Mengunjungi Perkemahan Sunan Kalijaga di Gresik, Jatim
Andai tim anak saya tidak melaju ke final Indonesia Scouts Challenge (ISC) tingkat Jawa Timur 2016 pada 17 September 2016 lalu, saya pasti tidak mengunjungi Kabupaten Gresik. Hal ini setelah tim putri SDN Lesanpuro 1 lolos sebagai juara pertama pada gelombang 2 ISC Kota Malang. Ada empat tim dari Kota Malang yang berangkat ke final. Yaitu SD Unggulan Al Ya'lu dan SD Anak Saleh. Kunjungan ke Gresik berawal dari keinginan Jasmine agar orangtuanya memberi support.
"Nanti nggak harus ke perkemahan. Asal aku tahu ayah atau ibu ada di Gresik aku sudah senang," kata Jasmine waktu itu. Tapi ke Gresik juga ngapain kalau hanya di sana. Akhirnya, setelah berembug dengan suami, kami memutuskan bersama ke sana. Tapi kami tidak menginap di Gresik. Namun di Surabaya. Sehingga suami saya usai pulang dari Kalimantan tidak ke Malang. Namun saya dan anak-anak ke Surabaya. Kemudian pada Sabtu sorenya baru ke Gresik.
Saya berangkat dari Malang pada pagi hari. Sampai di Surabaya siang hari. Waktu yang tersisa, saya manfaatkan untuk bermain di sekitar kota untuk jalan-jalan dan mencari makan siang. Menjelang sore, saya ke hotel tempat menginap. Setelah sholat Azhar, kami berangkat ke Gresik. Suami saya mendapatkana taksi yang mau PP dan mau menunggu kami. Dari hotel, kami langsung lewat tol Gunungsari dan melaju ke arah Gresik.
Tujuannya adalah bumi perkemahan Sunan Kalijaga di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Ini lokasi perkemahan baru. Keluar dari tol, kami belok kiri ke wilayah Kecamatan Manyar.
Kami semua belum tahu lokasinya. Untung ada tanda-tanda menuju perkemahan dan umbul-umbulnya. Dari Kecamatan Manyar kira-kira berjarak 10 Km. Untung kami ke sana sore hari. Jadi jalannya masih jelas.
Ternyata lokasinya di dekat perumahan warga. Jadi, rasa khawatir saya pun hilang. Lokasi perkemahan ini termasuk baru. Mobil taksi kami parkir di dekat rumah-rumah warga. Kamami mengejar waktu jam istirahat agar bisa bertemu Jasmine dkk. Ternyata untuk masuk ke lokasi tidak terlalu ketat karena pertandingan sudah selesai dan malam harinya dilakukan penutupan ISC. Akhirnya kami ketemu tendanya. Mereka sedang di tenda dan bersiap untuk mandi sore.
"Gimana, Mine? Seneng nggak di Gresik,? tanyaku ke Jasmine. Dia menjawab senang. Wajahnya riang. Beda dengan ketika akan berangkat ke Gresik. Dia menangis karena tidak mau berpisah dengan ayah ibunya. Ternyata setelah di sana, ia malah bahagia. "Apa di Gresik juga masih kepikiran ibu,? tanyaku ke dia. Jawabannya menganggumkan. "Nggak," jawabnya singkat. Alasannya, karena kegiatannya banyak. Setelah kecapaian, ia pasti tidur nyenyak.
Apapun jawabannya, saya senang saja. Toh ia sedang berusaha menambah pengalamannya. Saya juga bangga dengan pramukanya bisa ke daerah lain. Bandingkan dengan saya saat SD hanya berlatih pramuka di Lapangan Kebonrojo di Oro-Oro Dowo. Sementara anak saya memiliki passion ke pramuka lebih banyak dari saya. Sebagai orangtua itu hanya memberi dukungan agar ia bersemangat dan menyediakan fasilitasnya. sylvianita widyawati
"Nanti nggak harus ke perkemahan. Asal aku tahu ayah atau ibu ada di Gresik aku sudah senang," kata Jasmine waktu itu. Tapi ke Gresik juga ngapain kalau hanya di sana. Akhirnya, setelah berembug dengan suami, kami memutuskan bersama ke sana. Tapi kami tidak menginap di Gresik. Namun di Surabaya. Sehingga suami saya usai pulang dari Kalimantan tidak ke Malang. Namun saya dan anak-anak ke Surabaya. Kemudian pada Sabtu sorenya baru ke Gresik.
Saya berangkat dari Malang pada pagi hari. Sampai di Surabaya siang hari. Waktu yang tersisa, saya manfaatkan untuk bermain di sekitar kota untuk jalan-jalan dan mencari makan siang. Menjelang sore, saya ke hotel tempat menginap. Setelah sholat Azhar, kami berangkat ke Gresik. Suami saya mendapatkana taksi yang mau PP dan mau menunggu kami. Dari hotel, kami langsung lewat tol Gunungsari dan melaju ke arah Gresik.
Jasmine dan Rahma berfoto dengan Walikota Malang |
Kami semua belum tahu lokasinya. Untung ada tanda-tanda menuju perkemahan dan umbul-umbulnya. Dari Kecamatan Manyar kira-kira berjarak 10 Km. Untung kami ke sana sore hari. Jadi jalannya masih jelas.
Ternyata lokasinya di dekat perumahan warga. Jadi, rasa khawatir saya pun hilang. Lokasi perkemahan ini termasuk baru. Mobil taksi kami parkir di dekat rumah-rumah warga. Kamami mengejar waktu jam istirahat agar bisa bertemu Jasmine dkk. Ternyata untuk masuk ke lokasi tidak terlalu ketat karena pertandingan sudah selesai dan malam harinya dilakukan penutupan ISC. Akhirnya kami ketemu tendanya. Mereka sedang di tenda dan bersiap untuk mandi sore.
"Gimana, Mine? Seneng nggak di Gresik,? tanyaku ke Jasmine. Dia menjawab senang. Wajahnya riang. Beda dengan ketika akan berangkat ke Gresik. Dia menangis karena tidak mau berpisah dengan ayah ibunya. Ternyata setelah di sana, ia malah bahagia. "Apa di Gresik juga masih kepikiran ibu,? tanyaku ke dia. Jawabannya menganggumkan. "Nggak," jawabnya singkat. Alasannya, karena kegiatannya banyak. Setelah kecapaian, ia pasti tidur nyenyak.
Apapun jawabannya, saya senang saja. Toh ia sedang berusaha menambah pengalamannya. Saya juga bangga dengan pramukanya bisa ke daerah lain. Bandingkan dengan saya saat SD hanya berlatih pramuka di Lapangan Kebonrojo di Oro-Oro Dowo. Sementara anak saya memiliki passion ke pramuka lebih banyak dari saya. Sebagai orangtua itu hanya memberi dukungan agar ia bersemangat dan menyediakan fasilitasnya. sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar