Perjalanan ke Tiga Kota, Mengenalkan Anak Pada Wilayah
Perjalanan ke tiga kota mulai Kamis (2/2/2025) jadi mengasikkan. Apalagi saya sudah tidak punya rutinitas pekerjaan. Ketika diajak adik saya ke Tulungagung, saya oke saja. Kami naik kendaraan pribadi. Adik membawa istri dan dua anaknya. Saya dengan dua anak saya. Perjalanan dimulai pada Kamis malam lewat tol. Agak muter sih. Tapi demi kenyamanan dan keamanan. Kita langsung ke kota tujuan, Tulungagung.
Perjalanan malam harus ekstra hati, hati dan terasa lama. Kita hanya berhenti di rest area Jombang dan melanjutkan perjalanan ke Kediri, lalu Tulungagung. Rasanya lama saat malam hari. Ketika masuk Kabupaten Kediri, ugh..lega rasanya. Dari Kediri jika ke Tulungagung kurang lebih hanya satu jam dalam perjalanan santai. Setelah sampai, kami langsung istirahat.
Kalau menurut saya, mengajak anak-anak adalah mengenalkan wilayah. Kalau saya dulu senang banget melihat peta. Bahkan membeli peta kertas. Saya mencocokkan perjalanan saya dengan peta. Akhirnya jadi tahu koneksi jalan itu kemana saja. Kalau anak sekarang kan pakai gmaps. Tapi melihat peta manual sepertinya lebih nancap di otak. Btw, setelah menginap dua hari di Tulungagung, kami ke Kediri. Saya memesan penginapan lewat Traveloka.
Akhirnya menemukan AJ Homestay di Jl Trunojoyo. Penginapannya bersih. Saya sempat ganti kamar karena kamar saya pertama bekas dipakai perokok. Padahal saya sudah pesan yang non smoking. Akhirnya, kamar saya dipindah lagi. Kamar mandi bersih, AC dingin. Ada shower juga panas dan dingin. Di kamar mandi diberi sabun mandi kecil dan satu sachet shampo. Tempat tidurnya yang kingbed. Letak kamarnya di lantai dua.
Sebab kamar di lantai satu sudah penuh. Homestaynya tidak terlalu luas. Apalagi kalau sudah dimasuki mobil-mobil. Karena hanya butuh tempat tidur, kami memilih disini. Hotel lainnya yang bintang tiga sudah tidak ada di Traveloka untuk Sabtu malam (22/2/2025). Sisanya di atas Rp 1 juta. Ada juga yang Rp 250 ribuan. Tapi setelah saya amati gambarnya kok hotel yang bekas TKP kasus yang ramai itu. Jadi saya skip. Saat perjalanan keluar Kediri, saya baru cerita ke adik saya.
Ternyata semalam ia juga sempat berpikir kenapa tidak disana. Saya jelaskan soal itu dan mengerti. Semua tidur nyenyak karena kelelahan. "Aku tidur nyenyak kok," jawab bocil keponakan. Maklum, dia merasa pilihan saya ngedrop dibanding hotel di Tulungagung. Ya saya jelaskan karena hanya buat tidur. Usai sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke Jombang, rumah adik ipar saya dan nyekar di kuburan almarhum bapaknya.
Jombang seperti Sidoarjo. Ongkep. Untung hanya beberapa jam. Kami makan bakso di rumah adik ipar. Saya juga tiduran dan ngorok. Hadeuh..ngorok lagi. Pas di kamar juga begitu. Sepertinya karena lelah. Mungkin juga mengantuk karena saya habis minum obat radang. Tapi gak tahu sih apa ada obat tidurnya. Pokoknya ngantuk saja. Makan siangnya kami di rest area karena rumah makan di Jombang yang kami tuju ternyata jadi tempat resepsi pernikahan dan baru dibuka untuk umum jam 13. 30 WIB.
Sedang saat kami disana baru jam 12.30 WIB. Akhirnya perjalanan ke Malang diteruskan agar cepat sampai. Makan siang di rest area enak juga. Setelah melihat harga makanan, kami dapat rumah makan yang murah dan enak. Makannya masih fresh. Saya juga pesan teh hangat. Maklum di Tulungagung beli es teh aja jadi radang tenggorokan. Padahal cuacanya ya tidak panas amat.
Tapi saya orang kepoan dengan teh di wilayah lain, jadi saya beli. Tapi kurang sreg. Pikiran saya tetap top teh di Malang. Kami sampai Malang jam 16.30 WIB pada Minggu (23/2/2025). Saya diantar adik sampai depan rumah. Lega sampai Malang. Pada malam hari baru terasa pegalnya, wkwk. Untung saja Senin (24/2/2025) masih libur kerja yang panjang, hahaha. Sylvianita Widyawatifoto/sylvianita widyawati
Perjalanan ketiga kota bersama adik, ipar, keponakan dan anak-anak berakhir, Minggu (23/2/2025).
Komentar
Posting Komentar