Kuliner Gudeg Yu Jum dan Ke Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede
Liburan di Jogja pada pekan lalu memang random banget kegiatannya. Saya dan anak-anak hanya ada ide wisata ke Magelang yang berbau alam. Tapi Paksu ingin menjelajah keraton Jogja. Sebenarnya kami sudah pernah jalan-jalan ke keraton Jogja saat anak-anak masih SD. Tapi Paksu ingin eksplor lagi karena pesona konten di youtube. Tapi masalahnya dia tidak mengukur waktu.
Pada Sabtu (28/6/2025), kami baru sampai di Sleman pada pagi hari. Badan capek sekali karena perjalanan panjang naik travel. Makanya usai sholat subuh, saya dan anak-anak izin tidur lagi melepas penat. Dalam perjalanan dari Malang ke Sleman, pantat rasanya linu. Mata juga penat karena tidak bisa tidur nyenyak. Setelah agak enakan, kami keluar rumah dengan mobil sewaan. Yaitu mengantar bumer membeli kelapa lalu ke Magelang untuk buwuhan.
Kegiatan mantenannya sebenarnya sudah Juni lalu usai Idul Adha. Tapi ini dijadikan alasan Paksu pulang kampung. Dari sana lalu ke rumah adik ipar. Perjalanan Magelang-Sleman tak membuahkan kesepakatan lokasi makan karena berbeda-beda selera. Pada akhirnya saya menawarkan makan gudeg di Yu Jum saja di JL Kaliurang dekat UGM. Kota Jogja sangat ramai di akhir pekan liburan sekolah. Saya pilih makan di gudeg karena biar cepat makan. Saya khawatir "kaliren" telat makan.
Kami makan dengan cepat karena sangat lapar. Gudeg di Yu Jum ini saya suka karena enak dan gudegnya ada blondo. Jadi gurih. Saya juga pesan satu bungkus dibawa pulang. Karena ke kraton sudah mendekati tutup, Paksu tiba-tiba mengarahkan kendaraan ke Kotagede, ke kawasan makam raja-raja Jawa. Memang random banget Paksu. Dia sudah merencanakan tujuan-tujuan wisata tanpa didiskusikan.
Akhirnya saya dan anak-anak ya ikut saja. Saya pikir juga tidak ada salahnya kesana. Bahkan bisa sholat di masjid di area itu. Kita berkeliling dan banyak menemukan aktifitas pemotretan di lokasi. Mereka memakai baju tradisional Jawa dan ada fotografer profesional. Disana ada persewaan kostum dan jasa pemotretan. Saya juga pingin. Tapi kami datang disana sudah "kulu-kulu" karena habis di perjalanan.
Karena kami wisatawan personal, maka tidak ada yang menjelaskan tentang objek sejarah itu. Memang di depan ada papan tulisan terkait objek itu. Untungnya saat saya menunggu Paksu datang, saya dan anak saya nebeng mendengarkan penjelasan guide soal tempat bersejarah itu. Untuk masuk ke area makam memang tidak boleh sembarangan. Jadi kami hanya di bagian luar saja seperti ke masjid, sendang dll. Sambil melepas lelah, saya juga senang melihat aktifitas wisatawan.
Setelah itu, kami berusaha ke Malioboro. Tapi jalannya padat dan tidak tembus. Paksu juga lelah menjalankan kendaraan karena manual. "Mending cari oleh-oleh saja. Sebab Minggu kita fokus ke Magelang saja," kata Paksu. Untung AC mobil sewaan jos. Jadi di dalam kami masih nyes. Pulang ke Sleman, perut lapar lagi. Akhirnya kami mampir ke penjual bakmie.
Begitu sampai rumah bumer, terasa capeknya. Bahkan usai sholat subuh, kita izin tidur lagi sebelum akhirnya wisata ke Magelang, yaitu ke Nepal Van Java. Sylvianita Widyawatifoto/sylvianita widyawati
Suasana di sekitar masjid di area makam raja-raja Mataram di Kotagede, Sabtu (28/6/2025)
Komentar
Posting Komentar