Anak Sekolah Rindu Uang Saku
Belajar dari rumah dalam waktu cukup lama, tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Pendemi Covid-19 cepat bergerak. Anak saya yang pertama masih sempat ikut ujian nasional SMK pada 16-19 Maret 2020. Sedang siswa jenjang paud sampai perguruan tinggi "diliburkan" namun melaksanakan pembelajaran daring. Berikutnya, ada kebijakan ujian nasional ditiadakan. Padahal saat itu akan unas SMA, SMP dan banyak daerah yang belum melaksanakan unas SMK. Begitu juga ujian sekolah tiada.
Sampai hari ini, Selasa (7/4/2020), jadwal kembali ke sekolah belum pasti. Tapi secara nasional darurat Covid-19 sampai 29 Mei 2020. Jadi, waktunya masih panjang. Tidak bersekolah, membuat anak-anak kangen uang saku. Memang agak saya kurangi karena mereka di rumah dan segala kebutuhannya tercukupilah. Tapi ya gitu. Apa yang saya siapkan, sering cepat habis. Maksudnya diperbanyak agar bisa buat cadangan, malah cepat habis.
Saya sendiri di lubuk hati, ya memaklumi. Apalagi mereka tidak pernah keluar rumah jika tidak perlu amat. Jadi di rumah, jika gabut, bikin ini itu setelah melihat isi lemari es. Paling banyak yang dibikin adalah jenis makanan ringan. Kadang habis nonton youtube, jadi tertarik bikin sesuatu di dapur. Jadi, dapur adalah ruang operasi yang paling banyak dikunjungi di rumah. Kayak ini tadi, tiba-tiba bikin cireng. Kuahnya memanfaatkan bumbu rujak dan diberi cabe rawit.
Pernah si bungsu ngebet bikin terang bulan setelah nonton di youtube. Di sela mengerjakan tes PAT, dia bikin adonannya. 30 Menit kemudian dikerjakan dan diisi cokelat dan keju. Rasanya enak juga. Tadi siang juga gitu. Bikin spageti carbonara dan dinikmati bersama. Tapi bagi saya itu tidak bikin kenyang. Saya bikin sambel terasi, telur ceplok dan sepotong terong goreng. Ini sudah enak banget. Sylvianita Widyawati
Komentar
Posting Komentar