Malming, Mengunjungi Jasmine di ISC
Mengisi malam minggu kemarin (9/4/2016), selain harus bekerja, saya juga memikirkan kegiatan anak saya Jasmine di Indonesia Scouts Challenge (ISC) di Lapangan Rampal. Kebetulan, sekolah anak saya mendapat jadwal gelombang kedua yaitu 9-10 April 2018. Persiapan di sekolahnya sudah lama. Dari SDN Lesanpuro 1 mengirimkan dua tim, yaitu putra putri. Tiap tim ada 10 orang.
Sejak Jumat malam, ia mempersiapkan apa yang dibawa buat besok paginya. Pembinanya, Pak Eko sudah memberikan list tentang apa saja yang harus dibawa anak-anak. Setelah beres, dia tidur. Gantian saya yang kurang nyenyak tidur karena khawatir bangun kesiangan. Sabtu pagi datang. Ayahnya mengantarkan dia ke sekolah. Sementara saya mempersiapkan si bungsu berangkat sekolah. Saat saya tiba di sekolahnya, kendaraan tim pramuka sudah bersiap berangkat.
Rasanya gimana gitu. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangannya ketika kendaraan keluar dari halaman sekolah. Ayahnya mungkin baper. Dia kemudian memutuskan mengikuti laju kendaraan ke Lapangan Rampal Malang, tempat pelaksanaan ISC. Ketika saya hendak berangkat bekerja pada pukul 08.00 WIB, suami saya belum juga pulang, Ternyata ketika saya telpon, dia menyatakan sedang membantu bawaan anak-anak ke lokasi berkemah.
Saya pun berangkat kerja. Sekitar pukul 14.00 WIB, turun hujan deras dan angin. Saat itu, saya berada di kawasan Tunggulwulung. "Duh...kemah Jasmine gimana, ya? pikir saya. Meski dari pihak sekolah sudah mengantisipasi dengan menyewa papan kayu sehingga jika turun hujan, tidak langsung kena. Ini yang membuat saya agak tenang. Malam hari sekitar pukul 21.30 WIB, saya memutuskan mengunjunginya ke Lapangan Rampal.
Di sana, saya bertemu dengan pembinanya. Dia memberitahukan bahwa siswanya 'mengungsi' di Masjid Brawijaya. Lokasinya tak jauh dari Rampal. Hal ini karena kondisinya tidak memungkinkan setelah turun hujan. Saya lihat di areal perkemahan memang becek berat. Suami saya juga sempat mengecek ke areal. Menurut Pak Eko, karena hujan deras, pertandingan ada yang ditunda pada Minggu pagi.
Jadi, tim dari sekolah Jasmine belum tampil. Kami kemudian mendatangi Masjid Brawijaya dan menemukan para siswa di sana. Saya bersyukur takmir masjid memperbolehkan para siswa dan pembinanya istirahat di sana. Setelah beberapa lama di sana, kami pulang supaya dia bisa istirahat. Minggu siang (10/4/2016), saya dapat kabar dari suami saya bahwa sekolahnya Jasmine mendapat juara satu untuk tim putri dengan poin 40. Alhamdullilah. Tidak sia-sia semua berlatih displin.
Saya jadi ingat Jasmine sempat bad mood gak mau berlatih. Sampai pembinanya datang ke rumah untuk menjemputnya karena harus berlatih. Namun ia tetap tidak mau berangkat. Kadang-kadang ia seperti itu. Apa yang sudah dimaui tidak mau dirubah. Namun setelah saya beritahu jika keluar dari tim, ia tidak akan mendapat apa-apa.
"Lagian, kamu rugi besar. Nggak dapat pengalaman apa-apa selama jadi pramuka," tutur saya ke dia. Namun saya menyuruh dia sendiri memutuskan apa yang terbaik buatnya. Ternyata dia mau berlatih lagi untuk ISC. Meski ada yang dikorbankan. Jadwal lesnya tidak pernah didatangi lagi. Menurut rencana, kompetisi ISC tingkat Jatim akan dilaksanakan pada September 2016 nanti. Semoga tetap semangat berlatih karena makin berat kompetisinya. sylvianita widyawati
Sejak Jumat malam, ia mempersiapkan apa yang dibawa buat besok paginya. Pembinanya, Pak Eko sudah memberikan list tentang apa saja yang harus dibawa anak-anak. Setelah beres, dia tidur. Gantian saya yang kurang nyenyak tidur karena khawatir bangun kesiangan. Sabtu pagi datang. Ayahnya mengantarkan dia ke sekolah. Sementara saya mempersiapkan si bungsu berangkat sekolah. Saat saya tiba di sekolahnya, kendaraan tim pramuka sudah bersiap berangkat.
Rasanya gimana gitu. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangannya ketika kendaraan keluar dari halaman sekolah. Ayahnya mungkin baper. Dia kemudian memutuskan mengikuti laju kendaraan ke Lapangan Rampal Malang, tempat pelaksanaan ISC. Ketika saya hendak berangkat bekerja pada pukul 08.00 WIB, suami saya belum juga pulang, Ternyata ketika saya telpon, dia menyatakan sedang membantu bawaan anak-anak ke lokasi berkemah.
Saya pun berangkat kerja. Sekitar pukul 14.00 WIB, turun hujan deras dan angin. Saat itu, saya berada di kawasan Tunggulwulung. "Duh...kemah Jasmine gimana, ya? pikir saya. Meski dari pihak sekolah sudah mengantisipasi dengan menyewa papan kayu sehingga jika turun hujan, tidak langsung kena. Ini yang membuat saya agak tenang. Malam hari sekitar pukul 21.30 WIB, saya memutuskan mengunjunginya ke Lapangan Rampal.
Di sana, saya bertemu dengan pembinanya. Dia memberitahukan bahwa siswanya 'mengungsi' di Masjid Brawijaya. Lokasinya tak jauh dari Rampal. Hal ini karena kondisinya tidak memungkinkan setelah turun hujan. Saya lihat di areal perkemahan memang becek berat. Suami saya juga sempat mengecek ke areal. Menurut Pak Eko, karena hujan deras, pertandingan ada yang ditunda pada Minggu pagi.
Jadi, tim dari sekolah Jasmine belum tampil. Kami kemudian mendatangi Masjid Brawijaya dan menemukan para siswa di sana. Saya bersyukur takmir masjid memperbolehkan para siswa dan pembinanya istirahat di sana. Setelah beberapa lama di sana, kami pulang supaya dia bisa istirahat. Minggu siang (10/4/2016), saya dapat kabar dari suami saya bahwa sekolahnya Jasmine mendapat juara satu untuk tim putri dengan poin 40. Alhamdullilah. Tidak sia-sia semua berlatih displin.
Saya jadi ingat Jasmine sempat bad mood gak mau berlatih. Sampai pembinanya datang ke rumah untuk menjemputnya karena harus berlatih. Namun ia tetap tidak mau berangkat. Kadang-kadang ia seperti itu. Apa yang sudah dimaui tidak mau dirubah. Namun setelah saya beritahu jika keluar dari tim, ia tidak akan mendapat apa-apa.
"Lagian, kamu rugi besar. Nggak dapat pengalaman apa-apa selama jadi pramuka," tutur saya ke dia. Namun saya menyuruh dia sendiri memutuskan apa yang terbaik buatnya. Ternyata dia mau berlatih lagi untuk ISC. Meski ada yang dikorbankan. Jadwal lesnya tidak pernah didatangi lagi. Menurut rencana, kompetisi ISC tingkat Jatim akan dilaksanakan pada September 2016 nanti. Semoga tetap semangat berlatih karena makin berat kompetisinya. sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar