Cari Gurita Malah Tangan Kirinya Buntung



Korban di ruang ICU RSUD Kanjuruhan
Imam Buchori (24) warga Dusun Bajulmati RT 39/RW 5, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang menemui naas di Pantai Kleter, Dusun Rowo Terate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Rabu (6/4) pukul 16.30 WIB.

Saat itu ia mencari gurita yang biasanya sembunyi dalam karang-karang. Namun malang, yang ia dapatkan justru pergelangan tangan kirinya putus. Sementara tangan kanannya mengalami luka.

Begitu juga wajah, leher dan bahunya. Sampai sekarang masih belum diketahui penyebab lukanya korban itu. Apakah karena bom laut(bondet) atau semacam granat.

“Ya, masih dicari penyebabnya. Sebab saat kita kesana sedang pasang laut dan masih masih kita cari barang buktinya,” jelas AKP Hartoyo, Kasat Rekrim Polres Malang, Kamis malam (7/4). Katanya yang ditemukan adalah batu karang yang seperti terkena guratan-guratan.

“Kalau ada ledakan, pasti kan hancur karangnya dan suaranya pasti keras,” kata Hartoyo. Karena itu pihaknya masih perlu menanyakan lagi kepada korban tentang apa yang ditemukan sehingga ia mengalami luka seperti itu. Korban sendiri saat ini masih shok dengan kondisinya dan dirawat di ICU RSUD Kanjuruhan setelah menjalani operasi pada pukul 09.00-11.30 WIB.

Setelah kejadian itu, korban dilarikan ke Puskesmas Sitiarjo dan kemudian dirujuk ke RSUD Kanjuruhan pada Kamis malam. Ia kemudian menjalani operasi pada Kamis paginya. “Imam memang biasanya mencari gurita jika pantai sedang surut sebagai pekerjaan sambilannya,” cerita Siyono (50), ayah korban ditemui di RSUD Kanjuruhan ketika menunggui anaknya di luar kamar operasi, Kamis (7/4).

Pekerjaan sehari-harinya adalah buruh petani dan mengajar mengaji di Masjid Al Azhar di dusunnya. Siyono mengaku baru mengetahui kejadian itu setelah dilapori oleh Mandi, salah satu warga. Karena kejadian itu, pergelangan tangan kiri korban diamputasi. Sedang tangan kanannya, ibu jari dan jari tengah diamputasi separuh.

Atas kejadian itu, pada Kamis sore, Yon Taifib Marinir Surabaya, Kasat Intel dan Kasat Reskrim Polres Malang, Polsek Sumbermanjing Wetan dan Polair melakukan olah TKP di Pantai Kleter. Menurut Siyono, saat ia melihat kondisi anaknya, Imam yang merupakan anak pertama dari delapan bersaudara itu mengalami banyak luka.

Sebagian baju anaknya bahkan dijadikan bebat tali untuk luka-luka di tangannya. Karena tidak menyaksikan sendiri saat anaknya mencari gurita, ia tidak tahu penyebab luka-luka di tubuh korban. “Biasanya, jika mencari gurita di karang-karang, alat yang dipakai adalah batang bambu yang diberi ‘jari-jari’ dan dirogohkan mendapatkan gurita atau mendapatkan udang yang biasanya bersembunyi di karang-karang,” ungkap Siyono.

Didik Budi Raharjo, LMD Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang nampak mendampingi Siyono di RSUD menambahkan pantai surut biasanya sekitar pukul 15.00-17.00 WIB. Saat surut itulah dipakai warga untuk mencari gurita atau udang. “Gurita diburu karena harganya mahal. Biasanya untuk konsumsi masakan China,” ungkap Didik.

Ia meragukan soal adanya bom laut karena di pantai itu sudah tidak pernah ada yang memakainya dan dilarang. Suami Rinda (22) dan ayah dari Luna Rinawati (7 bulan) menurut pengakuan Mahbub, salah satu teman mengajar mengaji korban menduga Imam menemukan benda asing di karang dan kemudian ditariknya.

“Ia sendiri tak pernah pakai bom laut,” kata Mahbub di RSUD. Di kawasan pantai itu sejak lima tahun lalu juga sudah tidak pernah ada yang menggunakan bom laut untuk mencari gurita. Yang jelas, dari Unit Identifikasi Polres Malang telah mengamankan serpihan besi yang diambil dari korban ketika dilakukan operasi.

Teman korban hanya bisa menduga-duga apakah itu sejenis bom atau jenis lain karena pada dua minggu lalu, di pantai itu pernah diadakan latihan tempur oleh pihak marinir. sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini