Makan Gudeg di Pasar Desa

Kegiatan pagi ini, Kamis (28/6/2017) diawali jalan-jalan ke pasar desa Ngemplak,  Kabupaten Sleman. Lokasinya dari rumah mertua saya kurang dari 2 Km. Segar sekali hawanya. Bahkan mata masih menangkap kabut di perjalanan.

Tujuan awalnya mencari bubur sayur. Ternyata penjualnya tidak berjualan karena ibunya meninggal dunia. "Itu rumahnya yang sedang ramai didatangi warga," kata penjual di pasar sambil menunjukkan rumah di samping pasar.

Akhirnya rencana makan di pasar berubah. Saya memilih makan nasi gudeg dengan tahu bacem di pasar. Makannya tidak di piring. Tapi dipincuk dengan kertas makan. Saya kemudian diberi sendok.

Suami saya ikut nimbrung makan nasi ayam kare. Anak-anak tidak mau makan. Mereka memilih makan pentol bakso. Setelah itu, kami meninggalkan pasar dan meneruskan jalan-jalan sekitar desa.

Padahal di pasar itu juga ada penjual sate dan makanan lainnya. Tapi anak-anak kurang selera. Saya ke pasar ini sudah dua kali. Saat kesana, hampir 3/4 pedagang masih libur lebaran. Namun 1/3 pedagang sudah ada dan lengkap. Ada yang jual daging ayam, sayuran, jual makanan, jual kudapan hingga salahk pondoh.

Kalau di Malang, saya dan suami sering makan di pasar sehabis mengantar anak sekolah. Biasanya kami sarapan mie atau bakso di Pasar Lesanpuro pada Sabtu atau Minggu. Sebenarnya bisa saja makan di rumah. Namun kadang kala kita juga butuh suasana beda meski hanya makan di pasar. Sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini