"Brutal" Belanja di Apollo, Dapat Driver Gocar Baik Hati, Jadi Tour Guide Dadakan Kenalkan Tulungagung

Hari terakhir di Tulungagung, Sabtu (22/2/2025), saya awalnya tidak berencana kemana-mana. "Kayaknya di kamar hotel saja enak 'kali...," pikir saya. AC kamar yang dingin bikin mager. Tapi setelah sarapan pagi di restoran hotel, kemalasan itu berubah. Saya menikmati pemandangan rumah sebelah hotel, mencabut uban, membersihkan komedo, menjahit perca dll. Anak-anak kembali tidur. Tapi keponakan saya yang ikut di kamar, ia mengerjakan tugas sekolah dari laptopnya.

"Tugasnya banyak Bu De. Deadlinenya Kamis nanti. Jadi tak kerjakan saja sekarang," kata Alya, keponakan saya. Habis mengerjakan, ia tidur kecapekan. Saya lalu cek gojek untuk mencari tahu berapa biaya perjalanan dari hotel ke Apollo Supermall di Jl Diponegoro. Ternyata untuk mobil XL dengan enam penumpang hanya Rp 19.500. Akhirnya saya bangunkan anak-anak dan mengajak adik ipar jalan-jalan sekalian cari makan siang. 

Lokasinya tak jauh dari hotel. Kemarin sudah kesana tapi tidak lama karena adik saya kelaparan dan tidak mau makan di KFC. Karena belum puas, jadi kesana lagi pada Sabtu siang. Awalnya makan KFC paketan. Setelah selesai, naik ke lantai 2. Di lantai dua adalah tempat penjualan sandal, baju wanita, anak, laki-laki, Timezone, handuk dll. Melihat diskon-diskon, ipar saya "brutal" belanja, wkwk. Padahal kemarin ya sudah belanja juga. Saya dan anak-anak juga cari diskonan. Dapat kaos murah dan bagus.

Kita (saya dan ipar), kalau belanja, berpencaran, hahaha. Kadang memang kalau gak niat banget belanja, malah dapat. Saya kemarin juga begitu. Malah dapat kaos panjang dengan bahan bagus. Setelah itu, saya pisah sendiri ke supermarket di lantai 1. Lebih ke kepo saja sih. Tapi akhirnya beli jajan sedikit. Setelah itu, saya dan si bungsu nongkrong di kafe donut. Yang lain ikut adik ipar belanja lagi. Saya beli donut tiga buah Rp 26 ribu. 

Pulangnya, kami naik Gocar lagi. Drivernya menyapa ramah. "Ini keluarga dari mana?" sapanya. Saya menjawab dari Malang. Dia bertanya, kenapa malah ke Tulungagung? Malang kan bagus. "Ya karena gabut itu," jawabku. Driver tertawa. "Sama ya, saya juga gabut ini," kata dia. Ternyata dia owner sebuah biro perjalanan dari ceritanya. Sambil menunggu anak buah karena kendaraannya keluar semua dan belum datang, ia menjalankan Gocar. "Istri saya juga belum pulang kerja," kata dia. 

Karena kami dianggap tamu spesial di Tulungagung, kami malah diajak keliling sebentar sekitar kota. Jadi tidak langsung ke hotel. Hal ini setelah ia menanyakan kami sudah jalan kemana saja. Wah..surprise banget ya kita. Sambil jalan, kami diajak ke kawasan-kawasan khas Tulungagung. Misalkan toko-toko penjualan produk untuk kebutuhan pernikahan, kawasan toko emas, ke alun-alun. "Sudah foto belum di titik nol Tulungagung?" tanyanya. 

Kami jawab belum. Ternyata tidak jauh dari alon-alon. Selama dua hari di kota ini, yang kami pelajari jalannya, ternyata kotanya kecil. Muter-muter, bakal ketemu jalan ini itu. Pada hari Jumat (21/2/2025), kami jalan kaki ke beberapa titik untuk olga yang ternyata mencapai 3,2 km mulai dari hotel dan kembali ke hotel. Secara umum, kami senang mendapat driver juga tour guide dadakan. 

Apalagi juga di beritahu lokasi kulinernya. "Disitu enak," tunjuknya. Kami cerita, semalam sudah lewat kesana tapi ragu-ragu. Akhirnya semalam kuliner di kaki lima yang sudah jelas harganya. Dan rasanya oke banget tapi saya yang kepedesan. BTW, saking terkesannya, begitu sampai hotel, kami terus membicarakannya. Terima kasih Pak Driver Gocar!!. Saya langsung memberi bintang lima di aplikasi, wkwk. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Belum Sosialisasi E KTP, Pelaksanaan Molor

Perak Ngajum Capai Selandia Baru