Berwisata Ke Pantai Sipelot

Februari 2015 lalu, saya bersama teman-teman mengunjungi Pantai Sipelot. Lokasinya di Desa Pujiarjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Kira-kira dari Kota Malang butuh waktu tiga jam. Jauh..sekali. Tapi kali ini tidak langsung berangkat dari Malang. Tapi berkumpul dulu di Kepanjen. Meski sudah diworo-woro berkumpul agak pagi karena lokasi jauh, tapi tetap saja saling menunggu, he..he.
Pantai Pasir Putih. Di lokasi ini ada Coban Sipelot
Akhirnya menjelang pukul 08.00 WIB baru berangkat. Itupun masih ada kendala di jalan karena satu mobil bermasalah dengan kuncinya. Sehingga tidak bisa membuka kunci tangki bensin.

 Akhirnya menunggu lagi di Gondanglegi untuk memperbaiki kunci. Tapi ada gunanya juga menunggu. Sebab bisa membeli bekal untuk dibawa ke pantai.

Semalam memang tidak sempat mempersiapkan diri dengan baik. Hanya membawa baju ganti. Meski sudah membaca informasi sebelumnya mengenai pantai ini, tapi belum mendapat bayangan seutuhnya. Rombongan kali ini memakai empat mobil. Luar biasa. Dengan rencana ala kadarnya, malah bisa berangkat bersama-sama dengan banyak teman.

Perjalanan banyak diisi dengan saling ngobrol ngalor ngidul. Yang masih ngantuk, meneruskan tidurnya. Sampailah kemudian rombongan masuk ke arah pantai. Tapi jangan dibayangkan dulu sudah dekat. Di peta saja, lokasinya paling bawah. Kira-kira, jalannya habis naik, ya turun terus sampai mendapatkan pantai itu. Tapi dinikmati saja perjalanan ini. Apalagi bersama banyak kawan itu mengasyikkan. Meski kadang-kadang tercetus omongan, kok nggak nyampai-nyampai ya...he..he...
Sisi kiri Pantai Sipelot
Sebelumnya sudah pernah ke desa lain di Kecamatan Tirtoyudo. Tapi dalam rangka bekerja. Sehingga nuansanya berbeda sekali. Untuk sampai ke Desa Pujiarjo, maka harus melewati banyak desa. Sebab Desa Pujiarjo berada di ujung desa-desa yang kita lewati.

Di antara jalan menuju desa ini, ada arah ke Pantai Lenggoksono di Desa Purwodadi. Sebenarnya, awalnya hendak melihat lokasi Banyu Anjlok. Tapi karena sudah diundang ke Pantai Sipelot, maka kita kesana dulu.

Tapi menikmati dua pantai, yaitu Lenggoksono dan Sipelot bisa dirasakan bersama lho. Ini terjadi ketika berada di ketinggian di antara dua pantai itu. Di kiri kita melihat indahnya Sipelot. Kalau melihat ke kanan, bisa melihat eloknya Lenggoksono.

Sensasinya justru disini. Subhanallah, luar biasa indahnya. Kalau tidak dikejar waktu, rasanya mau berlama-lama di ketinggian ini. Tapi waktu memburu terus. Setelah melewati turunan dan kelokan, kami sampai juga ke rumah pak kepala desa baru. Namanya Hendik Arso.

Karena sudah masuk jam makan siang, kami disiapkan makan. Ada juga puluhan durian khas sana, rambutan dll. Belum rekreasi, sudah kenyang. Setelah itu, kami diajak ke pantai itu. Dari situ, kami mendapat informasi bahwa selain menikmati Sipelot, juga ada titik lainnya yaitu Pantai Tenger dan Pantai Pasir Putih. Di Pantai Pasir putih itulah ada Coban Sipelot atau air terjun Sipelot. Airnya tawar.

Anak-anak Pantai Sipelot. Bermain ayunan jelang senja
Ombaknya saat itu menurut saya sedang besar. Saya sudah tidak punya keberanian. Rasanya ingat orang tenggelam ditelan ombak dll. Tapi nelayannya malah seperti mengolok saya. "Aduh, sudah di sini, jauh-jauh masak nggak menikmati?" ujar dia. Ha...ha, saya merasa terprovokasi. Begitulah. lah ganti baju, semua penumpang diberi pelampung.

Saya sendiri bingung gimana nelayan membawa perahu dalam kondisi ombak besar seperti ini? Ternyata ada tekniknya. Setelah beberapa orang masuk, ketika perahu memungkinkan masuk ke laut, perahu dibawa ombak. Wuzzz....Wow....takut saya. Baru ini saya berani naik perahu motor.

Setelah itu perahu ke tengah dan berhenti di antara laut hijau. "Kalau di sini bisa smoking-smoking....," ujar nelayan. Perahu terhempas perlahan, kemudian tenang. Dari kejauhan, saya melihat Pantai Sipelot dan rumah-rumah warga. Nelayan menjelaskan jika kami akan dibawa ke Pantai Tenger. Tapi sebelum itu juga dijelaskan, titik ketiga perjalan kami nanti ke Pantai Pasir Putih.

"Tuh..pantainya. Di sana juga ada air terjunnya," kata nelayan sambil menunjuk lokasi pantai yang berada di teluk. Perjalanan dimulai lagi menuju Pantai Tenger. Katanya keren. Tapi perjalanannya itu yang nggak tahan. Ombaknya besar sekali. Lama-lama saya juga takut. Lautnya membiru...kita sudah di laut lepas. Samudera Indonesia. Seberang sana sudah ke Australia.

Pantai Pasr Putih
Perahu digoncang ombak, saya hanya bisa berdoa untuk keselamatan saya. Makin jauh, menurut saya memang indah. Tapi juga menakutkan...

Belum sampai ke Pantai Tenger, rombongan saya sudah minta balik. Kami memutuskan ke Pantai Pasir Putih. Meski nelayan sudah bilang sebentar lagi sampai, teman-teman sudah tidak ada yang mau.

Yang berhasil mencapai Pantai Tenger adalah teman-teman rombongan lain. Serem melihat ombak menghempas perahu mereka. Bahkan sampai tinggi sekali. Karena semua pingin balik, ya balik semua.

Kemudian perjalanan ke Pantai Pasir Putih. Mungkin 30 menit sampai. Tapi rasanya lama sekali. Di Pantai Pasir Putih, pasirnya memang putih sekali. Tapi ada sampah-sampah yang dibawa ketika laut pasang. Sehingga dampaknya pada kubangan air di Coban Sipelot.

Meski air terjunnya bersih, tapi di sekitarnya ada sampah-sampah. Saya sendiri menikmati saja di sana. Kata pengunjung, mandi di Coban Sipelot seperti dipijat-pijat. Benarkah? Saya belum mencoba, he.he. Oh ya, sambil  menunggu teman-teman lain datang, kita disiapkan ikan dan lobster untuk dibakar. Pak nelayan membakar pakai kayu yang ada. Setelah masak, kita makan bareng-bareng. Kita tidak terlalu lama di pantai itu karena laut akan surut.

Perahu meninggalkan Pantai Pasir Putih sebelum surut
Karena itu kita diminta cepat naik perahu. Sebab jika surut, perahu kesulitan mengangkut penumpang. Di sana saat surut ternyata banyak batu-batu besar.

 Ini saya buktikan sendiri ketika menengok pantai itu setelah agar ke tengah. Perjalanan membawa perahu kami ke Pantai Sipelot lagi. Segera kami bergegas mandi dan ganti busana.

Untuk menjadi jujugan wisata, lokasi ini memang masih perlu dibenahi. Terutama tempat mandi yang layak usai keliling pantai.

Sedang untuk sholat di dekat pantai juga ada mushola. Meski desa ini sebagian besar nasrani, tapi tempat ibadah untuk muslim juga ada. Menurut saya, untuk mencapai lokasi pantai ini memang sangat jauh.

Jika memang berniat ke sana, sebaiknya berangkat pagi-pagi sekali. Sehingga pulangnya siang hari. Jika sorean, kendalanya adalah kondisi jalan dan penerangan. Sebaiknya  juga ramai-ramai bersama teman-teman karena lebih seru dan bersemangat. Mengingat lokasinya jauh sekali. Jangan lupa membawa bekal. sylvianita widyawati

Komentar

  1. Waah... pantainya cantik sekali... tapi lumayan jauh ya kalo mau ke sana... Salam dari arema cabang Singapore :)

    BalasHapus
  2. terima kasih. jauh emamng. Harus berangkat pagi sekali

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini