Janji Terlunasi Nonton Yowis Ben

Saya punya janji kepada dua anak saya nonton film Bayu Skak, Yowis Ben. Akhirnya, Sabtu siang (24/3/2018), kami nonton bersama di Cinemaxx Matos. Jika awal konsepnya nobar bertiga, ternyata jadi berlima. Suami saya yang gak senang nonton bioskop akhirnya ikut. Anak pertama yang sudah pernah nontom dengan temannya, ikut nonton lagi.

Walhasil, pengeluaran membengkap. Per orang Rp 45.000 karena akhir pekan, wkwkwk. Yowis gpp. Mumpung habis gajian. Sebab bisanya nonton ya akhir pekan karena saya libur kerja. Saya semangat banget nontonnya sambil melihat next movie apa lagi yang dipromokan di bioskop itu.

Lhadalah..dipromokan film horor. Sumpah males. Ada dua film. Per film mungkin 2-3 menit. Rasanya lama banget. Kami berempat sudah menurut mata saja. Tapi suaranya keras banget. Saya gak suka film horor. Saya senang nonton film yang bikin bahagia. Biar mahal, habis nonton bisa cerita-cerita lagi.

Begitulah, akhirnya nonton Yowis Ben. Ada drama-drama dikit, lucu, mengibur. Ceritanya padat gak membosankan. Apalagi settingnya sebagian besar di Kota Malang. Ada kampung warna-warna dan tridi, Jl Ijen, SMA Dempo yang disulap jadi SMA Negeri Malang, Alun2 Malang dll. Saya malah kepo dengan logat Jawa Brandon Salim yang sudah berusaha keras bisa boso jowo.

Bayu Skak aktingnya yo oke, alami. Saat emosi, seneng, aktingnya ditunjukkan bagus. Ya wis begitu itu Bayu. Padahal kalau ingat pertama kali nonton youtube Bayu Skak, saya sempat males. Waktu itu ia jadi pembicaraan. Ada mahasiswa bikin youtube dengan setting di kamarnya. Saya kepo. Tapi kalau omong "meledak-ledak", saya gak mood.

Lama kemudian saya tonton lagi youtubenya. Saya senang dengan video-video lamanya bersama teman2-nya. Untung di rumah pakai wifi. Kalau gak, habis terus kuota paket internet saya nonton Bayu Skak. Dalam perkembangan kini, luar biasa Bayu. Secara pribadi salut dengan perkembangan kariernya. Tapi saya juga merindukan kealamian aktingnya bareng teman-temannya.

Btw, nonton film Yowis Ben rasanya lama banget. Sampai kedinginan di studio 2, hehehe. Rasanya seperti dua jam terhibur senang. "Apik film e," komentar ojob saya. Jasmine dan Rahma, dua anak saya juga menyatakan senang. "Wis bulan depan gak ada film lagi yang jadi target nonton," kata Jasmine. Lunas sudah janji saya.

Tapi saya pingin nonton film Arini yang tayang 5 April 2018. Film drama dari novel Mira W, Masih Ada Kereta Yang Lewat. Kalau nonton ini, saya gak bakal ajak-ajak anak saya. Ini film dewasa. Jadi bisa irit duitnya. Cukup bayar Rp 25.000😀😉😉. Selamat wis buat film Bayu Skak. Saya eh..kami sudah jadi bagian sejarah mencetak rekor otw 1 juta penonton buat film Yowis Ben. Salam. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini