Dinsos Ingin Ada Liposos di Kepanjen
MALANG-Hingga
saat ini, Kabupaten Malang belum memiliki lingkungan pondok sosial
(liposos). Dinas Sosial (Dinsos) mewacanakan ada liposos di sekitar
Kepanjen. Lokasi yang diincar adalah lahan eks desa yang berada di
Kelurahan Ardirejo, Kepanjen. "Tapi masalah lahan ini masih harus
dibicarakan dulu dengan bupati," terang Sri Wahyuni Pudji Lestari,
Kadinsos Kabupaten Malang, Minggu (2/12/2012).
Kondisi saat ini, di tempat yang diincar itu sudah banyak dihuni para tuna wisma. Kata Bu Yayuk, panggilan akrabnya, jika nanti liposos disetujui, konsepnya nanti, pihaknya akan menggandeng SKPD terkait. Sebab dinsos tidak bisa berdiri sendiri. Misalkan dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang terkait sanitasi lingkungannya, dengan Dinas Bina Marga untuk infrastruktur jalan dan dengan Dinas Kesehatan untuk penyediaan perawat, kontrol kesehatan penghuni liposos dll. Selain itu juga perlu pengurus/pembantu rumah tangga di liposos. "Sebab nanti di dalam liposos pastinya ada orang tua terlantar atau orang yang mengalami gangguan jiwa psikotik dll," jelas mantan Kabag Perekonomian itu.
Sedang dengan Disnakertrans, diharapkan nanti bisa memberi bantuan-bantuan pelatihan buat para penghuni liposos yang masih bisa diangkat kemampuannya. Menurut Yayuk, keberadaan liposos sangat dibutuhkan karena saat ini pihaknya menitipkan orang-orang terlantar ke berbagai tempat.
"Misalkan dititipkan ke lembaga sosial UPT milik provinsi. Tapi harus inden dulu,"ceritanya. Sedang untuk balita terlantar dititipkan ke Sidoarjo. Sedang untuk orang yang mengalami gangguan jiwa, ada yang dibawa ke RSJ di Sumberporong, Lawang dll. "Untuk orang-orang gelandangan, ada yang kami titipkan di lembaga di Desa Putukrejo, Kalipare. Di sana, kami sudah titip tiga orang," urainya.
Soal operasional liposos nanti, pihaknya akan mencari informasi dari pemprov. "Sebab nanti, liposos kan butuh banyak biaya operasional. Kalau ada kepastian bantuannya, ya nanti akan sangat terbantukan. Misalkan apakah ada bantuan anggaran untuk makan, perawat atau obat-obatan," jelasnya. Jika kepastian bantuan operasional ad, maka ia mengharapkan, liposos itu nanti tidak mangkrak karena terkelola dengan baik. Sylvianita widyawati
Kondisi saat ini, di tempat yang diincar itu sudah banyak dihuni para tuna wisma. Kata Bu Yayuk, panggilan akrabnya, jika nanti liposos disetujui, konsepnya nanti, pihaknya akan menggandeng SKPD terkait. Sebab dinsos tidak bisa berdiri sendiri. Misalkan dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang terkait sanitasi lingkungannya, dengan Dinas Bina Marga untuk infrastruktur jalan dan dengan Dinas Kesehatan untuk penyediaan perawat, kontrol kesehatan penghuni liposos dll. Selain itu juga perlu pengurus/pembantu rumah tangga di liposos. "Sebab nanti di dalam liposos pastinya ada orang tua terlantar atau orang yang mengalami gangguan jiwa psikotik dll," jelas mantan Kabag Perekonomian itu.
Sedang dengan Disnakertrans, diharapkan nanti bisa memberi bantuan-bantuan pelatihan buat para penghuni liposos yang masih bisa diangkat kemampuannya. Menurut Yayuk, keberadaan liposos sangat dibutuhkan karena saat ini pihaknya menitipkan orang-orang terlantar ke berbagai tempat.
"Misalkan dititipkan ke lembaga sosial UPT milik provinsi. Tapi harus inden dulu,"ceritanya. Sedang untuk balita terlantar dititipkan ke Sidoarjo. Sedang untuk orang yang mengalami gangguan jiwa, ada yang dibawa ke RSJ di Sumberporong, Lawang dll. "Untuk orang-orang gelandangan, ada yang kami titipkan di lembaga di Desa Putukrejo, Kalipare. Di sana, kami sudah titip tiga orang," urainya.
Soal operasional liposos nanti, pihaknya akan mencari informasi dari pemprov. "Sebab nanti, liposos kan butuh banyak biaya operasional. Kalau ada kepastian bantuannya, ya nanti akan sangat terbantukan. Misalkan apakah ada bantuan anggaran untuk makan, perawat atau obat-obatan," jelasnya. Jika kepastian bantuan operasional ad, maka ia mengharapkan, liposos itu nanti tidak mangkrak karena terkelola dengan baik. Sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar