Perbincangan dengan Si Bungsu: "Senang Ibu Selalu di Rumah dan Tidak Menahan Rindu"

Saya dan si bungsu gabut saat di kamar dia, Rabu malam (9/4/2025). Kami saling ngobrol laiknya deep talk. Ini bisa terjadi karena paket internet dia habis. Jika tidak, pasti sibuk main game. Awalnya ngobrol biasa ngalor ngidul. Lalu saya tanya ke bocil apa senang saya pensiun di rumah saja? Ternyata dia semangat sekali menjawabnya. "Ya senang, Bu. Ibu selalu di rumah dan tidak perlu lama menahan rindu," jawab bocil.

Menahan rindu? Tanya saya. "Lo ibu kalau kerja kan lama sekali. Berangkat pagi dan pulang sore. Anaknya kan terlalu lama menahan rindu. Kapan ibu pulang," jawab dia. Owalah. "Gitu ya?" jawab saya. Sejatinya saya juga tidak menyangka dia akan menjawab itu. Menurut dia, anak pasti membutuhkan asupan kasih sayang ibunya dan asupan makan dari ibunya. "Kalau ibu pensiun begini, ibu selalu masak. Kalaupun gak masak, masih boleh pesan makanan," jawab bocil. 

Menyentuh sekali jawabannya. Kadang kalau deep talk dengan bocil ini selalu surprise akan jawabannya. Anaknya memang ceplas ceplos. Dengan dua anak saya lainnya ya seperti itu. Kadang tanpa rencana, kami berempat sering ngobrol di salah satu kamar. Random. Kadang awalnya ngobrol biasa jadi mendalam. Karena perempuan semua, ngobrolnya bisa asik. Tapi kadang kalau ditimbrung Pak Su malah melebar tak terarah, salah pandang dll.

Ini karena kami terbiasa berjauhan. Sebenarnya tidak baik. Tapi entah mengapa nyaman ngobrol berempat sesama perempuan tanpa sudut pandang menyalahkan. Kadang kalau ngumpul berempat, saya juga mendengarkan cerita teman anak atau lainnya. Kadang membahas baju, kucing dan makanannya, soal rumah dll. Sejak pensiun, saya praktis banyak di rumah. Tgl 18 Maret ini akan mencapai dua bulan masa pensiun. 

Saya baru keluar rumah kalau anak-anak mengajak saya jalan-jalan. Kalaupun ada keperluan lain, pasti diantar anak. Saya sudah sangat jarang bepergian sendiri. Entah rasanya sudah mager atau kembali jadi introvert karena tidak ada tuntutan dari eksternal. Jadi saya membuat pola baru sendiri. Apalagi si bocil baru minggu depan kembali ke sekolah usai magang hampir enam bulan di Sidoarjo. 

Kalau bocil sekolah pagi, ritme saya pasti juga berubah. Sekarang saja, habis Subuhan pasti ngantuk lagi. Setelah itu bangun pagi. Membaca koran, ke pasar atau memasak. Mandi pagi tapi siang hari, wkwk. Setelah itu sholat dhuhur. Lalu mengerjakan pekerjaan lainnya. Entahlah, di rumah kok ada aja kerjaan yang bisa digarap sebagai pengisi kegiatan. Tapi saya justru senang karena ada pekerjaan yang saya lakukan sebagai IRT. Bye..Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Belum Sosialisasi E KTP, Pelaksanaan Molor

Meraup Untung Dari Si Mini