Bertemu Kembali dengan Nancy, Teman SMP

Setelah sekian tahun, akhirnya, hari ini (24/6/2016), saya bertemu dengan teman SMP. Namanya Nancy. Dulu kita kerap bertiga jika sedang istirahat. Selain Nancy, ada Erta. Meski beda kelas, namun kami selalu bersama. Oh ya, saya menyelesaikan sekolah di SMPK Celaket 21 Malang. Waktu itu, saya diterima di SMPN namun lokasinya agak jauh, saya minta sekolah yang dekat dengan rumah. Maklum, dulu angkutan tidak sebanyak sekarang. Baru setelah masuk SMA, saya berani sekolah agak jauh.

Cerita pertemuan dengan Nancy diawali dari Facebook teman SMP lainnya. Namanya Mala. Ia sudah agak lama terkoneksi dengan FB saya. Pekan lalu, ia menulis di FB jika saya dicari Nancy. Pikirannya saya jadi melayang ke SMP. Akhirnya saya pun memberikan no WA ke Mala. Sampai kemudian ada pertemuan tadi sore di rumah. Sebelum itu, kami menjalin komunikasi lewat WA beberapa kali. Rasanya cepat tersambung banyak percakapan.

Nancy saat di rumah tadi menunjukkan beberapa foto teman SMP lainnya lewat HP-nya dan menyebut banyak nama, Aduh,,sayangnya, ingatan saya agak sumir. Namun dengan foto-foto, saya sedikit teringat. Mungkin karena waktu itu masih kecil, saat SMP kurang terlalu akrab menjalin pertemanan meski kenal. Beda dengan saat SMA lebih luwes (menurut saya). Padahal di SMP hanya ada tiga kelas. Kalau istirahat, muter saja di teras kelas, main ke kelas lain atau duduk di bangku taman.

Nancy cerita saat SMP saya sering 'marah' jika dia dan Erta suka meminta kacang yang saya makan, ha,,,ha. "Sumpah, aku lali, Nan," jawab saya. Ya, memanggil memory SMP memang sulit. Sudah terlalu lama. Apalagi tanpa komunikasi sama sekali selama itu. Sementara saya sudah asik dengan yang lainnya. Yang saya ingat, dulu teman-teman SMP yang antar jemputnya kepagian, pasti larinya ke rumah saya untuk menjemput saya. Kalau ada pelajaran kosong dan jemputannya belum datang, pasti larinya ke rumah saya.

Jarak rumah dan sekolah tidak jauh. Mungkin kurang dari 10 menit. Karena itu, saya kadang berangkat ngrepres, hehehe. Teman-teman sudah baris di depan kelas, saya baru masuk gerbang sekolah. Guru Agama Katolik saya kadang menegur. Namanya Pak Basuki. "Kamu itu rumahnya dekat tapi datangnya telat," ujar Pak Basuki. Saya hanya bilang, iya, pak, hehehe. Dari para guru yang lain, yang paling saya ingat Pak Basuki.

Dia orangnya tegas. Paling berkesan, jika berangkat kerja, dia naik sepeda onthel. Kalau bertemu di jalan, belnya dibunyikan dan melambaikan tangan. Kalau tidak salah, rumahnya di Jl Welirang Malang. Tapi setelah lulus SMP, saya tidak pernah bertemu lagi. Oh ya, saat pelajaran Agama Katolik, karena dia tahu saya muslim, jika ada pelajaran baru, dia tidak pernah bertanya ke saya. Biasanya nanya ke teman saya yang Katolik. Baru minggu depannya jika saya sudah mengerti, saya ditanya lagi tentang pelajarannya. Begitu pengertianya......(sylvianita widyawati)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini