Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Rawon Yahud Hotel Bidakara

Gambar
Selama dua hari di Surabaya, kami menginap di Hotel Bidakara. Hotelnya tak asing lagi buat saya. Namun baru ini menginap disana. Saya mendapat kamar di tower lama. Jadi furniturenya juga lama. Tapi kamar mandinya baru direnovasi. Sehingga keramiknya masih bersih. Menu sarapan pagi idola saya adalah rawon yahudnya. Kuahnya uaenak banget. Dagingnya empuk. Dipadu nasi hangat, sudah mak nyus buat saya. Apalagi jika saya padu dengan sambal mattah. Awalnya gak sengaja mengambilnya. Setelah mencoba mengombinasikan kok enak. Minumnya, sari buah semangka😙😙😙. Ya begitulah. Sarapan itu saja cukup. Eh..tambah buah potong. Saya ambil semangka dua biji, pepaya dua biji dan melon lokal dua biji. Sudah kenyang. Sarapan hari kedua juga begitu. Nasi daging rawon lagi. Enak banget dan gagal move on. Sayangnya gak ada lagi sambal mattah. Tapi sambal terasi saja. Minumnya sari jeruk plus dessert potongan buah segar. Sedang anak-anak tetap aja nasi gorengđŸ€”. Mereka seperti saya, selalu setia dengan ma

Uklam-Uklam Surabaya Berbekal GoPay

Gambar
Saya nggak menyangka bekal deposit di aplikasi gojek saya bermanfaat saat berlibur di Surabaya. Biasanya di Malang hanya saya pakai untuk naik motor atau go ride. Ketika tiga hari di Surabaya, saya merasa terbantukan dengan aplikasi online itu. Pertama karena tarifnya terjangkau untuk mengantar kami bepergian. Kedua, saya juga bisa terus mengumpulkan poin. Akhirnya, kami memutuskan kemana-mana pakai go car. Sebenarnya saya tidak alergi angkutan umum seperti angkot. Namun kalau dipikir-pikir memang butuh dana besar. Sebab ada tujuan yang harus oper dua kali. Tarif angkot di Surabaya per orang Rp 5000. Atau bisa naik angkot satu kali, namun untuk ke tempat tujuan masih disambung dengan jalan kaki. Akhirnya, kami berempat sepakat kemana-mana naik go car. Saat pesan go car, kami sudah dua kali mendapat taksi Blue Bird yang bermitra dengan aplikasi online itu. Jadi, lumayan juga naik taksi murah. Yang terkesan, selama naik angkutan online, drivernya ramah. Seperti tadi pagi, Kamis (28/12/

Ketagihan Makan Bandeng di Surabaya

Selama di Surabaya, saya ketagihan makan bandeng. Tiga hari di kota ini, pilihan menu saya bandeng melulu. Awalnya dari makan malam di restoran Kebon Ijo di Tunjungan Plasa ( TP) 1. Restorannya sudah lama ada. Tapi saya baru pertama kali kesana. Gegara anak bungsu ingin burger, saya tolak. Saya langsung melirik restoran di sebelah Burger King. "Kayaknya ini aja enak," tunjuk saya ke anak-anak. Restorannya tingkat keramaiannya sedang. Namun pengunjung lumintu alias datang dan pergi. Saya gambling aja soal cita rasanya. Ternyata enak banget bandeng presto dan sambelnya. Saya makan berdua dengan Rahma, si bungsu. Anak-anak lainnya pesan ayam penyet. Saya rekomendasi deh makan bandeng prestonya. Nah, hari kedua, jalan-jalan ke Plaza Surabaya. Saya tiba-tiba aja ke restoran Mama di lantai 1. Saya pesen lagi sambel bandeng presto. Enak juga. Anak-anak pesan ayam penyet, sayur asem. Saya incip-incip sambel terasi punya anak saya juga sedep dan segar karena baru dibikin. Sayur as

Naik KA Tambahan Ekonomi Premium

Gambar
Liburan sekolah, saya dan anak-anak merencanakan ke Surabaya. Sayangnya, tiket kereta api ( KA) yang kami inginkan sudah tidak ada. Rasanya males banget jika ke Surabaya naik bus. Eh..iseng-iseng buka situs KAI pada 25 Desember 2017, ternyata ada KLB ( Kereta api Luar Biasa) atau KA tambahan untuk tgl 26 Desember 2017. Senangnya tak terkira. Meski agak ragu karena tidak ada nama KA-nya, saya reservasi online dan membayar lewat Indomaret. Alhamdullilah sudah dapat tiketnya buat ke Surabaya. Tiket per orang Rp 40.000. Namun ada diskonnya. Sehingga empat orang cukup membayar Rp 147.000. Hari H, penasaran banget dengan KA itu. Ternyata keren. Saya merasa "keturutan" naik KA itu. Perjalanan berlagsung lancar. Mata saya kadang melek, kadang tertutup karena mengantuk, wkwkwk. Kami nyampai di Stasiun KA Surabaya Gubeng sekitar pukul 12.30 WIB. Setelah itu, kami menuju penginapan beristirahat. Sylvianita widyawati

Kampung Indian Di Kediri

Gambar
Iya, ada kampung Indian di Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Jika wisata ke kawasan Gunung Kelud, maka bisa mampir ke Kampung Anggrek dan Kampung India. Ini merupakan kawasan wisata buatan. Tiket masuknya Rp 5000 per orang. Saat kesana Minggu (24/12/2017) lalu, jumlah wisatawan sangat banyak. Masuk ke lokasi ini, kita disuguhi tenda-tenda khas Indian. Biasanya, wisatawan yang datang langsung pingin foto-foto. Aksesoris Indian seperti hiasan kepala disewakan. Biaya sewanya Rp 5000 sampai Rp 15.000. Kalau hiasan kepalanya biasa, hanya Rp 5000. Untuk itu, wisatawan harus memilih dulu. Kemudian setelah mendapatkan pilihan, diserahkan ke kasir. Kita diberi kertas kecil harga sewa berikut lama mengembalian. Seperti punya saya harus dikembalikan pukul 16.00 WIB atau 30 menit setelah sewa. Kami dengan hiasan kepala itu, saya dan anak-anak berfoto. Gak sampai 10 menit, saya mengembalikan hiasan kepala itu. Teman-teman saya tawari tidak mau memakai. Padahal waktu se

Ada Kingkong Jagung Di Kampung Anggrek

Gambar
Wisata ke Kampung Anggrek di Kabupaten Kediri, Jawa Timur adalah pertama kalinya, Minggu (24/12/2017). Tak semua arealnya ada tanaman anggrek. Namun ada juga tanaman lain. Untuk tanaman peneduh ada markisa yang sedang berbuah. Ada juga kingkong jagung yang nampaknya jadi ikon. Kingkong itu tinggi sekali. Jika wisatawan foto, hanya secuil dari tingginya. Bagian atasnya diberi warna hitam. Sedang bagian lainnya tetap natural warna jagung. Anak-anak menyukainya. Malahan saat ke areal tanaman anggrek agak malas. Bisa jadi karena mereka kelelahan di jalan. Ya sudah. Tak saya paksakan mereka menikmati. Setelah sholat dhuhur, kami semua makan siang di area pujasera. Saya dll dapat nasi kotakan. Sedangkan yang lain ada yang mendapat nasi soto, bakso dll. Saat itu, area pujasera ramai banget. Pengunjung cukup banyak dari berbagai daerah. Bagi saya, tempat ini menarik buat edukasi untuk anak-anak andai tidak sesak pengunjung. Wisatawan bisa melihat dari dekat pertumbuhan nanas, markisa, pohon

Mengunjungi Kawasan Wisata Kelud

Gambar
Saat anak-anak liburan sekolah, kebetulan ada agenda wisata ke Kabupaten Kediri, Jawa Timur bersama dengan teman-teman kantor. Dari Biro Malang berangkat naik Isuzu Elf dengan jumlah 13 orang. Sedang dari kantor Surabaya memakai dua bus besar, Minggu (24/12/2017). Karyawan membawa keluarganya. Jadi jumlahnya membengkak. Dari Malang, sopir Elf mengarahkan ke arah Blitar. Sebab dipastikan jika lewat Kota Batu pasti macet. Nyampenya bisa gak jelas ke lokasi wisata. Anak-anak saya senang lewat Blitar. Sebab mereka tidak menyukai jalur Malang barat yang berkelok-kelok. Saya lebih banyak tidur di kendaraan. Alasannya masih mengantuk karena kurang tidur. Sampai kemudian kami sampai di kawasan wisata Kelud pukul 09.00 WIB. Sedang teman-teman yang lewat Surabaya belum datang. Awalnya berniat menunggu. Namun sampai pukul 10.00 WIB ternyata masih di sekitar JombangđŸ€”. Wah...Akhirnya kami memutuskan rekreasi dulu. Sebab harus ngapain lagi? Cuaca sedang cerah. Sebelum itu kami mampir warung buat

Kampung Topeng di Malang

Gambar
Suatu sore, saya, suami dan anak bungsu saya, Rahma rekreasi ringan ke Kampung Topeng di kawasan Dusun Baran, Tlogowaru, Kota Malang. Kami naik motor berboncengan. Kami masuk dari jalan perumahan dekat SMPN 10. Jalannya lurus saja. Kami melewati perumahan yang sedang dibangun. Karena tidak ada papan penunjuk jelas, kami sempat ragu. Kemudian kami mampir ke sebuah warung dan menanyakannya. Akhirnya bertemu jalan menuju Kampung Topeng. Dari jalan utama terdekat, masih turun lagi. Ternyata sebuah pemukiman tak terlalu luas. Ini adalah tempat hunian buat eks gepeng yang dibentuk oleh Kemensos. Saat datang kesana, saya bertemu dengan kelompok ibu-ibu yang menyewa angkutan kota. Setelah parkir motor, kami melihat patung topeng raksasa. Banyak yang berfoto disana. Selain topeng itu, tersebar banyak patung topeng kecil. Karena tidak ada aktifitas apa-apa, kami memutuskan pulang. Namum sebelum itu, kami mampir ke toko suvenir membeli oleh-oleh berupa gantungan kunci dan stiker. Dari sana, s

Menikmati Pemandangan Laut Madura

Gambar
Baru pertama kalinya saya ke Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Saya kesana pada Minggu, 26 November 2017 karena ada launching buku Cipo ( Citizen Reporter). Cipo adalah produk Harian Surya. Acara dilaksanakan di lantai 9 rektorat. Awalnya saya mengira tempat biasa. Sambil menunggu acara mulai, saya ke toilet. Karena antre, saya mendekati jendela. Dan ndesonya, saya takjub dengan pemandangan laut Madura. Saya panggil anak bungsu saya, Rahma. "Ma, sini. Bagus lo pemandangannya," ajak saya ke Rahma. Dia mendatangi saya. Ia menanyakan laut apa itu. Saya menjawab laut Madura. "Bagus ya..." ujar saya. Ia hanya memandang keluar. Saya malah memikirkan andai ini sebuah kamar hotel dengan view laut. Pasti mahal harganya, hahaha. Saya merasa bersyukur melihat itu. Andai saya tidak ke toilet itu, mungkin saya tidak tahu ada keindahan lautnya. Dari lantai 9, saya melihat kawasan kampus sedang berkembang. Banyak bangunan ba

Ke Bukit Jaddih Bangkalan

Gambar
Biar terlambat asal bisa melihat. Itu prinsip saat piknik ke Bukit Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (26/11/2017). Semua anggota rombongan saya belum pernah kesana. Padahal di instagram sudah ramai banget sejak setahun lalu. Jadi, setelah dari acara di Universitas Trunojoyo Madura ( UTM), kami kesana. Kira-kira butuh waktu 20 an menit. Jalan ke lokasi seperti lewat jalan kampung. Belum mulus. Tapi bus pariwisata besar bisa lewat lo berpapasan dengan mobil elf rombongan kita. Ketika sampai disana, kami ditarik biaya restribusi Rp 20.000 per mobil. Dari titik itu, masih masuk lagi. Celetukan demi celetukan terlontar dari kami tentang bukit itu. "Oh..seperti ini bukitnya," kata saya dalam hati. Sekilas memang menarik buat foto-foto. Tapi saya berpikiran lain. Saya membayangkan berapa tahun bukit yang masih aktif jadi tambang ini seperti ini. Kami tak banyak mengitari bukit karena kemudian gerimis. Apalagi kami juga tidak siap membawa payung. Ja

Kangen Permainan Masa Lalu

Gambar
Saya mendatangi sebuah acara di Candi Badut Kota Malang, Minggu (19/11/2017) tentang Hari Anak Sedunia. Namun yang menarik justru sajian acaranya berupa kegiatan permainan zaman dulu. Anak-anak bermain bersama teman-temannya dakonan, nekeran atau main kelereng, main jamuran, ular tangga dll. Pengiatnya adalah berbagai komunitas. Saya ajak anak kedua saya, Jasmine dan suami saya. Tepatnya, saya minta antar dan saya mengajak anak agar dia juga bisa tahu permainan zaman dahulu. Di satu sisi saya meliput, di sisi lain, saya juga ada rasa prihatin pada diri saya. Saya juga tidak punya banyak waktu mengajak anak-anak bermain mainan zaman dulu. Saya dulu SD karena tinggal di kampung juga beragam mainannya. Seperti tekongan, bektor pakai batu, sprentoan atau main tali dll. Saya juga dulu mainan masak-masakan. Barangnya bukan dari mainan plastik. Namun dari tanah liat. Saya ingat penjualnya bapak tua. Jika jualan, ia berhenti dekat rumah nenek saya. Perlengkapan rumah tangga mini ada. Sepert

Ke Surabaya Lagi

Gambar
Sudah lama nggak ke Surabaya. Dua pekan lalu, kami memutuskan kesana. Awalnya kangen naik kereta api dan menginap semalam disana. Karena dua anak saya pada Hari Sabtu masih ada kegiatan di sekolah, kami berangkat naik KA Bima. Jadi si sulung usai pulang sekolah siang masih bisa ikut. Hari itu sangat sibuk. Karena akan pergi, saya seperti kerja rodi di rumah, heheheh. Waz wuz..biar cepat selesai. Sebelum ke Surabaya, saya harus ke SDN Oro-Oro Dowo, tempat sekolah saya dulu untuk menyerahkan bantuan ke sekolah. Terkumpul Rp 2 juta. Setelah selesai, saya balik ke rumah untuk persiapan berangkat. Daripada beli makanan di kereta, saya bawa bekal buat anak-anak. Keretanya berangkat pukul 14.25 WIB. Deg-degan banget saat itu. Jalanan macet saat keluar Sawojajar menuju stasiun. Akhirnya sampai kira2 kurang 10 menit berangkat. Lega... Sampai di kereta 3, ternyata tempat kami ada yang menempati. Orang asing dari China. Awalnya saya pakai Bahasa Indonesia. Kok diam saja. Terus saya pakai Bahas

Incip-Incip Korean Food

Gambar
Beberapa hari lalu, saya dan anak-anak mendatangi restoran Korean Food di Malang  sebagai hadiah ulang tahun si sulung. Karena sudah janji, saya pun mau kesana. Si sulung ingin merasakan barbeque dan menu lainnya. Saya pilih yang yang ada nasinya. Menu masakan yang keluar dulu adalah barbeque berupa daging sapi tipis. Seorang pelayan membantu kami memanggangnya. Setelah masak, daging itu dipotong dengan gunting. Dari set menu itu ada beberapa jenis makanan. Termasuk salad. Anak kedua saya memilih steak ayam dengan alasan tidak berani mencoba. Anak ketiga memilih minuman karena ingin mencoba makanan dua kakaknya. Saya memilih menu lain. Harganya agak murah dikit. Uniknya makanan dimasukkan di kotak makanan. Setelah saya buka, ya mirip-mirip pecel, hehhe. Ndeso ya? Ada sayuran. Ada telur ceplok dll dengan saos. Sambil makan, pikiran saya melayang ke menu Indonesia. Seperti nasi pecel di pasar atau nasi goreng mawut dekat rumah. Mungkin karena saya gak cocok dengan menu itu. Sedang Sa

Jembatan Kaca Di Kampung Warna Warni Jodipan

Gambar
Kamis (5/10/2017), ada waktu break sedikit. Dari obrolan ringan dengan Mbak Ira di sebuah warung depan kantor, kami kemudian main ke Kampung Warna Warni Jodipan ( KWJ) Kota Malang. Tujuan kami adalah melihat jembatan kaca. Jembatan kaca? Wah... Eits..belum jadi lo. Masih penyelesaian akhir. Tapi jembatan sudah jadi dan saat kami kesana, sedang dicat tangganya, rumah-rumah warga dll. Cat tangganya nanti warna ungu. Ada banyak warna sih di jembatan itu. Untuk sampai kesana, perlu naik tangga empat kali. Bikin ngos-ngosan deh. Namun karena masih belum selesai, saya cuma lihat aja jembatannya. Kira-kira, ketinggiannya mungkin delapan meter dari sungai. Jembatan itu menghubungkan kampung KWW dengan Kampung Tridi sebelahnya. Namun hanya bisa dilintasi pejalan kaki aja. Kaca di jembatan itu tidak full. Namun masih ada besinya. Saya yakin nanti pejalan kaki pasti memilih lewat pinggir daripada melintasi kacanya. Ngerilah...apalagi dibawah lihat sungai. Sambil menunggu Mbak Ira ngobrol, say

Yuk..Wisata Ke Museum Panji di Tumpang

Gambar
Sudah lama saya ingin ke Museum Panji di Desa Slamet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Mumpung ada yang nganter, kami bersepeda ke desa itu. Selain ke museum, anak-anak bisa berenang juga, Minggu (24/9/2017). Dari rumah ke lokasi, saat berangkat kira-kira butuh waktu 30 menit. Sebab harus mampir ke toko membeli sesuatu. Namun pulangnya ternyata butuh waktu 20 menit untuk sampai Sawojajar. Dari rumah, anak-anak sudah membawa bekal pakaian renang. Sampai di lokasi, kami membeli tiket. Harganya untuk orang dewasa Rp 25.000. Sedang anak-anak Rp 20.000.  Selamat Datang di Musem Panji  "Untuk berenang termasuk harga tiket ini, Bu. Kalau ke museum dulu, silahkan. Jalannya itu," jelas petugas perempuan. Begitu masuk areanya, saya langsung jatuh hati. Rasanya senang ada di desa. Apalagi saat itu cuaca tidak terik. Kami melangkah ke jalan masuk museum.  "Ayo..lihat di dalam dulu. Renangnya nanti ya..," kataku ke Jasmine dan Rahma. Di awal masuk, kami banyak

Rp 200, Berenang Sepuasnya di Tarekot

Gambar
Taman Rekreasi Kota ( Tarekot) Malang ada di belakang balaikota. Jika buat tempat liburan tipis-tipis asik juga. Andalanya adalah kolam renang. Ada kolam renang dewasa dan anak-anak. Bayarnya murah. Cukup Rp 200 bisa berenang sepuasnya. Uang Rp 200 itu untuk asuransi. Karena tiket masuknya gratis. Tarekot dikelola Pemkot Malang. Saat saya kesana beberapa hari lalu, beberapa ibu terlihat berenang. Kalau hari biasa, kolam tenang itu tidak terlalu ramai. Namun kalau Minggu atau hari libur mungkin ramai. Dari kolam renang, bisa melihat pemandangan rumah warga. Kalau bosen disana, bisa lihat kelelawar siang hari. Saya melihatnya satu di kandang. "Kalau gak kesini, kita gak bisa melihat kelelawar siang hari," cetusku pada pengunjung yang ada di sebelah saya. Ia mengiyakan. Apa lagi ya? Ada mainan anak-anak lainnya. Kalau membawa anak dibawah usia 10 tahun ke tarekot mungkin masih oke. Tapi kalau lebih dari 10 tahun, mungkin bete berat. Karena tidak ada permainan menarik lagi. At

Gojeker

Gambar
Saya dan dua anak saya konsumen gojek, sebuah aplikasi angkutan online. Kehadirannya sangat membantu anak-anak berangkat sekolah dan pekerjaan saya jika butuh waktu cepat. Anak-anak masuk sekolah jam 06.30 WIB. Jika naik angkutan kota bisa. Namun mungkin harus berangkat pagi sekali ke sekolah. Minimal harus memberi waktu satu jam sebelum jam masuk. Karena tidak ada yang mengantar pagi, saya memutuskan agar anak saya memakai gojek. Sehingga bisa berangkat pukul 06.00 WIB. Jadi, berangkat tidak dalam kondisi buru-buru. Kalau begini, berangkat sekolah juga tidak spaneng. Kloter pertama, si mbarep berangkat. Dengan aplikasi di HP nya, ia biasanya transaksi sendiri. Dengan go pay, juga lebih murah. Saking seringnya, ia jadi hafal  driver yang mengantar. Kadang driver yang pernah mengantar kakaknya, pernah juga mengantar adiknya. Anak saya nomer dua juga memakai jasa gojek jika ke sekolah. Setiap hari Rp 3000 untuk berangkat sekolah. Ke lokasi sekolahnya memang ada ojek konvensional. Namu

De Klompen

Gambar
Klompen adalah alas kaki dari kayu. Kisah pencarian klompen dimulai pada Selasa malam (12/9/2017). Jasmine, anak kedua saya tiba-tiba bilang jika ia dapat tugas mencari klompen buat prakarya besok. Sambil mengerjakan tugas lain, saya bingung juga harus mencari kemana. "Lha...tuku nangdi wis bengi ngene? Kok gak pas sore tadi atau pulang sekolah kamu nyarinya," tanyaku ke Jasmine. Dia beralasan lupa. Pulang sekolah sekitar 15.30 WIB tadi, dia langsung makan. Kemudian istirahat dan membuka laptop saya. Setelah agak malam baru ingat tugasnya. Akhirnya, kami mencari ke kampung sebelah. Ketemu toko yang antara lain menjual klompen. Tapi kondisinya sudah jelek. Saya memutuskan tidak beli karena sudah sudah tidak sepasang. Gak layak jualah. Akhirnya diberitahu oleh seseorang di dekat toko itu. Saya disarankan mencari di toko lain. Tokonya ada, tapi tutup. Kemudian jalan lagi, gak ketemu. Akhirnya saya malah kepingin beli sate. Eh..pas duduk nunggu sate dipanggang, ternyata ada to

Anak-Anak Pulang Sore

Gambar
Ini pengalaman baru saya menghadapi anak-anak yang pulang sore sekolah. Yang terbaru adalah si bungsu. Minggu ini sekolahnya melaksanakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Jadi, ia pulang jam 15.00 WIB. Kakaknya yang SMP juga pulang sore jam 15.00 WIB. Begitu juga yang SMK. Karena perubahan pola ini, saya lebih banyak mempersiapkan masak menjelang anak pulang sekolah. Mereka senang jika nasi dan lauknya baru. Memang agak repot sih bagi saya yang juga bekerja. Jika bisa beres sebelum jam 14.00 WIB, saya bisa segera memasak. Kalau ngepres, saya minta tolong gojek pesan go food. Namun saya usahakan saya siapkan sendiri. Untuk bekal sekolah, hanya si bungsu yang minta. Kakaknya sudah malas bawa karena tasnya berat. Mereka memilih makan di sekolah. Sedang untuk sarapan pagi, mereka tidak bisa makan nasi. Jadi saya siapkan teh hangat dan kue. Karena pulang sore, anak-anak langsung ke rumah. Jika dulu, mereka pulang ke rumah ibu saya sebelum saya datang. Dengan kondisi ini, ibu saya ja

Mencoba Smoothie Alpukat

Gambar
Akhirnya mampir ke kedai smoothie di lantai 1 Giant Ekspres Sawojajar, Sabtu (9/9/2017). Sebenarnya sudah kepo lama pingin ke sini. Saya pesan smoothie alpukat. Harganya Rp 18.000 per porsi dan jus sirsak. Wah...sajiannya menarik dengan topingnya. Ada potongan pisang, kismis, strawberi dan kacang. Karena cantik, awalnya saya agak eman memakannya. Isinya cukup banyak. Saya makan dengan Rahma. "Hmm...enak ya, Bu," komentar Rahma setelah mencicipi itu. Anak saya lain, Jasmine pingin juga. Jadi dia minum jus sirsak, incip2 smoothie dan masih makan kentang aichiro itu. Suami saya juga saya cicipi. Karena itu, cepat habis. Akhirnya saya pesan lagi. Setelah selesai, kami jalan-jalan ke Terra Zone. Anak-anak ingin bermain di sana. Saya juga bisa karaoke murah dengan menggesek kartu anak saya. Lumayan nyanyi dua lagu, hehehe. Tak disangka, disana ketemu Pak Dwi. Dia dulu anggota DPRD Kabupaten Malang. Sekarang bekerja dI PD Jasa Yasa. Saya bersalaman dengan istrinya yang merupakan

Cerita Hari Ini

Gambar
Selasa, 8 Agustus 2017 Pagi hari: Sasa  : Bu, bangun. Aku sudah mandi lho Aku    : Jam berapa sih? Sasa   : Jam 04.45 WIB Aku     : Awakku kesel kabeh. Sik 5 menit.. Berikutnya percakapan sarapannya apa? Aku jawab..ini. Teh manis juga ada. Kemudian si bungsu Rahma bangun dan pergi mandi. "Aku mau bekal nasi goreng dan ayam," pinta Rahma. Aku jawab oke meski bumbu nasgor tinggal dikit. Jasmine: Ibu..ibu. Bukno pagere.. ( dia tidur di rumah embahnya) Aku : sik...sik.. Jasmine masuk rumah. Duduk di sofa. Ambil HP dan ngecek2. Aku  : gak mandi se? Jasmine: sek bu.. (Agak santai karena SMPnya dekat rumah) Aku : Sa..sasa..lho nang endi arek iki Rahma : turu maneh Bu. Sediluk. Aku : oh  (jadi ingat aku kelakuanku sendiri saat SMP. Bangun pagi, sholat subuh, belajar lagi. Jam 05.30 WIB ngantuk lagi. Tidur sampai jam 6.30 WIB. Aku mandi dll 15 menit. Jam 06.45 WIB berangkat sekolah agak lari2. Teman2 sudah baris, aku masuk gerbang sekolah. Guruku nyidir2. Duh, omahe c

Family Gathering di Finna Golf Prigen

Gambar
Sabtu lalu (29/7/2017), sekeluarga mengikuti family gathering perusahan suami di Finna Golf and Country Club di Prigen, Kabupaten Pasuruan. Ketika mendapat informasi bahwa tempat rekreasinya disana, wah..aku jadi baper. "Aku sudah pernah kesana dulu. Mungkin 20 tahun lalu," ujarku kepada suami. Aku menceritakan pernah bersama teman-teman media diundang menginap kesana. Aku lupa ada acara apa. Jadi ketika kembali menginap disana, ya senang aja meski jadi kurang surprisenya. "Tapi sekarang kan beda, Bu. Ibu ke Finna ama anak-anaknya," ujar Sasa, si sulung. Iya sih. Malah aku jadi bisa guide, wkwkwkwk. Contohnya, suamiku tidak tahu lokasinya, aku jadi bisa jadi penunjuk. Dari Malang, kami menumpang mobil sewaan yang didapatkan dari aplikasi online. Tak banyak yang berubah sih di sana. Kami datang agak sore karena masih harua rapat di sekolah Jasmine di SMP-nya. Kami mendapat tempat menginap di vila jambu. Satu vila ada tiga kamar tidur. Tiap kamar berisi 1 KK. Kamar

Incip-Incip Bakso Bakar

Gambar
Akhirnya mampir juga ke bakso bakar Sawojajar Malang yang berada dekat rumah. Tapi kalau gak sempat ya rasanya jauh. Sore tadi, Jumat (28/7/2017) kesana dengan anak-anak. Rasanya pingin pedes-pedes, tapi khawatir malah gak bisa merasakannya. Jadi, saya pilih pedes sedang. Bakso bakarnya isi enam pentol. Harga Rp 12.000. Baru naik harga kayaknya. Sebab saya melihat masih ada bekas tulisan harga lama Rp 11.000. Menurut saya sih bakso bakarnya enak dan murah. Biasanya, saya pesan teh manis hangat. Tapi tadi ikut-ikutan anak saya beli es jeruk. Padahal saya baru saja sembuh dari radang tenggorokan. Saya nambah satu biji tahu yang saya potong-potong untuk dimakan dengan sisa saos bakso bakar. Setelah itu ya sudah. Lega sudah kesana. Seminggu ini, sudah dua kali ke kedai bakso bakar. Pertama ke kedai bakso bakar yang nempel di tembok di sebuah SMPN. Bakso bakarnya kesohor wis. Awal cerita bakso bakar di Malang konon ada disana. Saya makan sendirian. Harganya lumayan mahal. Kalau 10 biji

Masa Pengenalan Sekolah

Gambar
Sejak 17 Juli 2017, Sasa dan Jasmine, dua anak saya menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah. Awal masuk sekolah pasti deg2an semua. Baik anak maupun orangtua. Namun saya tekankan ke mereka untuk santai saja mengenal sekolah baru. Suami saya pun mengambil cuti sehari khusus mengantar anak-anak ke sekolah. Pemberangkatan pertama adalah anak saya Sasa di sebuah SMKN. Dia masuk jam 06.30 WIB. Sehari sebelumnya ayahnya sudah ngecek lokasi sekolah. Maklum, suami saya tinggal di Surabaya. Jadi, dia bisa memperkirakan waktu dari rumah ke sekolah. Kira-kira butuh 15 menit. Karena itu, saya menyarankan mereka berangkat agak pagi. Ya kira-kira jam 05.35 WIB. Kalau PP kan butuh 30 menit. Sementara adiknya, Jasmine juga minta diantarkan ke sekolah oleh ayahnya. Namun hari pertama agak mbulet. Berangkat molor. Akhirnya, ayahnya sampai ke rumah mepet waktunya untuk mengantar Jasmine. Bisa ditebak Jasmine senewen. Saya sudah menyarankan antisipasi pesan gojek. Namun dia tidak mau. "Gak ma

PPDB oh PPDB

Gambar
Usai sudah masa penantian hasil PPDB ( Pendaftaran Peserta Didik Baru). Dua anak saya bisa masuk sekolah negeri di Kota Malang. Sejatinya, saya juga bukan negeri minded. Kalau ingin ke swasta ya gpp. Ke negeri ya gpp. Sebagai ortu, saya hanya menfasilitasi mereka. Meski yang saya rasakan adalah pontang panting sendiri karena suami bekerja di luar kota. Anak-anak ingin mencoba sekolah negeri dengan nilai mereka. Ketika ada waktu luang, saya dan suami mengajaknya melihat SMPN di rayon yang ingin dipilihnya. Jadi ia juga bisa melihat sekolah itu secara nyata. Ia juga bisa memperkirakan jauhnya dari rumah. Setelah itu ia bisa menyimpulkan sendiri. Ini cara paling fair daripada melarang di sekolah ini itu defan alasan jauh tapi anak tidak tahu dimana letak sekolahnya. Kalau suami saya lebih senang anak-anak sekolah yang tak jauh dari rumah karena masih SMP. Ibu saya juga dulu begitu ketika saya diterima di sebuah SMPN yang agak jauh dari sekolah. Ibu menyekolahkan ke SMP dekat rumah. Say

Bye Jogja🖐

Gambar
Liburan Lebaran usai sudah. Sabtu (1/7/2017) malam, KA Malioboro Ekspress kembali kami ke Kota Malang dari Stasiun Tugu Jogja. Bye Jogja. Rasanya sekarang lega karena akhirnya pulang ke Malang. KA datang dan berada di jalur 3. Seluruh penumpang bergegas masuk ke gerbong masing-masing. Gerbong kami ada di bagian belakang. Dibanding Lebaran tahun lalu, fasilitas di Stasiun Tugu banyak berubah. Saat saya datang di Jogja pada Selasa (27/6/2017) lalu, saya tidak sempat melihat suasananya. Sebab datang di Jogja menjelang subuh. Jadi fokus menuju terowongan menuju tempat penjemputan di Jl Pasar Kembang. Beberapa perubahan yang nampak yaitu stasiun nampak makin bersih. Toiletnya baru dan lebih terang lampunya. Toilet cukup besar dan dibedakan untuk pria dan wanita. Keluar toilet, ada mesin yang bisa dipencet untuk memberi pendapat soal kepuasan kepada pelayanan toilet. Selain itu juga ada ruang tunggu eksekutif, Anggrek Lounge. Harganya Rp 50.000 untuk promo (saya baca di bannernya). Ruanga

Incip2 Jadah, Tahu-Tempe Bacem

Gambar
Kalau ke Jogja, jangan lupa incip-incip jadah, tahu dan tempe bacem. Pilihan saya ke penjual makanan itu yaitu Mbah Carik di kawasan Kaliurang. Meski harus antre, namun tak begitu lama. Untuk pembeliannya, sudah ada panduan paket dan harganya. Jadi pembeli tinggal menyebut paketnya dan membayarnya. Saat saya membeli disana, jadah ketannya masih anget dan punel. Pekerja warung itu bekerja keras membuat bentukan  jadah sebelum dijual. Sedang tahu dan tempe bacemnya dimasukkan di wadah besar. Semua juga masih anget. Bikin ngeces aja. Kalau melihat penampakannya, ibu-ibu pasti rela membeli banyak, hehehe. Untuk cara makannya, terserah sih. Kalau saya, biasanya makan jadahnya dulu. Setelah itu bisa memilih tahu atau tempe bacemnya. Dari banyak penjual tempe tahu bacem di Jogja, saya paling cocok taste di Mbak Carik. Makanannya fresh. Hal itu memungkinkan karena sirkulasi pembelinya banyak. Salam. Sylvianita widyawati