Kepo Sego Manten Tempo Dulu, Gas Ke Surabaya

Pekan lalu, saya banyak maunya. Kebetulan si sulung libur kerja. Oke kita gasken ke Surabaya naik kereta api komuter. Kita pilih berangkat pagi dan mendapat tiket kereta komuter Doho jam 06.12 WIB. Sampai Stasiun Gubeng Surabaya kurang lebih jam 09.00 WIB. Target kunjungan ke Surabaya adalah wisata kuliner. Beberapa hari sebelum berangkat, kita punya tujuan utama yaitu ke pabrik sirop Siropen di JL Mliwis dan merasakan sego manten di Jl Pasar Kembang.

Terus terang, info kita memang dari media sosial. Karena perjalanan di kereta api pagi hari, mata saya sepet banget, hehehe. Maklum ya setelah pensiun ada pergeseran kegiatan. Biasanya, pagi hari setelah melepaskan anak bungsu sekolah, saya mager lagi. Biasanya juga saya pakai tiduran lagi. Setelah tidur tambahan dua jam, mata saya sudah cerah. Saya lalu ke pasar atau melakukan kegiatan lain. Jadi, waktu di kereta api, memang saya buat tidur.

Sampai Stasiun Gubeng, mata sudah "menyala". Lalu kita putuskan sarapan pagi di McD. Alasannya ya sambil mendinginkan badan. Waktu itu, Surabaya sedang panas meski pagi hari. Kami di McD Plaza Surabaya selama satu jam sampai menunggu mall itu buka. Kami jalan-jalan saja di mal itu sambil membeli kue buat bekal di jalan. Lalu memesan taksi online ke Jl Mliwis. Bagi saya, perjalanan itu seperti nostalgia. Membuka peta jalan saya lagi di Surabaya.

Begitu sampai Mliwis, pak driver bilang gak bisa menurunkan di depan pabrik. "Ada demo, bu. Saya turunkan di ujung jalan ini ya," kata pak driver. Saya bilang oke karena pabriknya sudah dekat. Sambil jalan, saya juga bertanya dalam hati. Ada apa ya? Demo apa? Saya buka toko pabrik sirop kok banyak polwan duduk di dalam toko itu. Di luar juga banyak orang duduk santai berhadap-hadapan tepat di depan tokonya. Lalu saya beli minum produk pabrik itu. 

"Mas, tokonya tutup ya?" tanya saya sambil memesan es sirop leci warna hijau. Pria itu menjawab tidak tutup. "Jadi boleh masuk ya?" tanya saya. Ia menjawab boleh kok. Saya dan si sulung masuk dengan ragu-ragu. Di dalam banyak polwan duduk. Saya putuskan melihat produk sirop itu dan membelinya. Saya beli rasa leci Rp 35 ribu dan dikemas dalam botol plastik. Selain itu juga dikemas kardus bagus. 

Di dalam ruang itu juga ada TV yang memberikan informasi tentang produksi sirop itu. Di luar pabrik juga ada informasi sejarah berdirinya pabrik sirop yang didirikan oleh orang Belanda itu. Kita memang tidak lama berada disana dan memutuskan geser ke JL Pasar Kembang untuk makan sego manten zaman dulu. 

Bagaimana rasanya?

Kita sampai di JL Pasar Kembang 76 Surabaya dan langsung memesan ke kedainya. Jadi disana itu dikonsep seperti pujasera. Pengunjung bebas memesan makanan. Saya langsung ke kedai itu. Sambil mengantri, saya baca-baca menu dan harganya. Akhirnya saya pesan paket Rp 40 ribu. Isinya sego manten, sop dan es podeng. Bagi yang kelaparan dan pingin cepat makan, ya jangan kesini. Harus sambar menunggu. Apalagi banyak yang pesan termasuk rujak uleg dll.

Setelah membayar, saya diarahkan duduk di area yang ada. Anak saya memilih pesanan lain. Baiklah. Padahal niat saya mau sharing makanan. Setelah menunggu lama, ada pegawai kedai itu memanggil nama saya. "Mbak Sylvie..Mbak Sylvie..," sambil membawa nampan berisi makanan. Saya merasa asing ada yang memanggil nama saya setelah pensiun kerja. "Saya mas," jawab saya. Ia lalu memberikan paket makanan pesanan saya. Saya melihatnya sudah memastikan tak bisa habis. 

Saya mencicipi makanan utamanya dulu. Sego mantennya dengan lauk telur bumbu kuning. Juga ada sambel goreng kentang, acar kuning. Untuk lauknya saya cocok tapi nasi tidak habis. Lalu mencoba sop sayurnya. Tidak habis juga karena sudah "wareg" menu segonya. Dalam hati, saya kok banyak maunya hari ini. Lalu saya coba makan es podengnya. Isinya podeng warna cokelat, nanas, pepaya dan kolang kaling yang dipotong kecil-kecil warna hijau. Sedang kuahnya ya dari kuning nanas yang diberi pewarna. 

Es podeng saya habiskan karena segar. Membantu melepaskan dahaga karena hawanya panas. Setelah itu, kita ke Tunjungan Plaza jalan-jalan sembari mendinginkan badan. Disana juga buat sholat di masjid TP 2 lalu beli minum buat bekal pulang ke Terminal Bungurasih dan naik bus ke Malang. Sengaja tidak naik kereta api lagi karena jadwalnya hanya ada malam. Komuter sore hari sudah ludes. Saya juga ingin pulang santai tanpa kepastian jadwal kereta api ke Malang. Tapi kita sudah komit pulang maksimal jam 15.00 WIB sudah di Bungurasih. Sylvianita Widyawati
Foto/sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Belum Sosialisasi E KTP, Pelaksanaan Molor