Korban Bom Pantai Kleret Pasrah

Imam Buchori ketika ditemui di RSUD Kanjuruhan, Rabu (13/4)
Korban bom yang masih belum diketahui jenisnya, Imam Buchori (24), warga Dusun Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang dikunjungi oleh dua anggota Komisi A.

Mereka adalah Indahwati dan Teguh Hariyono, Rabu (13/4) sore di Ruang Diponegoro RSUD Kanjuruhan. Korban mendapat banyak luka di bagian tubuhnya.

Ia juga kehilangan pergelangan tangan kiri dan dua jari di tangan kanannya. Kejaidan yang menimpanya itu di Pantai Kleret, Dusun Rowoterate Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan pada Rabu (6/4) sore lalu.

Polisi sendiri sedang membawa bukti serpihan besi dari barang yang diduga ‘bom’ itu ke Labfor Polri cabang Surabaya sejak pekan lalu. “Kondisi saya sudah lumayan baik,” kata Imam Buchori ketika disambangi di ruang inapnya. Pria yang sehari-hari menjadi buruh tani dan guru mengaji di dusunnya itu mengaku mencari hewan laut seperti ikan dan gurita saat air laut surut.

“Saya biasanya mencari ikan dengan pakai tangan saja dan tidak pernah pakai alat,” kisah ayah satu anak ini. Tapi ketika tangan mencari-cari ikan di sebuah karang, ia memegang benda yang warnanya seperti kekuningan dan berbentuk seperti baterai. Kebetulan ia menemukan sepotong kayu sepanjang setengah meter. Benda itu memiliki panjang sekitar 7-10 cm.

“Dengan kayu itu benda itu saya acak-acak, ternyata meledak. Saya hanya bisa berujar Allahhu Akbar…,” kisah Buchori. Ia pun terlempar 100 meter dari lokasi kejadian. Katanya, di pantai itu ada yang pencari ikan lain, tapi jaraknya sangat jauh. Ia juga menyadari pergelangan tangannya putus dan berusaha berjalan ke kampung terdekat yang berjarak 300 meter.

Saat itu, akunya, ia menemukan sebuah motor yang diyakini ada pengendaranya. Akhirnya ia ditolong warga ke Puskesmas Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Dengan kondisi yang ada, Buchori mengaku sudah mengiklaskan. “Sambil memulihkan kondisi juga sambil memikirkan langkah ke depannya. Semoga selalu ada jalan buat saya,” katanya.

Masih ada serpihan besi di dada kanannya yang belum diambil oleh tim dokter karena nanti sangat berkaitan dengan saraf tangannya. “Katanya, serpihan itu akan keluar sendiri nantinya,” tuturnya. Awal kunjungan Komisi A ke korban dengan melihat ke RSUD Kanjuruhan setelah teman korban, Mahbub Junaedi datang ke Komisi A untuk menceritakan soal Buchori pada Rabu pagi.

Akhirnya untuk mengetahui kondisinya, dua anggota Komisi A itu ke Ruang Diponegoro. “Pak Mahbub saya minta membuat surat tertulis dikirimkan ke Pemkab Malang dalam hal ini bupati dan dilampirkan ke dewan karena tadi hanya pembicaraan lisan,” kata Teguh. Sebab tentang pemilik bom itu juga masih sumir sehingga belum jelas siapa yang harus bertanggung jawab.

Meski kata Buchori, sebelum ada kecelakaan itu, dua pekan sebelumnya ada sebuah latihan militer di pantai itu. “Objektivitas atas kasus ini juga harus memadai dan ada solusinya bagi korban,” kata Teguh. M Hidayat, Kabag Humas Pemkab Malang menambahkan apa yang terjadi pada Buchori akan dilaporkan ke bupati untuk penanganannya. “Mungkin bisa ditindaklanjuti dengan SKPD terkait seperti Dinsos atau Bagian Kesra,” ujar Hidayat yang ikut menjenguk korban di RSUD. sylvianita widyawati



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini