Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Intuisi Ibu

Gambar
Hampir sebulan lalu, aku ditelpon ibuku. Dia menangis karena tidak bisa menghubungi adikku selama tiga hari. "Atiku gak enak. Pasti ada apa-apa," kata ibu padaku Agustus 2018 lalu. Padahal adikku baru pulang ke Malang sampai 26 Agustus lalu. Aku merasa ibuku berlebihan. Pertama karena adikku sudah cukup umur. Masak tidak bisa menjaga diri? Aku waktu itu juga beranggapan ibu lebay. Ibu telpon ke adik-adikku yang lain. Semua mencoba mengontak nomer hp adikku. Kemana dia? Akhirnya kami hanya berasumsi dia baik-baik saja tapi entah dimana. Aku kurang tahu pergaulan adikku secara detil. Namun kemudian ada kabar jika adikku pergi dengan temannya. Sampai beberapa hari ini aku resah lagi. Aku sampai berniat melaporkan ke polisi saja karena tidak jelas dia kemana. Temannya hanya mengatakan dia baik-baik saja. Sampai kemarin aku menghubungi temannya. Dan ternyata adikku ada masalah di kotanya. Ya Allah. Nyesek hatiku. Aku seperti kecolongan karena tak tahu bagaimana dia. Selama ini

"Gak Punya Ayah"

Gambar
Kamis (20/8/2018), saya ada tugas liputan buat iklan. Inti acaranya penyaluran santunan buat anak yatim. Karena belum mulai, saya melengkapi wawancara dengan anak laki-laki penerima santunan. Sebut saja A. Jawabannya spontan ketika saya tanya apakah ia senang dapat santunan? Ia jawab tidak. Saya tanya kenapa? "Sebab gak punya ayah," jawabnya. Jawabannya dalem banget. Saya sampai merasa mak jleb. Sedang teman satunya merasa biasa karena kerap dapat santunan. "Maklum, Mbak, anak kecil. Jawabannya spontan," kata pendampingnya. Tapi menurut saya, itu jawaban jujur kehilangan ayah. Saya artikan, ia tak sesenang temannya yang mendapat duniawi. Tapi tak ada sosok ayah yang menemaninya. Saya berjalan menuju masjid tempat acara dengan terngiang jawabannya. Semoga ayah yang dirindukan anak itu mendengarkan kerinduanmu, ya, Nak. Sylvianita Widyawati

Obatnya Tanpa Obat

Gambar
Saya kerap migren dengan sebab beragam. Namun terasa cepat datang jika pikiran saya penat. Belum mengerjakan ini itu. Kuncinya memang dipikiran. Saat gak mood, bisa saja datang. Tapi kalau dipikiran oke-oke saja, tak menimbulkan apa-apa. Di tas kerja, selalu saya bawa Safe Care (bukan promo) Mind and Spirit, minyak angin aromaterapi. Saya sudah mengenalnya bertahun lalu. Awalnya dikenalkan teman. Saat itu liputan di pantai di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Saya lupa bawa obat sakit kepala. Saya disodori minyak itu. Mungkin dibantu pikiran ingin sembuh, saya merasa enakan. Setidaknya tidak mengasup obat kimia. Saya pernah bertahun-tahun selalu menyediakan di tas kerja saya obat sakit kepala. Tapi juga sudah berhasil saya tinggalkan dengan minum sari jahe panas, jamu herbal dan saya olesi leher belakang dengan minyak angin seharga Rp 16.000. Setelah itu, saya istirahat sebentar. Badan enakkan dan sakit kepala hilang. Akhirnya, sampai sekarang, minyak angin itu tak pe

Bukan Panutan

Gambar
Ketika mulutmu jahat Itulah karaktermu Apa tidak ada kalimat positif buat kami? Apa kamu yang negatif buat kami? Apa tidak sayang melewati waktu ini dengan itu? Apa tidak sayang mereka mendengarkan kalimat negatifmu? Saat jauh, kamu rindu kami Saat dekat, kamu begitu jauh Apa yang kamu cari? Kami hanya butuh penghangat rumah Dengan cerita-cerita Bukan selalu ada salah di kami Apa tidak bosan? Kami bosan Kami juga perlu bahagia Kalau bahagia itu tidak kamu dapatkan, karena itu akibat mulutmu sendiri Mungkin aku harus menuntun anak-anak sendiri Atau, baiklah kamu tetap di belakang kami Tapi biarkan kami juga bahagia (Mengingatkanku) Rumahku, Aku menyayangimu Senin, 17 September 2018