Percakapan dengan Rahma

Dua hari terakhir, Rahma berangkat sekolah dengan Jasmine, kakaknya. Hal ini karena saya ada kegiatan pagi. Namun tadi pagi, Rabu (11/5/2016), Rahma minta saya mengantarkan sendiri ke sekolahnya. Alasannya jika dengan kakaknya, selama perjalanan ke sekolah tidak ada obrolan. Saya sempat tidak mempercayainya.

"Masak sih?" tanya saya. Rahma menyakinkan bahwa itu benar. "Beneran, Bu," jawabnya. Saya akhirnya mengantarkan lagi karena baru ada kegiatan di atas jam 08.00 WIB. "Iya, Ibu antarkan. Sekalian nanti mau mampir ke pasar," jawabku. Kami akhirnya berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Saat itu, kami mulai ngobrol.
Rahma

"Kalau berangkat sekolah dengan Mbak Jasmine itu, dia diem saja sampai sekolah. Nggak ada yang diobrolkan. Terus masuk gerbang sekolah pisah. Jasmine ke kiri, aku ke kanan," cerita Rahma sambil menggandeng tanganku. Ooooo

Menurutnya, selama dua hari itu, ia selalu menengok halaman luar sekolah. Biasanya saya selalu melambaikann tangan sampai dia masuk kelas. "Aku melihat ke luar halaman mencari ibu. Tapi ibu nggak ada. Gak ada yang melambai-lambaikan tangan ke aku," tutur Rahma.

Duh...! Hatiku kretek......Anak bungsuku ini beda banget dengan kakak-kakaknya. Ekspresif dan selalu menceritakan sesuatu sesuai isi hatinya. Kata Rahma, kalau saya mengantar dia ke sekolah, kami memang biasanya ngobrol apa saja.

Dia menyukai aktifitas seperti itu. Jadi tahu-tahu sudah sampai di gerbang sekolah. Saya kemudian melambaikan tangan sampai dia masuk kelasnya.
Kebiasaan itu ternyata berkesan di hatinya. Kadang-kadang hal sederhana dilakukan ibu ternyata mengesankan anaknya. Love U, Rahma. Pingin nangis... (sylvianita widyawati)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini