Perjalanan ke Lombok (2)

Hari kedua di Lombok adalah hari yang super padat. Acaranya dirancang seharian. Bikin kepala saya cenut-cenut dan mata lelah. Semua berakhir menjelang tengah malam. Lelah sekali. Diawali dengan kegiatan di kampung nelayan di Kota Mataram. Kegiatan itu melibatkan pejabat. Di sana sekitar dua jam lebih.

Di kampung nelayan ini, saya jadi ingat kawasan Malang selatan. Tapi lokasi kampung nelayan ini ada di kota. Kalau di Malang selatan, kan jauh banget. Relatif bersih kampung nelayannya. Oh ya, perjalanan dari hotel ke kampung nelayan ini, kami sudah disiapkan kendaraan jip. Sebab agendanya, setelah semua acara rampung ada kegiatan rekreasi. Mereka menyebutnya amazing race.

Saya juga penasaran mau diajak kemana dengan rute-rute yang ditawarkan itu. Sebab buta juga dengan peta wisata di Lombok. Setelah selesai sholat dhuhur, perjalanan di mulai.Yang membedakann dengan rekreasi biasa adalah, kita dipandu dengan grup WA antar kelompok. Jadi clue-clue-nya lewat WA.

Di Pura Mayura
Misalkan perjalanan ke Pura Mayura. Untuk mengetahui kita dibawa kemana, ada tebakan juga dengan membolak balikkan huruf. Sehingga baru ketahuan akan dibawa kemana. Sebenarnya seru juga sih.

Tapi setelah aktifitas padat sejak pagi, rasanya main tebak-tebakan gini juga nggak asik. Maunya, kalau rekreasi, rekreasi kemana gitu. Nggak harus ke satu titik dengan teka-teki, ha..ha. Maunya...

Perjalanan ke air terjun dengan jio, Ceritanya diajak fun..
Poskonya di sini sebelum perjalanan lainnya
Sampai di Pura Mayura, kita tidak bersenang-senang biasanya. Memang masih ada waktu menikmati semilir aingin dari pendopo di tengah areal ini.

Karena ada lomba mengirim foto-foto selfie, maka bersama sama, grup 5, kita rajin foto. Kemudian foto itu dikirim ke grup, ha..ha. Lucu aja.

Lepas dari Pura Mayura, kami direncanakan bermain ke tempat wisata lainnya. Tapi melihat waktunya yang sudah terbatas, akhirnya disepakati langsung ke lokasi air terjun.

Lokasnya di areal Perhutani. Saya sendiri penasaran lokasi itu. Perjalanan ke sana lumayan. Jalannya sudah bagus. Melewati rumah-rumah penduduk yang berjualan buah-buahan hasil kebun mereka.

Saat Februari itu, nampaknya sedang panen duren dan rambutan. Jadi banyak yang dijual disana. Sempat pingin beli duren. Tapi ternyata diberitahu bahwa di posko sudah disiapkan pesta duren.

Bener saja. Begitu sampai, ternyata sudah ada beberapa duren sudah dibelah. Tapi untuk melanjutkan perjalanan ke air terjun, ternyata masih saja ada pertanyaan-pertanyaan disiapkan EO acara. Ampun...

Tujuannya buat menambah poin, he..he. Sambil perjalanan ke air terjun, kami juga harus menajwab pertanyaan-pertanyaan sepurat wisata Lombok dan lokasi yang kita lewati. Untung saja ada google. Jadi yang kurang kita pahami, tanya ke Mbah Google. Ternyata jalan menuju air terjun cukup menantang. Mablum masih jalan tanah. Serasa ikut off road saja.

Tapi dari kanan kiri lahan yang kita lewati, di sana masih banyak ditanami tanaman keras.Setelah beberapa lama berjuang sampai ke tujuan, sampai juga akhirnya. "Mana ya air terjunnya?" tanyaku ke sopir off road grup. Dia menunjukkan tangannya. Penasaran, aku bergegas ke sana. Yang saya temui ada sebuah gazebo. Di sana sudah ada minuman panas, seperti teh dan kopi dan camilan. Mata saya mencari air terjunnya. Ternyata ini...

Pikiran saya lalu melayang ke Malang. Jadi ingat air terjun menawan di berbagai titik di Kabupaten Malang. Ya..jauhlah kalau dibandingkan.
Kamar nyaman hanya dipakai beberapa jam saja karena sibuk
Tapi yang saya salut itu usaha mengemasnya menjadi objek dan tujuan wisata itu. Bisa aja...Pulangnya, rasa penasaran itu sudah menguap. Pikiran saya membayangkan air terjun Sumberpitu yang menawan di Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Dimana dari berbagai titik memuncratkan air sejuknya. Bolehlah semangat adventure itu ditularkan ke Malang. Wisatawan penasaran dan mungkin membayar mahal untuk itu.

Lepas dari lokasi itu, kita berlanjut ke areal water tubing. Hanya beberapa saja yang mau ikut. Sebab sudah menjelang magrib. Nggak seru juga ngeban di sungai menjelang malam. Selain itu, sebagai orang luar, kita tidak tahu lokasinya bagaimana.

Ada beberapa teman yang ikut. Saya dan teman-teman lainnya memilih istirahat di warung singgah. Berikutnya dibawa ke museum di Kota Mataram. Museum ini dibuka malam lantaran ada sambutan dari Pemprov NTB. Di sana kami menikmati tarian dan makanan khas Lombok. Sejatinya, mata dan kepala saya sudah berpendar-pendar. Sudah membayangkan tempat tidur saya di Sheraton. Tengah malam, Begitu sampai di kamar, saya membersihkan wajah, mandi, keramas dan tidur. Saya ingin tidur mbangkong. Lelah sekali. #day2 Love Lombok.sylvianita widyawati



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini