Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Gurihnya Bisnis Gathot Instans Pagak

Gambar
Menjemur gathot instans KUDAPAN tradisional gathot yang terbuat dari gaplek tentu sudah akrab dengan kita. Biasanya jenis camilan ini didapatkan di pasar tradisional yang dijual oleh penjual kue campur. Selain gathot, gandengan yang dijual adalah tiwul. Rasanya sedap apalagi jika sudah dicampur dengan parutan kelapa muda dan dinikmati pagi hari. Hmmm … Tapi Ny Supiani, warga RT 18/RW 5, Dusun/Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang menggarap gathot ini untuk dikemas instans. Dimana instans karena gathot sudah dikeringkan. Penjual mengemasnya dalam kemasan plastik dengan berat 4,5 ons. Sehingga penggemar makanan ini tidak harus berburu ke pasar tradisional yang terbatas waktunya. Dengan dikemas instans, maka pembeli pun bisa menyimpan di rumah. Sewaktu-waktu ingin menikmati makanan ini, bisa menyajikan sendiri di rumahnya.   “Saya memulai sejak 1999,” jelas Supiani ditemui di rumahnya baru-baru ini. Jika kita membeli di pasar tradisional dan tinggal menikmatinya saja, te

SembilanTahun ‘Dikerangkeng’ Ibunya

Gambar
Fakih dan ibunya, Nusrotul Ulwiyah, Kepala Puskesmas Wajak   Nusrotul Ulwiyah (44), warga Jl Dr Sutomo RT 7/RW 3, Desa Codo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang tidak menyangka anak pertamanya M Ali Fakih Hasyim (17) dari empat bersaudara harus mengalami gangguan pertumbuhan. Usia remaja yang produktif akhirnya hanya dihabiskan dalam ruangan yang mirip ‘kerangkeng’ selama ibunya mencari nafkah di Pasar Wajak mulai pukul 05.00-17.00 WIB. Terpaksa Fakih ‘dikerangkeng’ oleh ibunya karena jika dilepas, laki-laki yang tubuhnya seperti anak usia 10 tahun ini sering mengganggu orang. Tenaganya juga dirasa sangat luar biasa. Bentuk ‘kerangkeng’ Fakih hanyalah sebuah ruangan berukuran 1,5 meter kali dua meter yang berada di sebelah kiri rumah induk. Awalnya karena tiada biaya, tempat hunian Fakih masih terbuat dari anyaman bambu. Tapi karena sering dipukul-pukul, maka gedheg -nya sering jebol. Bahkan ia bisa menggaruk-garuk tanah dengan tangannya sehingga bisa membuat lubang dibawah anyaman ba

Tempe Kepanjen

Gambar
Membersihkan kedelai di Kali Molek, Kec Kepanjen, Kab Malang  PALING senang jika makan tempe goreng atau tempe penyet. Ketika harga kedelai melejit, kemarin aku bersama fotografer mampir ke Kali Molek, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Di sana ternyata banyak aktivitas para kuli yang membersihkan kedelai usai digiling. Mereka menggunakan air Kali Molek untuk membersihkan kedelai yang sudah terpisah dari kulitnya itu. Ih..aku melihatnya langsung ilfil. Apalagi di aliran atas aku lihat aktivitas warga mencuci baju di sungai itu. Mereka tentunya menggunakan bahan kimia, yaitu sabun untuk mencuci baju itu. Tapi yang aku lihat, para kuli itu cuek saja mencuci di sungai itu. Sebab bisa dibayangkan jika memakai air ledeng di rumah, untuk membersihkan kedelai dari kulitnya butuh banyak air dan makan biaya. Tapi jika memakai air sungai mengalir, mereka tidak mengeluarkan biaya lagi untuk membayar air. Hanya membayar kuli Rp 10.000 dan penggilingan kedelai Rp 1000 per sak-nya. Sedang kul

Merasakan Rafting

Gambar
Rafting di Kali Kromong, Kec Pacet, Kab Mojokerto (3/2/2012) KAPOK! Hanya kalimat ini yang bisa aku ucapkan setelah merasakan rafting di Kali Kromong, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada 3 Februari 2011 lalu. Aku tidak sendirian merasakan ini. Hampir seluruh temanku yang ikut kegiatan outbond yang digagas oleh perusahaanku, Harian Surya (PT Antar Surya Media) mengeluarkan komentar ini. Keberanian muncul karena aku tidak pernah mengikuti rafting. Sejak dulu aku ingin sekali ikut rafting tak pernah kesampaian. Pernah merencanakan ke Kasembon. Di sana ada Kasembon Rafting. Sudah siap mental, tapi waktunya bersama teman-teman sering tidak klop. Sebab setiap hari kita sudah capek mengerjakan tugas mencari berita. Karena itu, ketika ada outbond dengan kegiatan rafting, aku semangat. Kegiatan rafting dimulai ketika Pak Sujarwanto, Sekretaris Redaksi Harian Surya mendata peserta dimulai dari orang-orang yang gemuk, Aku pun angkat jari pertama. "Woi, kamu nggak gemuk,"