Kangen Gudeg Jogja

Hari kedua liburan Lebaran di Jogja, jadwalnya masih mengunjungi keluarga suami. Kunjungan paling akhir ke rumah Om Iskak dan Bu Lek Pur di Karangwaru. Untuk sampai ke rumah mereka, kami mengambil jalan tembus. Sebab sepanjang Jl Raya Magelang arus lalin padat. Kami sudah ditunggu oleh mereka. Bahkan bu lek sudah menyiapkan aneka makanan dan camilan. Om Iskak sampai menelpon ulang suami saya memastikan kunjungan itu. "Bulekmu sudah masak banyak. Kalau nggak jadi, wah..bisa-bisa bulekmu marah," ujar Om Iskak dalam percakapan di telepon dengan suami saya.
Yups..! Kesukaan saya ini...

Kami memang berangkat siang karena menunggu usai sholat Jumat (8/7/2016). Biasanya, kami pagi sudah di sana sampai siang hari. Begitu sampai, wuih..senang rasanya. Beneran, bulek sudah membuat aneka hidangan. Om dan bulek suami saya ini dari Jawa Timur. Jadi, orangnya juga gak ada basa basinya namun nyantai. Kalau disuruh makan, memang harus makan. Di meja makan sudah disiapkan rendang daging yang empuk. Ada sayur asem khas, ayam goreng krispi, ada semur daging dan sambel bajak.

Bulek juga menyiapkan es dan minuman. Penutupnya, ada salad buah. Setelah selesai semua, kami ngobrol-ngobrol. Tidak terasa, sore hari sudah datang. Kami kemudian pamitan. Setelah itu, saya berpisah dengan rombongan adik ipar saya yang lain untuk menginap di hotel di Jl Mangkubumi. Kami hanya sehari saja untuk menyenangkan anak-anak. Kamar hotel kami memiliki view Jl Mangkubumi. Keramaian jalan itu mulai sore sampai dini hari bisa kami lihat dari jendela kamar.


Usai sholat magrib, kami memutuskan jalan-jalan ke Malioboro. Dari hotel cukup berjalan kaki santai sambil menikmati keramaian jalan terkenal itu. Kami memutuskan mencari makan di Malioboro Mall. Saya punya langganan gudeg di mal itu. Alangkah sedihnya ketika sampai di foodcourt, penjualnya sudah berganti. Saya memang sudah agak lama tidak ke mal ini sejak ada Jogja City Mall yang berada di Jl Raya Magelang. Mal-nya lebih bersahabat karena di tiap lantai ada mushola yang bersih. Jadi, jika berlama-lama di mal itu, kami tetap bisa sholat.

Di Jl Mangkubumi Jogjakarta
Tak ada gudeg, saya kemudian pindah ke makanan Jepang. Namun tetap saja saya kepo dengan gudeg. Sebelum kembali ke hotel, saya ajak anak-anak dan suami menyusuri Jl Mangkubumi lagi. Saya ingat, di jalan itu ada penjual gudeg.

Karena sudah malam, saya tidak menemukan. Akhirnya, kami kembali ke hotel. Sebelumnya, kami mampir ke angkringan untuk membeli makanan antisipasi lapar tengah malam.

Pengunjung akringan ramai banget. Asik rasanya pilih-pilih makanan murah. Harganya antara Rp 2500 sampai Rp 5000. Setelah membayar, kami kembali ke hotel. Namun kami malah tidak bisa tidur cepat karena asyik ngobrol dan menikmati Jl Mangkubumi dari jendela kamar. Sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini