Pantai Balekambang, Pesona 'Bali' di Kabupaten Malang





Baru-baru ini, saya mengunjungi Pantai Balekambang. Sering nama pantai ini diplesetnya dengan Balikambang, he,he. Kira-kira karena mirip suasana di Bali. Balekambang sering dikaitkan kemiripannya dengan Pantai Tanah Lot di Bali. Beberapa kali saya kesana, terutama jika ada peliputan.

Paling asyik ke sana jika bareng teman-teman karena jaraknya jauh. Jika ada teman, maka selama perjalanan ada saja pembicaraan atau bercandaan. Terakhir ke sana saat ada kegiatan Melasti, Jumat (28/3/2014), Kami naik mobil ke sana. Untuk mencapai Pantai Balekambang yang berada di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang memakan waktu sekitar 2 jam dari Kota Malang.

Jalan menuju pantai ada yang mulus, ada yang tidak ada pilihan lainnya alias kanan kiri rusak, ha,,ha. Oh ya, untuk tiket masuknya, Rp 10.000. Ketika kami datang ke sana, di lokasi sudah ramai dengan umat Hindu se Malang Raya yang merayakan Melasti. Namun di Kabupaten Malang sebutannya Jalanidipuja.

Saat itu sedang dikirap jolen-jolen dari pura-pura di Malang Raya serta institusi lainnya. Jolen berisi berbagai jenis hasil bumi yang dihias. Setelah mengarak jolennya, mereka meletakkan berjajar di dekat panggung.
Ini jembatan menuju Pulau Ismoyo
Berikutnya ada tarian serta doa. Acara dipungkasi dengan melepaskan sesembahan di pantai.

Untuk mendapatkan suasana yang berbeda, saya naik ke Pulau Ismoyo. Nampak pemangku agama sedang melepas seekor bebek. Yang gemes dengan bebek itu ternyata anak-anak.

Mereka malah memburu bebek itu usai dilepas. Bebeknya itu terlihat seperti bingung. Mungkin biasa hidup di air biasa, kemudian dilepas di laut.

Oh ya, Pantai Balekambang saat itu sedang surut. Ketika saya kesana, mungkin dua tahun lalu mengikuti acara sejenis. air lautnya malah sedang pasang. Karena sedang surut, banyak pengunjung, terutama anak-anak yang bermain di laut.

Siapa yang tidak tertarik melihat air laut tenang. Apalagi cuaca saat itu terik sekali. Saya sendiri setelah menyelesaikan tugas, menyempatkan jalan-jalan sebentar sekaligus mencari foto. Yang terlihat baru di pantai adalah adanya gedung pertemuan.  Ini dibangun oleh Disbudpar Kabupaten Malang. Sehingga mereka yang ingin mengadakan acara di Balekambang bisa memanfaatkan gedung ini. Veiw-nya menghadap ke laut.
Bantem diberi doa. Modelnya ada khas Bali, ada Jawa-Bali
Oh ya, jembatan menuju pantai ke Pulau Ismoyo juga sudah diperbaiki. Waktu luang yang tidak terlalu banyak, lebih saya manfaatkan dengan duduk di pulau itu.

Saya melihat pemandangan pengunjung yang tumpah ruah di bibir pantai. Di pulau ini juga ada pos untuk memulai kegiatan flying fox. Tarifnya sektiar Rp 20.000.

Saya membayangkan andai saya punya nyali meluncur dari pulau ke pantai itu, wkwkwk...Tapi ternyata saya tidak punya nyali.

Mungkin anak saya yang berani kalau dia melihat permainan ini. Setelah puas, saya turun lagi ke pantai. Tapi buat oleh-oleh, saya mampir ke toko suvenir milik Pak Agus. Ia jualan pernak pernik dari kerang. Ia mengaku sudah berjualan selama 16 tahun. Wow...
Penjual suvenir pakaian di Pantai Balekambang
Menurutnya, suvenir tak dibuat sendiri. Tapi juga ada yang dipasok dari penjual suvenir dari Pantai Pasir Putih di Situbondo. Suvenir kerang di Pak Agus itu masuk kategori murah meriah.

Harganya di bawah Rp 10.000. Ya sekedar buat oleh-oleh saja. Dari Pak Agus, saya jadi tahu model kerang di pantai utara dan selatan. Nah, dapat pelajaran lagi. Di pantai ini juga ada penjual suvenir lainnya seperti baju dan kaos.

Suasananya seperti Pantai Kuta, Bali zaman dulu. Bisa ditawar-tawar kata penjualnya. Seperti kain panjang pantai dijual Rp 30.000. Itupun bisa ditawar. Atau kaos bertuliskan "I Love Balekambang". Tinggal pilih mana yang ingin dibeli. Saya tidak beli apa-apa, he..he (sylvianita widyawati)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini