Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Lagi Demen Vlog

Jika senggang, saya sekarang paling suka melihat tayangan vlog di rumah. Meski sebenarnya vlog sudah lama, saya merasa baru jatuh cinta. Ternyata kesukaan saya juga dirasakan sama dengan anak-anak saya yang lain. Namun vlogger idola mereka beda-beda sesuai dengan usia mereka. Tapi dari mereka bertiga, mereka sama-sama suka vlog dari Gen Halilintar. Halilintar adalah sebuah keluarga yang memiliki 11 anak. Bisa dibayangkan hebohnya keluarga ini. Dari mereka, saya juga jadi senang. Awalnya dari cerita si bungsu, Rahma yang suka nonton vlog mereka. Karena terlihat asyik, saya nanya sedang nonton apa. "Gen Halilintar, Bu. Coba ibu lihat sendiri," kata dia. Akhirnya, saya jadi menjelajah banyak hal mengenai mereka. Yang saya salut adalah adanya pembagian kerja di rumah. Setiap anak memiliki tugas masing-masing. "Ini yang harus kalian contoh. Jadi bisa membantu ibu di rumah," kataku. Tapi namanya anak-anak, alasannya selalu ada. Kalau saya juga vlogger kesukaaan. Beber

Koleksi Binatang di Museum Pendidikan

Gambar
Yang penasaran ingin melihat dari dekat binatang-binatang bisa ke Museum Pendidikan Kota Malang di kawasan Tlogowaru. Ada kodok, kelelawar, ular dan binatang lainnya. Saya melihatnya, Kamis (20/4/2017), rasanya campur adur. Senang kalau jadi tahu. Tapi juga ada rasa agak takut. Ini ketika saya tertarik melihat kelelawar. Duh...serem. Binatangnya semua asli dan diawetkan. Namun, untuk pengetahuan, bagus dong. Jadi tahu persis bentuknya. Jadi kalau misalkan ketemu binatang x misalnya, maka akan tahu bentuknya. Bagus kan buat tambahan informasi. Sylvianita Widyawati

Yuk..Ke Museum Pendidikan Kota Malang

Gambar
Tadi, Kamis (20/4/2017), saya dan teman-teman liputan ke kawasan Tlogowaru Kota Malang. Kawasan ini di timur Malang. Kami sekalian mampir ke Museum Pendidikan Kota Malang. Pintu museum terbuka ketika motor kami parkir. Kami bertemu Pak Sunawang. Dia adalah penjaga museum itu sejak Februari 2017 lalu. Setelah izin melihat museum, Pak Sunawang menemani kami melihat barang-barang di museum. Saya pikir isinya lumayan meski belum bisa menggambarkan "pendidikan". Sebab pendidikan sangat luas artinya. Bisa sarpras, pembelajaran dll. Nah, barang-barang di museum itu seperti bagian dari sarpras yang membantu pendidikan. Saya menemukan ada meja sambung tempat duduk. Jaman dulu, meja sekolah seperti itu. Terus ada mesin ketik lama. Uang RI lama baik kertas dan receh. Trus ada banyak busana adat di Indonesia. Semua dikenakan di manekin. Ada arca Kendedes, contoh mainan tradisional anak, buku-buku dll. Kira-kira, kalau serius memahami informasi di museum itu, perlu waktu 30

Angkot Baca Ada di Kota Malang

Gambar
Angkot baca. Mendengar info itu aku langsung tertarik. Apa sih angkot baca? Sebagai penumpang setia angkot, saya merasa "ketinggalan" karena tidak pernah naik angkot itu. Padal ternyata sudah ada sejak Februari 2017. Tapi maklum saja. Dari ratusan angkot, ternyata baru lima angkot yang dibranding dengan angkot baca. Angkot baca itu adalah angkot yang diberi fasilitas bacaan. Di kaca bagian belakang ada rak bahan akrilik yang ditempel. Di dalamnya dimasukkan 15 buku bacaan. Dalam angkot baca Ide ini digagas oleh Komunitas Mager (Mahasiswa Penggerak). Saya salut banget. Selama bertahun-tahun, angkot ya begitu-begitu saja. Tapi dengan ide para mahasiswa ini, serasa menyegarkan angkot.  Kemarin (17/4/2017), setelah mendapat info ini, saya menghubungi relawan komunitas. Kebetulan saya di dekat Terminal Arjosari, Kota Malang. Ternyata bapak sopir ADL, Pak Sugiarto (59) baru nyampe ke Terminal Landungsari pada pukul 15.00 WIB. Untungnya ada Gogon, fotografer yang mau