Mari Mengunjungi Museum Mpu Tantular Sidoarjo

Lokasi Museum Mpu Tantular berada di Jl Raya Buduran-Fly over Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Awalnya berada di Jl Taman Mayangkara Surabaya. Sekarang lokasi lama itu dijadikan sebagai perpustakaan Bank Indonesia. Meski seringkali lewat museum ini, saya dan anak-anak sering tak sempat mampir ke tempat ini. Beberapa waktu lalu ada kesempatan mengunjungi karena sedang mampir ke rumah Sidoarjo di kawasan Park Royal Regency-Buduran.

Sudut di halaman Museum Mpu Tantular di Sidoarjo
Tiga anak saya sudah lama ingin ke sini. Karena di pelajaran sekolah mereka juga sering disebut-sebut. Harga tiket masuknya murah, yaitu Rp 2000 untuk dewasa dan Rp 1.500 untuk anak-anak. Ketika kami datang, waktu itu hari Sabtu. Kebetulan bersamaan dengan rombongan anak SD datang ke tempat itu.

Setelah mereka pulang, suasana jadi sepi. Hanya ada beberapa pengunjung. Begitu masuk halaman museum, sudah banyak benda bersejarah yang bisa dilihat. Untuk memudahkan pengunjung, telah dibagi zona-zona sesuai dengan perkembangan zamannya.

Pada zona I merupakan zona zaman purbakala, seperti koleksi batu-batuan yang bisa dimanfaatkan manusia serta koleksi prasejarah. Setelah itu, memasuki zona peninggalan Hindu-Budha dimana dipajang patung, prasasti. Kemudian kami berjalan lagi ke zona III, yaitu zaman Islam serta ke zona zaman kolonial. Berisi berbagai barang peninggalan yang mendapat pengaruh dari Eropa. Nah, ketika sampai ke zona V, yaitu zona teknologi modern dan peraga iptek, anak-anak nampak menikmati.


Koleksi di dalam Musem Mpu Tantular Sidoarjo
Mungkin karena sudah merasa 'mudeng' dengan dunia ini. Lokasinya ada di lantai dua. Ruanganya besar, tapi hanya ada kita berempat waktu itu. Ha..ha.., sumpah rasanya semriwiing sendiri.

Setelah itu ada zona VI, yaitu zona koleksi kesenian dari berbagai daerah di Jawa Timur.Setelah itu, kami turun lagi ke lantai satu. Oh ya, di lantai lobi juga ada mesin untuk menguji kemampuan pengunjung setelah melihat-lihat museum itu.

Saya kira, anak-anak tertarik mengikuti kuis itu karena tertarik dengan hadiahnya, he..he. Hadiahnya seperti majalah wisata karena kebetulan adanya itu. Tapi mereka semangat sambil mengingat-ngingat lagi apa yang mereka lihat di museum itu. Bertiga gantian menjawab agar semua dapat hadiah.  Pertanyaan di mesiu kuis itu seperti nama pendiri museum dan koleksi-koleksinya.

Halaman depan Museum Mpu Tantular di Sidoarjo
Kalau masih ada yang salah, diulang-ulang lagi, sampai benar agar mendapat hadiah. Oh ya, museum ini buka pada Selasa-Minggu. Kalau Selasa-Kamis buka mulai jam 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Kalau Jumat sampai pukul 14.00 WIB. Sedang Sabtu sampai pukul 12.30 WIB.

Sedang pada Minggu sampai pukul13.30 WIB.  Museum Mpu Tantular dikelola oleh UPT Museum Mpu Tantular, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provisi Jawa Timur. Kalau ingin tahu profil museum ini, ada juga.

Museum ini merupakan kelanjutan dari Stedelijk Historisch Museum Surabaya yang didirikan oleh Von Faber, seorang kolektor benda bersejarah dari Jerman yang telah menjadi warga Surabaya. 
Ia merintisnya sejak 1922 dan baru 11 tahun kemudian bsia diwujudkan yaitu pada 1933. Tapi pembukaan museumnya baru dilakukan pada 25 Juni 1937. Lokasinya juga tidak di tempat sekarang ini. Awalnya di kawasan Ketabang Surabaya, kemudian pindah ke Jl Tegalsari Surabaya, tempatnya di rumah Han Tjiong King. Dari Jl Tegalsari, kemudian pindah lagi ke Jl Pemuda 3 Surabaya. Sekarang, lokasi ini sudah menjadi SMA Trimurti. Kemudian pindah lagi ke Jl Taman Mayangkara 6 Surabaya.

Saat di lokasi di Jl Taman Mayangkara ini, saya juga pernah ke sana. Lokasinya di pusat kota. Sehingga gampang dicari. Di lokasi ini diresmikan oleh Gubernur Jatim waktu itu, Soenandar Prijosoedarmo pada 1 November 1974. Tapi pada 14 Mei 2004, direlokasi ke Buduran. Nama Mpu Tantular snediri untuk mengabadikan nama pujangga besar Majapahit. Begitu yang saya baca di buklet mengenai museum ini. sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini