Ombudsman RI Klarifikasi Ke Pemkab (4)


Ombudsman Republik Indonesia (ORI) akan melakukan klarifikasi ke Pemkab Malang terkait kasus di SDN Sitirejo 04 Wagir. Kasus di SDN ini mencuat sejak Senin (11/7) lalu ketika kasek Imam Sodiqin, komite sekolah dan koordinator paguyupan mengeluarkan surat permintaan memindahkan dua siswa sekolah itu, yaitu Yoga dan Yogi Prakoso (8) dari SDN Sitrejo, Kecamatan Wagir. Alasannya karena walimurid sering menjelek-jelekkan sekolah. Kasus yang menjadi pembicaraan publik ini menarik perhatian ORI untuk turun.
Tim akan datang ke Pemkab Malang pada hari ini, Jumat (15/7) sekitar pukul 09.00-10.00 WIB. “Kami belum menentukan sanksi atau bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, seperti mal administrasi atau lainnya,” ujar Ibnu Tricahyo, anggota Ombudsman Republik Indonesia kepada wartawan, Kamis (14/7). Pria yang juga tercatat sebagai dosen Universitas Brawijaya Malang juga belum tahu nanti saat klarifikasi ke Pemkab Malang akan ditemui dinas pendidikan atau bupati. Menurutnya, pihaknya meminta klarifikasi secara institusional yaitu Pemkab Malang.
ORI adalah lembaga negara yang memiliki kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintah. Imam Sodiqin, Kepala SDN Sitrejo 04 Wagir dikonfirmasi terpisah menyatakan pernah ditelepon oleh orang yang mengaku dari ORI meski ia tidak ingat siapa namanya. “Banyak telepon yang masuk ke saya sampai kurang memperhatikan nama. Rencananya ORI memang turun hari ini, Kamis (14/7). Tapi mungkin tidak jadi karena saya juga sudah islah dengan wali murid pada Rabu lalu (13/7),” kata Imam. Katanya, masalah dengan wali murid yang nampaknya menolak kehadiran Yoga Yogi kembali ke sekolah itu juga sudah bisa ditenangkan.
“Dewan guru juga sudah menerima. Wali murid melakukan itu secara spontan namun sudah bisa diselesaikan sekolah. Guru menyatakan kepada wali murid bahwa pak Imam saja sudah bisa memaafkan,” cerita Imam. Katanya, kondisi saat ini sudah klir dan pihaknya tetap mengharapkan agar Yoga Yogi bisa bersekolah lagi mulai Senin (18/7) pekan depan. “Sekarang mungkin anaknya masih trauma. Tapi sekolah sudah menyambut mereka seperti tempat duduknya dll,” tuturnya. Selain itu, kegiatan sekolah diperkirakan juga baru aktif kegiatan belajar mengajar pada pekan depan.
                                                                                       Muntah
Sementara Lilis Setyowati setelah kasus yang mencuatkan namanya, membuat jadi ‘bintang’. Salah satu TV nasional bahkan sudah sempat memboyongnya ke Surabaya untuk tampil live  melakukan telekonferensi dengan wakil Mendiknas di Jakarta pada Kamis pagi pukul 08.00 WIB. Rencananya ia diwawancarai dari Surabaya. Tapi ternyata menjelang siaran langsung itu, kondisinya drop. Lilis muntah dan akhirnya beristirahat di salah satu hotel di Jl Darmokali Surabaya. “Mungkin kecapekan atau masuk angin. Saya tidak jadi tampil. Sekarang perjalanan pulang ke Malang,” kata Lilis ketika dihubungi Kamis sore.
Apalagi ia berangkat pada Rabu malam pukul 21.00 WIB dan sampai di Surabaya pukul 24.00 WIB ditemani si kembar dan suaminya. Menurut Zuhdi Achmadi, Bupati LIRA (Lumbung Informaasi Rakyat) yang mengikuti Lilis membenarkan dropnya kondisi ibu tiga anak ini. Apa depresi? “Bisa jadi karena tekanan persoalan yang sedang terjadi,” ungkap Didik, panggilan akrabnya. Sebab setelah muntah itu, kondisinya lemas. Kebetulan seminggu sebelum kejadian anaknya mendapatkan surat permintaan memindahkan dari sekolah, Lilis baru sakit. Ia memiliki penyakit maag. “Soal Yoga Yogi, masih tetap tidak mau bersekolah di SDN Sitirejo 04 Wagir. Saya tetap membujuknya agar bisa bersekolah pada pekan depan,” tutur Lilis.
Si kembar bertahan akan kembali ke sekolah jika pindah dari sekolah lamanya. Sehingga ia juga harus memikirkan alternatif mencari sekolah anaknya. “Apalagi kadindik, pak Suwandi kan juga sudah berjanji akan membantu jika anak saya pindah ke sekolah lain,” tutur wanita yang masih kontrak rumah di Dusun Tenggulunan, Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir ini. Dari hasil perundingan dengan keluarga, kalaupun nanti akhirnya pindah, si kembar tetap akan disekolahkan di SDN di Kabupaten Malang. vie  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini