Masuk Masa Persiapan Pensiun

Waktu memang berlalu cepat. Masa-masa krusial seperti bingung mengurus anak dengan pekerjaan sudah terlampaui. Anak-anak sudah besar sekarang. Dan saya sudah masuk MPP (Masa Persiapan Pensiun) di media saya bekerja. Saya diangkat perusahaan pada 1997. Dan usia pensiun di media saya adalah 55 tahun. Jadi saya pensiun pada 18 Februari 2025 saat usia 55 tahun. Pada 12 November 2024 lalu, saya sudah menerima surat pemberitahuan MPP dari perusahaan. 

Rasanya tuh nano-nano. Ya senang, ya tiba-tiba berujung pada rasa kangen pada pekerjaan kelak. Saya sebenarnya sudah menyiapkan lama blog ini untuk media tulis saya kelak. Saya buat blog ini pada 2010 yang nantinya akan saya isi tulisan-tulisan. Awalnya memang menampung berita-berita saya yang human interest atau yang menurut saya menarik.

Tapi seiring dengan perjalanan waktu media massa, tulisan-tulisan sudah ada di online. Jadi sewaktu-waktu bisa saya cari lagi. Jadi isi blog saya beragam. Selain berita dan behind the scene-nya, juga kegiatan lainnya. 
Terkait MPP, saya masih bisa berkarya dan perusahaan sudah menyiapkan pengganti saya. Intensitas kesibukan memang menurun. 

Yang penting itu adalah bagaimana saya harus bisa menjalani kondisi ini. Perlahan-lahan jadi tidak ibuk amat, menulis juga santai dan bisa mendampingi  anak-anak. Ini jadi masa saya buat berterima kasih pada anak-anak buat lebih dekat. Meski celakanya, DNA saya ini rasanya selalu ingin aktif menulis berita, hahaha. 

Di masa MPP ini, jika saya berada di luar kota, saya menyampaikan info agenda ke grup kantor. Sehingga ada yang menulisnya. Tapi saya juga masih bisa menulis. Pasti pada waktunya saya pamit pada teman-teman di kantor dan di lapangan pada 18 Februari 2025. Saat itulah waktunya sudah habis sebagai wartawan media saya.

Tapi saya berterima kasih pada media saya karena sudah diberi banyak pengalaman dengan berpindah-pindah pos. Mulai floating sampai berakhir di Malang. 
Kota Malang bukanlah kota yang pernah saya mimpikan kembali. Saya tinggal di Malang sejak lahir sampai lulus SMA. Lalu saya kuliah dan kerja di Surabaya. Sampai suatu hari saya ditawari kembali ke Malang karena media saya menambah halaman.Dan saya tidak kembali ke Surabaya sejak 2004 meski pernah ditawari kembali pada 2007. KTP Surabaya saya sudah jadi KTP Kota Malang. Saya merasa nyaman di Malang, sebuah kota kecil yang lengkap. Tapi anak-anak saya bolehkan berkelana meski hanya di Sidoajo buat sekolah, penelitian skripsi dan  magang industri. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini