnya saya ingin pesan bihun goreng. Ternyata keponakan dan adik-adik ipar saya pesan nasi goreng Magelangan. Apa sih Magelangan itu? Saya melihat di papan menu yang dipasang di tembok memang ada. Ternyata Magelangan adalah sejenis nasi goreng campur. Kalau di Kota Malang, kami menyebutnya nasi goreng mawut. Yait

Liburan Lebaran ke Jogja

Gambar
Malam ini saya dan dua anak saya berangkat ke Jogjakarta. Kami menumpang KA Malioboro Ekspres. Kereta akan berangkat pukul 20.15 WIB. Namun saat kami sampai di Stasiun Kota Malang, kereta apinya sudah siaga di jalur satu. Jadi, setelah boarding, kami langsung menuju kereta api. Kami naik kelas ekonomi AC. Segera kami mencari gerbongnya dan menata barang di bagasi atas. Penumpang belum penuh sih. Mungkin akan terisi ketika berhenti di sejumlah stasiun KA yang dilewati kereta ini. AC kereta dingin banget. Apalagi Malang juga habis hujan. Rencana awal saya hanya memakai sendal berubah karena khawatir kedinginan di kereta. Saya memutuskan memakai sepatu kets dan berkaos kaki. Jaket dan slayer tak lupa saya bawa. Ini berkat pengalaman beberapa kali naik KA ini malam hari. Jadi, saya tahu apa yang perlu disiapkan. Saya menyebut perjalanan ini seperti liburan lebaran. Untuk bilang mudik juga malu. Sebab kampung halaman saya di Malang. Ke Jogja adalah kampung suami saya. Meski bukan "k

Lebaran di Malang

Gambar
Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin buat teman-teman semua. Lebaran hari ini, saya dan dua anak saya menikmati di Malang saja. Besok baru ke rumah mertua saya di Sleman. Hari ini rasanya ada yang kurang karena saya tidak ikut sholat Ied di masjid dekat rumah. Jadi, saya hanya di rumah setelah anak-anak, adik ipar dan adik bungsu saya ke masjid. Saya membersihkan rumah dan mempersiapkan sarapan. Sehingga, saat mereka kembali dari masjid segera sarapan. Saya tidak masak khusus. Hanya ada telur dadar, kare ayam dan sambal goreng manisa dan teh manis hangat. Masakan itu sudah saya masak kemarin. Jadi tinggal menghangatkan saja. Saya juga masih bisa mencuci baju agar tak menumpuk di keranjang. Yang saya rasakan adalah melakukan pekerjaan yang menyenangkan karena tidak diburu-buru waktu. Lebih nyaman lagi karena tidak diburu-buru berita, hehehe. Jadi, saya menikmati kegiatan cuti. Apapun saya kerjakan. Saya juga bikin kue kering sendiri meski hanya bikin nastar dan kastangel. Namun

Merindukan Khong Guan

Gambar
Saat kecil dulu, kalau Lebaran, di rumah pasti ada Khong Guan Biscuits. Dulu ada kue itu serasa sudah "wah". Sebab banyak pilihan model dan rasanya. Namun dalam perkembangan waktu, biskuit ini sudah jarang dibeli. Hal ini karena kue kering makin banyak pilihan. Dampaknya, akhirnya males beli kue kering kalengan. Yang sering jadi guyonan malah Khong Guan KW. Artinya wadahnya memakai kalengnya, tapi isinya bukan biskuit. Bisa krupuk, keripik tempe atau kue kering lain, heheheh. Entah mengapa beberapa hari lalu saya malah merindukan biskuit itu. Namun mau beli males karena khawatir di rumah gak ada teman nyemil. Bahkan anak saya juga tidak tahu jika biskuit itu sangat terkenal. "Lho Bu, biskuit itu sudah lama ada ta?" tanya anak saya. Saya jelaskan jika sudah puluhan tahun ada. "Pas ibu kecil aja sudah ada. Kalau sekarang masih ada berarti kan masih eksis. Setidaknya masih ada pasar untuk biskuit itu," terang saya ke anak-anak. Mereka mengangguk-angguk. Pa

Tumis Daging, Buncis dan Tofu

Gambar
Datangnya puasa bikin saya rajin memasak untuk buka dan sahur. Untungnya anak-anak suka masak yang simple seperti tumis. Seperti sahur ini, saya membuat tumis buncis manis dan daging serta menggoreng tofu. Cara masaknya gampang. Tofu dipotong-potong dan digoreng. Setelah selesai tata di piring. Berikutnya memasak buncis manis dan potongan daging yang saya beli usai pulang kerja di Hero Supermarket Sawojajar. Bumbunya hanya potongan bawang bombai, tomat, royco, lada dan gula dikit. Dagingnya saya potong-potong dulu biar gampang makannya. Setelah bumbu siap, saya masukkan ke wajan. Berikutnya saya masukkan buncis dan daging. Masaknya gak lama. Oh ya, tidak perlu ditambahi air ya. Karena buncis akan agak layu jika dimasak. Setelah matang, saya tuangkan diatas potongan tofu di piring. Kesannya jadi topping. Setelah itu, dimakan dengan nasi hangat. Minumnya, jangan lupa teh manis hangat juga. Gampang kan? Oh ya, kalau tidak mau buncis, bisa juga dikreasi dengan jamur enoki. Malah enak b

Deg-degan Menunggu NUN

Gambar
Tanggal 2 Juni 2017 merupakan momen paling ditunggu siswa SMP. Sebab hari itu adalah pengumuman kelulusan SMP. Tak hanya siswanya yang deg-degan, juga walimurid seperti saya. Rasanya menuju tanggal 2 Juni seperti menghitung hari. Sampai akhirnya datang hari itu. Saya duduk di aula bersama ibu-ibu lainnya. Saya menyapa dua ibu di kanan kiri saya. "Aduh..hari ini saya tidak bisa mikir. Nilai NUN anak saya berapa," cerita ibu itu. Saya menimpali dengan jawaban sama bu rasanta. Ibu sebelah kiri saya juga merasakan hal yang sama. "Rasanya mules," kata ibu itu. Saya juga merasakan hal yang sama. Solusinya adalah saya akan menerima berapapun nilai anak saya. Dan saya berdoa agar dengan nilai berapapun tetap bersemangat sekolah dan meraih cita-citanya. Ya, saya bisa menerima kalau NUN dia akhirnya rata-rata. Saya sadar diri tidak maksimal membantu belajarnya karena saat pulang ke rumah, saya juga masih harus menyelesaikan sisa pekerjaan kantor dan rumah. Semua harus saya