Maaf, Liburan Di Rumah Saja

Biasanya, waktu berlibur saat Desember. Tahun 2020, tidak ada liburan. Kondisi masih belum membaik dari pandemi Covid-19. Masa lebih banyak di rumah karena pandemi itu adalah sebuah kegiatan yang harus disyukuri. Saya mikir positifnya. Pertama, saya jadi lebih dekat dengan anak-anak. Begitu sebaliknya. Biasanya pagi hari semua sudah berangkat sekolah, rumah sepi. Saya kemudian juga bergegas kerja.

Sejak 10 bulan lalu, selalu ada yang jaga rumah selain belajar. Kalau saya pergi, saya juga tidak was-was karena ada mereka. Kedua, acara-acara juga berkurang banyak dan diganti virtual, seperti lewat Zoom. Jadi bisa dilakukan di rumah. Bagi saya ini juga efisien karena tidak lagi mengeluarkan biaya transportasi. Instansi demi prokes juga pasti lebih aman jika tidak banyak bertemu orang. 

Ketiga, dengan kondisi sekarang maka harus lebih panjang ide agar bertahan. Keempat, saya juga harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Misalkan jika ada tugas membantu berita iklan, saya hanya diberi link akses masuk dan mendengarkan isinya. Sebab kegiatan semua dilangsungkan virtual. Awalnya saya merasa sedih ketika mengerjakan seperti ini. "Ini apa?" tanya dalam hati ini. 

Sebab saya hanya membuat berita iklan dengan mendengarkan lewat youtube atau rekaman Zoom. Jika ada yang kurang jelas, saya akan menanyakan lagi. Jika awal-awal saya agak geje dengan model ini, akhirnya saya mengalir saja dengan perubahan ini. Karena di youtube banyak kegiatan virtual yang menarik bisa jadi ide berita lain kali. 

Yah, 10 bulan ini sudah banyak yang berubah. Undangan-undangan juga lewat Zoom dan sudah minim sekali undangan hadir fisik. Bahkan rapat tahunan kantor juga lewat Zoom. Biasanya ketemu di Surabaya. Ada yang telat datang, ada yang on time dll. Lewat pertemua virtual malah  bisa on time semua. Oke, mengalir saja. Saya juga belum bisa meraba bagaimana 2021 nanti. So, soal liburan gak usah dipikirkan. Harus tes rapid dll. Biayanya sudah mahal plus biaya transportasi dan was-wasnya.

Apa yang dilalui, dijadikan positif saja biar imun bagus. Lebaran 2020 juga bertahan di Malang. Ada positifnya juga. Uangnya bisa untuk biaya masuk sekolah. Meski terasa garing, tapi Alhamdullilah bisa tuntas puasanya. 
Pertama kali juga sholat Idul Fitri di rumah. Jadi gak buru-buru berangkat.  Kue lebaran juga dimakan sendiri, heheheh. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini