Masa Pengenalan Sekolah

Sejak 17 Juli 2017, Sasa dan Jasmine, dua anak saya menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah. Awal masuk sekolah pasti deg2an semua. Baik anak maupun orangtua. Namun saya tekankan ke mereka untuk santai saja mengenal sekolah baru.

Suami saya pun mengambil cuti sehari khusus mengantar anak-anak ke sekolah. Pemberangkatan pertama adalah anak saya Sasa di sebuah SMKN. Dia masuk jam 06.30 WIB. Sehari sebelumnya ayahnya sudah ngecek lokasi sekolah. Maklum, suami saya tinggal di Surabaya.

Jadi, dia bisa memperkirakan waktu dari rumah ke sekolah. Kira-kira butuh 15 menit. Karena itu, saya menyarankan mereka berangkat agak pagi. Ya kira-kira jam 05.35 WIB. Kalau PP kan butuh 30 menit. Sementara adiknya, Jasmine juga minta diantarkan ke sekolah oleh ayahnya.

Namun hari pertama agak mbulet. Berangkat molor. Akhirnya, ayahnya sampai ke rumah mepet waktunya untuk mengantar Jasmine. Bisa ditebak Jasmine senewen. Saya sudah menyarankan antisipasi pesan gojek. Namun dia tidak mau. "Gak mau. Aku mau diantar ayah," kata Jasmine.

Hari pertama sekolah itu, ndilalalah, agak sulit mencari ojek online. Dia tambah senewen. "Wis sabaro. Telat dikit gak papa," ujar saya. Setelah itu, ayahnya datang. Hanya ada waktu lima menit sampai di SMPN itu. Setelah itu, giliran si bungsu berangkat ke SDN. Kalau Rahma, dia lebih senang berangkat sama saya.

Kami berjalan kaki dari rumah ke sekolah kira2 butuh lima menit. Dalam perjalanan itu, saya pun merasa sedang menjalani masa orientasi. Sebab sekarang tiga anak saya bersekolah di tempat yang berbeda. Saya membayangkan repotnya kalau raportan nanti. Apalagi jika semua ingin saya yang mengambilnya, hehehhe.

Ya begitulah. Seminggu ini saya jika tidur kurang nyenyak. Di sebelah saya ada HP untuk mendengarkan alarm. Saya takut bangun kesiangan. Jadi, dikit-dikit lihat jam. Alarm di HP itu saya setel pukul 03.00 WIB. Namun praktiknya, saya bangun jam 04.30 WIB. Saya molor2in 10 menit, 15 menit lagi😁.

Setelah bangun, ya siap2 masak untuk bekal mereka. Namun kadang2 juga sedih. Pulang sekolah laporan jika tidak habis bekalnya. Alasan si barep, istirahat cuma 30 menit untuk sholat dan makan siang. Karena harus bergantian sholatnya, maka makan jadi tidak berselera. Namun pulang di rumah, diusahakan dimakan.

Namun seringnya saya buang karena saya juga sudah gak mood melihatnya. Oh ya, hari pertama sekolah itu, gantian saya yang menjemput si mbarep. Sedang adik-adiknya dijemput ayahnya. Begitulah..cerita saya di awal tahun pelajaran baru ini. Sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini