Banyuwangi Again
Sudah agak lama saya tidak mengunjungi adik saya di Banyuwangi. 25 November 2019 lalu, saya ambil cuti tiga hari dengan anak saya yant bungsu, Rahma, ibu dan adik saya. Dia kebagian jadi driver. Saya seksi konsumsi aja, hehehe. Baru ini berangkat pagi kesana. Saat Ramadhan lalu, kami ke sana berangkat siang. Risiko berangkat siang adalah masuk hutan Baluran malam hari. Apalagi kami beberapa kali kami rehat buat makan dan sholat.
Tapi perjalanan Senin pagi lalu lebih nyaman karena nyampai Banyuwangi sore hari. Lewat hutan Baluran juga masih terang. Kami masih bisa menyaksikan banyak kera di pinggir jalan. Oh ya, jalannya baru diaspal lagi. Jadi masih hitam cling. Begitu masuk Desa Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, rasanya lega. Meski untuk masuk kota masih butuh waktu sekitar sejam lagi.
Perjalanan ke kota terhibur pemandangan laut dan kebun lombok di pinggir jalan. Kami langsung ke hotel dulu di tengah kota. Hotelnya masuk gang. Saya menemukan di traveloka dan merupakan jaringan OYO. Dapat harga terjangkau, bersih dan nyaman. Saya sudah gerah dan ingin mandi. Malam hari, saya dan Rahma jalan-jalan ke Roxy Mall. Di kamar karena AC dingin. Eh..di luar lumayan panas.
Rahma senang bisa jalan-jalan. Ya refreshing receh ya. Tapi asik saja. Kota Banyuwangi serasa di Kota Malang. Geliatnya terasa. Usai jalan-jalan, saya langsung tidur. Adik dan ibu sudah tidur duluan. Pagi harinya, saya pesan teh manis hangat pada ibu yang tugas di dapur hotel plus mie goreng. Pengganjal sementara. Siang hari dapat nasi enak pas mampir Indomaret beli minuman. Selasa pagi (26/11/2019), kami bertemu adik dan ngobrol ngalur ngidul.
Kami tidak jadi menginap ke rumahnya karena air sedang mati. Jadi kami balik lagi Selasa siang ke Malang. Sampai Malang nyampe jam 22.00 WIB. Saya langsung mandi, sholat dan tidur. Bangun pagi, masih ada sehari waktu libur. Saya pakai waktu libur untuk bersih-bersih rumah, koleksi CD, nyuci. Siang hari sambil mendengarkan musik, saya sudah ketiduran. Mungkin juga ngorok karena lelah perjalanan baru terasakan. Sylvianita Widyawati
Komentar
Posting Komentar