Dilanda Dilan

Semua dilanda Dilan. Dilan adalah tokoh film di Dilan 1990. Sampai menyentuh 5,7 juta penonton, saya belum menontonnya sejak dirilis 25 Januari 2018. Paling utama adalah nyocokin jadwal dengan anak-anak. Sebab mereka sekolah pulang sore. Saya pada sore hari juga masih belum menyelesaikan semua ketikan.

Akhir pekan sebenarnya bisa. Tapi kalau nonton, tiketnya jadi mahal. Duh, akhirnya gak ketemu-ketemu jadwal dan tiket yang ramah kantong. Pernah, minggu lalu sudah siap, eh..tiketnya hanya ada malam hari. Waduh..saya gak bayangin jika bawa anak saya yang SD terus mengantuk saat pulang. Wah..repot juga.

Akhirnya kami sementara ini akrab di thrillernya aja di youtube. Seolah2 sudah mengenali para pemainnya. Pernah dapat novelnya lewat PDF. Tapi kok gak asik mantengin HP aja. Jadi, jika senggang, saya nonton parodi-parodi film Dilan. Jumlahnya cukup banyak. Intinya semua terkesan dengan film itu.

Pada Minggu (18/2/2018), saya liputan pemeran Dilan ke Malang. Rasanya senang. Tapi rasanya tidak happening banget. Mungkin karena dua tokoh utama, Dilan dan Milea gak ada. Tapi saya tidak boleh seperti itu. Bagaimanapun keberhasilan film ini sebuah kesatuan menyeluruh. Para pemeran semua menghidupkan filmnya.

Begitu juga kru-krunya. Saya yakin, yang belum nonton atau kepo-kepo masih menunda nonton pasti menunggu agak reda penonton biar gak antre tiket. Target saya, nonton film ini minggu depan. Semoga terlaksana.

Selamat buat film ini karena membuat masyarakat jadi ke bioskop. Merelakan uangnya untuk melihat nostalgia 1990. Bagi anak muda, nonton film ini jadi bisa mengira-ngira tahub 1990an seperti apa. Salam dilanda pingin nonton Dilan. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini