Acara Perpisahan dari Teman-Teman

-
Selasa (25/2/2025) siang, saya diundang oleh teman-teman pewarta kodew ke Portal Coffee Malang di kawasan Soehat Malang. Saya kira hanya pertemuan biasa sambil ngobrol. Ternyata beberapa teman datang. Saat saya datang, ternyata sudah disajikan makanan ringan. "Lo, aku malah nggak bawa apa-apa," kataku pada mereka. Dalam hatiku, nanti akan saya bayar minumnya. Eh..gagal juga. Saya tidak boleh membayar.

"Gak oleh bayar ama Mbak Lila," kata Rendra, owner kafe. Rendra dulu adalah fotografer di sebuah media. Lalu ia keluar dan mendirikan kafe itu. Teman-teman media sering kesana buat ngopi sekaligus mengerjakan tugas seperti mengirim berita atau foto. Saya juga dulu pernah numpang live report dari lantai 2 kafenya. Awalnya bingung mau kemana. Oleh Gogon, teman saya disarankan kesana. 

Sebab waktunya terlalu sempit untuk mencari tempat yang enak buat live meski hanya sekitar lima menit.
Btw, kembali ke acara teman-teman di kafe itu, ternyata datang dari berbagai media. Saya kayak jadi tamu. Juga ada Mbak Rina dari humas UMM. Teman-teman memberi saya foto karikatur dan bunga. Sedang  dari humas UMM, saya diberi kain batik warna biru. Makasih ya semuanya. 

Teman-teman juga memberi testimoni tentang saya selama ini. Alhamdullilah positif. Acaranya tidak formal kok. Saya masih pesan bakso yang lewat karena di kafe Rendra ini hanya menyediakan minuman. Karena sedang sakit batuk, saya pesan wedang uwuh hangat. Mau ngopi takut gak bisa tidur. Sayang kan waktunya. Dan pertanyaan paling banyak dari teman-teman adalah saya ngapain setelah pensiun? 

Saya jawab masih break dulu. "Yang saya rasakan itu, saya merasa sedang libur dan tidak memikirkan berita," jawab saya. Mungkin hal itu ditanyakan karena selama ini kan sibuk rutinitas kerja, lalu tidak kerja. Pasti merasa ada yang kurang. Bang Abel, wartawan Tempo juga menanyakan begitu. "Saya break dulu jadi wartawan, Bang. Saya kalau pingin nulis ya di blog saya saja," jawabku pada Bang Abel. 

Dia bilang, biasanya kalau masa pensiun, sebulan sampai tiga bulan merasa biasa. "Tapi setelah itu akan kangen aktifitas sebelumnya," kata dosen UMM ini. Iya mungkin rasa kangen itu pasti ada. Tapi kalau kembali lagi kayaknya kok gak pingin ya. Semangat ya buat teman-teman yang masih sebagai jurnalis. Oh ya, buat teman-teman yang sudah membuat acara di kafe Portal, makasih banyak ya..Sylvianita Widyawati

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

-
Gambar
Papan informasi mengenai makam Troloyo Sabtu (11/2/2017) saya dan rombongam mengunjungi komplek makam Troloyo di Kabupaten Mojokerto. Ini merupakan tujuan pertama rombongan saya. Dari Kota Malang kira-kira perlu waktu dua jam. Di dalam bus, kami mendapat penjelasan dari pembimbing rombongan mengenai makam itu. Karena sudah tertidur dalam perjalanan Malang-Mojokerto, saat sampai disana sudah lumayan melek. Jadi, saya merasa menikmati perjalanan itu. Oh ya, sebelum sampai makam, saya melihat kolam besar. Namanya sumber sendang. Katanya dulu itu tempat mandinya orang istana Majapahit. Sekarang tentu tidak dimanfaatkan lagi. Saya lihat dari atas bus, luas sekali. Ada beberapa pemancing disana. Padahal informasinya tidak boleh untuk pemancingan. Konon disana banyak piring dari bahan perak yang dibuang di kolam itu. Tak lama kemudian, kami sampai di Troloyo. Bus parkir sekitar 400 meter dari makam. Di parkiran, banyak pengojek menyambut wisatawan. Tarifnya Rp 3000. Satu moto...
Baca selengkapnya

Belum Sosialisasi E KTP, Pelaksanaan Molor

-
MALANG-Peralatan E KTP sudah dipasang di kantor Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso.  Di tiap kantor kecamatan diberikan dua set peralatan E KTP.  Dalam minggu ini, surat undangan untuk warga akan dikirim oleh Dispendukcapil Kabupaten Malang  ke kantor kecamatan. Selanjutnya kantor kecamatan akan melakukan penjadwalan pembuatan E KTP buat warganya. “Saya himbau kecamatan yang sudah mendapatkan alat E KTP untuk segera melaksanakannya,” ujar Purnadi, Kadispenduk dan Capil Kabupaten Malang, Senin (30/4). Menurut Purnadi, kapasitas per alat bisa untuk 150 orang. Sehinga dua alat bisa mencapai 300 orang per hari. “Tapi bisa juga dimaksimalkan,” paparnya. Suroto, Camat Karangploso menyatakan belum melaksanakan proses pembuatan E KTP untuk warganya karena dirinya belum mendapat sosialsasi dari Dispendukcapil Kabupaten Malang. “Peralatannya memang sudah siap. Rencananya, pada 28 April lalu, seluruh camat akan diberi sosialisasi oleh Dispendukcapil. Tapi acaranya b...
Baca selengkapnya

Perak Ngajum Capai Selandia Baru

-
Gambar
Proses pengerjaan perhiasan perak  MESKI harga perhiasan perak tidak bakal bisa mencapai sekelas harga emas, tapi nilai estetikanya yang tinggi ketika dihasilkan dari tangan perajin terampil. Hal ini menjadikan perak memiliki penggemar sendiri. Puguh Pribadi (37) memilih mengaktualisasikan dirinya sebagai perajin perak yang dikerjakan secara handmade . Karena itu hasil yang dibuatnya jadi eksklusif. “Awalnya terjun sebagai perajin perak justru karena sulit mendapatkan pekerjaan,” cerita Puguh ketika ditemui di rumahnya di Desa Maguwan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang beberapa waktu lalu. Ia diajak bekerja di sebuah perusahaan di JL Prof M Yamin Kota Malang, sebuah home industry selama tiga tahun. Ia memulai banyak belajar dari sana dan kemudian memilih berdikari sejak lima tahun lalu. Ia juga tetap menjalin hubungan baik dengan eks perusahaannya sehingga ia juga tetap dapat order dari tempat itu. Pemberi ordernya itu lebih banyak memasarkan prod...
Baca selengkapnya