Data Jamkesmas Masih Ada Yang Amburadul
MALANG-Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang masih menunggu laporan-laporan dari
kecamatan-kecamatan setelah kartu jamkesmas didistribusikan pada
Desember 2012 lalu. Jika ada ketidaksesuaian data, maka akan segera
dilaporkan ke pusat. “Saya masih menunggu data-data rekapan dari
lapangan,” tutur Mursyidah, Kadinkes Kabupaten Malang, Kamis (3/1/2013).
Misalkan ada ketidak sesuaian nama/alamat dll. Di lapangan, kartu-kartu
jamkesmas ada yang diberikan tidak sesuai kondisinya.
Soni, Ketua RT 32/RW 7 Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir menjelaskan ada warganya yang merupakan warga Kota Malang dan ber-KTP Kota Malang mendapatkan kartu jamkesmas. Ia berdomisili di Wagir sebagai boro kerja. “Kartunya masih ditunda dulu,” kata Soni. Selain itu juga ada warga yang sudah menikah lebih dari 12 tahun dan memiliki KK sendiri, justru dari datanya, ia mendapat jatah jamkesda dengan ikut ibunya yang janda. Padahal sejak menikah, warga itu sudah tinggal terpisah dan memiliki keluarga sendiri meski masih tinggal di satu RT/RW yang sama.
“Datanya nggak akurat seperti memakai data lama,” tutur Soni. Sementara Suroto Camat Karangploso menyatakan ada warganya yang mampu tapi mendapat kartu jamkesmas. Karena itu, pihaknya meminta ke perangkat untuk tidak diberikan dulu. Ada juga nama dobel. Kalau yang mampu tapi dapat, nanti akan saya laporkan ke dinkes. Terserah nanti petunjuk penanganannya bagaimana,” tutur Suroto. Menurutnya, sebaiknya orang yang mampu kuotanya dikembalikan ke dinkes dan diberikan ke orang miskin yang benar-benar membutuhkan.
“Soal-soal penanganan seperti ini belum ada petunjuknya. Sebab kami hanya diminta mendistribusikan kartu itu,” katanya. Sedang Abdul Majid, Kades Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen mengaku mendistribusikan kartu jamkesmas sesuai yang ada di kartu. “Di Ngadilangkung ada penambahan jumlah penerima manfaat. Jika tahun sebelumnya hanya untuk 250 orang, sekarang ada 806 warga yang mendapatkan jamkesmas. Naik tiga kali lipat,” tutur Majid. Diakui memang ada warga yang mampu mendapatkan jamkesmas. “Tapi mungkin ini juga karena siklus kehidupan yang naik turun,” katanya. Tapi di satu sisi, juga ada warganya yang benar-benar tidak mampu justru tidak mendapatkan. “Ya dari pemerintahan desa harus mampu menjelaskan kondisi ini ke warga. Apalagi yang melakukan survei BPS. Dari jaringan perangkat daerah kan tidak dilibatkan. Kalau dilibatkan, RT/RW kan tahu persis kondisi warganya. Kelemahan di sistem ini kan itu,” papar kades.
Meski begitu, ia akan tetap mendata warga-warga yang membutuhkan untuk diusulkan ke dinkes dan diharapkan bisa masuk ke kuota 2014. Informasi lainnya, banyak warga yang meninggal juga masih mendapat kartu jamkesmas. Survei yang dilakukan BPS untuk jamkesmas ini pada 2011. Untuk tahun 2013, KabupatenMalang mendapat tambahan kuota jamkesmas sebanyak 70.462 jiwa. Sehingga datanya semula pada 2012 kuota jamkesmas sebanyak 563.173 jiwa bertambah menjadi 633.635 jiwa. Sylvianita widyawati
Soni, Ketua RT 32/RW 7 Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir menjelaskan ada warganya yang merupakan warga Kota Malang dan ber-KTP Kota Malang mendapatkan kartu jamkesmas. Ia berdomisili di Wagir sebagai boro kerja. “Kartunya masih ditunda dulu,” kata Soni. Selain itu juga ada warga yang sudah menikah lebih dari 12 tahun dan memiliki KK sendiri, justru dari datanya, ia mendapat jatah jamkesda dengan ikut ibunya yang janda. Padahal sejak menikah, warga itu sudah tinggal terpisah dan memiliki keluarga sendiri meski masih tinggal di satu RT/RW yang sama.
“Datanya nggak akurat seperti memakai data lama,” tutur Soni. Sementara Suroto Camat Karangploso menyatakan ada warganya yang mampu tapi mendapat kartu jamkesmas. Karena itu, pihaknya meminta ke perangkat untuk tidak diberikan dulu. Ada juga nama dobel. Kalau yang mampu tapi dapat, nanti akan saya laporkan ke dinkes. Terserah nanti petunjuk penanganannya bagaimana,” tutur Suroto. Menurutnya, sebaiknya orang yang mampu kuotanya dikembalikan ke dinkes dan diberikan ke orang miskin yang benar-benar membutuhkan.
“Soal-soal penanganan seperti ini belum ada petunjuknya. Sebab kami hanya diminta mendistribusikan kartu itu,” katanya. Sedang Abdul Majid, Kades Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen mengaku mendistribusikan kartu jamkesmas sesuai yang ada di kartu. “Di Ngadilangkung ada penambahan jumlah penerima manfaat. Jika tahun sebelumnya hanya untuk 250 orang, sekarang ada 806 warga yang mendapatkan jamkesmas. Naik tiga kali lipat,” tutur Majid. Diakui memang ada warga yang mampu mendapatkan jamkesmas. “Tapi mungkin ini juga karena siklus kehidupan yang naik turun,” katanya. Tapi di satu sisi, juga ada warganya yang benar-benar tidak mampu justru tidak mendapatkan. “Ya dari pemerintahan desa harus mampu menjelaskan kondisi ini ke warga. Apalagi yang melakukan survei BPS. Dari jaringan perangkat daerah kan tidak dilibatkan. Kalau dilibatkan, RT/RW kan tahu persis kondisi warganya. Kelemahan di sistem ini kan itu,” papar kades.
Meski begitu, ia akan tetap mendata warga-warga yang membutuhkan untuk diusulkan ke dinkes dan diharapkan bisa masuk ke kuota 2014. Informasi lainnya, banyak warga yang meninggal juga masih mendapat kartu jamkesmas. Survei yang dilakukan BPS untuk jamkesmas ini pada 2011. Untuk tahun 2013, KabupatenMalang mendapat tambahan kuota jamkesmas sebanyak 70.462 jiwa. Sehingga datanya semula pada 2012 kuota jamkesmas sebanyak 563.173 jiwa bertambah menjadi 633.635 jiwa. Sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar