"Gak Punya Ayah"
Kamis (20/8/2018), saya ada tugas liputan buat iklan. Inti acaranya penyaluran santunan buat anak yatim. Karena belum mulai, saya melengkapi wawancara dengan anak laki-laki penerima santunan.
Sebut saja A. Jawabannya spontan ketika saya tanya apakah ia senang dapat santunan? Ia jawab tidak. Saya tanya kenapa? "Sebab gak punya ayah," jawabnya. Jawabannya dalem banget. Saya sampai merasa mak jleb.
Sedang teman satunya merasa biasa karena kerap dapat santunan. "Maklum, Mbak, anak kecil. Jawabannya spontan," kata pendampingnya. Tapi menurut saya, itu jawaban jujur kehilangan ayah. Saya artikan, ia tak sesenang temannya yang mendapat duniawi.
Tapi tak ada sosok ayah yang menemaninya. Saya berjalan menuju masjid tempat acara dengan terngiang jawabannya. Semoga ayah yang dirindukan anak itu mendengarkan kerinduanmu, ya, Nak. Sylvianita Widyawati
Komentar
Posting Komentar