Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Menikmati Pemandangan Laut Madura

Gambar
Baru pertama kalinya saya ke Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Saya kesana pada Minggu, 26 November 2017 karena ada launching buku Cipo ( Citizen Reporter). Cipo adalah produk Harian Surya. Acara dilaksanakan di lantai 9 rektorat. Awalnya saya mengira tempat biasa. Sambil menunggu acara mulai, saya ke toilet. Karena antre, saya mendekati jendela. Dan ndesonya, saya takjub dengan pemandangan laut Madura. Saya panggil anak bungsu saya, Rahma. "Ma, sini. Bagus lo pemandangannya," ajak saya ke Rahma. Dia mendatangi saya. Ia menanyakan laut apa itu. Saya menjawab laut Madura. "Bagus ya..." ujar saya. Ia hanya memandang keluar. Saya malah memikirkan andai ini sebuah kamar hotel dengan view laut. Pasti mahal harganya, hahaha. Saya merasa bersyukur melihat itu. Andai saya tidak ke toilet itu, mungkin saya tidak tahu ada keindahan lautnya. Dari lantai 9, saya melihat kawasan kampus sedang berkembang. Banyak bangunan ba

Ke Bukit Jaddih Bangkalan

Gambar
Biar terlambat asal bisa melihat. Itu prinsip saat piknik ke Bukit Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (26/11/2017). Semua anggota rombongan saya belum pernah kesana. Padahal di instagram sudah ramai banget sejak setahun lalu. Jadi, setelah dari acara di Universitas Trunojoyo Madura ( UTM), kami kesana. Kira-kira butuh waktu 20 an menit. Jalan ke lokasi seperti lewat jalan kampung. Belum mulus. Tapi bus pariwisata besar bisa lewat lo berpapasan dengan mobil elf rombongan kita. Ketika sampai disana, kami ditarik biaya restribusi Rp 20.000 per mobil. Dari titik itu, masih masuk lagi. Celetukan demi celetukan terlontar dari kami tentang bukit itu. "Oh..seperti ini bukitnya," kata saya dalam hati. Sekilas memang menarik buat foto-foto. Tapi saya berpikiran lain. Saya membayangkan berapa tahun bukit yang masih aktif jadi tambang ini seperti ini. Kami tak banyak mengitari bukit karena kemudian gerimis. Apalagi kami juga tidak siap membawa payung. Ja

Kangen Permainan Masa Lalu

Gambar
Saya mendatangi sebuah acara di Candi Badut Kota Malang, Minggu (19/11/2017) tentang Hari Anak Sedunia. Namun yang menarik justru sajian acaranya berupa kegiatan permainan zaman dulu. Anak-anak bermain bersama teman-temannya dakonan, nekeran atau main kelereng, main jamuran, ular tangga dll. Pengiatnya adalah berbagai komunitas. Saya ajak anak kedua saya, Jasmine dan suami saya. Tepatnya, saya minta antar dan saya mengajak anak agar dia juga bisa tahu permainan zaman dahulu. Di satu sisi saya meliput, di sisi lain, saya juga ada rasa prihatin pada diri saya. Saya juga tidak punya banyak waktu mengajak anak-anak bermain mainan zaman dulu. Saya dulu SD karena tinggal di kampung juga beragam mainannya. Seperti tekongan, bektor pakai batu, sprentoan atau main tali dll. Saya juga dulu mainan masak-masakan. Barangnya bukan dari mainan plastik. Namun dari tanah liat. Saya ingat penjualnya bapak tua. Jika jualan, ia berhenti dekat rumah nenek saya. Perlengkapan rumah tangga mini ada. Sepert

Ke Surabaya Lagi

Gambar
Sudah lama nggak ke Surabaya. Dua pekan lalu, kami memutuskan kesana. Awalnya kangen naik kereta api dan menginap semalam disana. Karena dua anak saya pada Hari Sabtu masih ada kegiatan di sekolah, kami berangkat naik KA Bima. Jadi si sulung usai pulang sekolah siang masih bisa ikut. Hari itu sangat sibuk. Karena akan pergi, saya seperti kerja rodi di rumah, heheheh. Waz wuz..biar cepat selesai. Sebelum ke Surabaya, saya harus ke SDN Oro-Oro Dowo, tempat sekolah saya dulu untuk menyerahkan bantuan ke sekolah. Terkumpul Rp 2 juta. Setelah selesai, saya balik ke rumah untuk persiapan berangkat. Daripada beli makanan di kereta, saya bawa bekal buat anak-anak. Keretanya berangkat pukul 14.25 WIB. Deg-degan banget saat itu. Jalanan macet saat keluar Sawojajar menuju stasiun. Akhirnya sampai kira2 kurang 10 menit berangkat. Lega... Sampai di kereta 3, ternyata tempat kami ada yang menempati. Orang asing dari China. Awalnya saya pakai Bahasa Indonesia. Kok diam saja. Terus saya pakai Bahas