Mimpi Jadi Caleg
Buku Mimpi Jadi Caleg |
Ini judul buku yang saya temukan saat mampir ke toko buku Gramedia MOG akhir pekan lalu. Buku terbitan lama sih. Tapi menurut saya masih in. Karena setiap lima tahun sekali selalu ada pemilihan legislatif (pileg). Di buku ini, penulisnya mengupas tuntas mulai mimpi caleg hingga kasus-kasus yang terjadi di dewan. Bagi saya, buku ini menarik. Karena begitulah adanya.
Seseorang dengan modal yang dimiliki, baik berupa anggaran atau modal sosial, siapa yang bisa mengatur strategi bisa memenangkan pertarungan. Di tingkat daerah, banyak kepala desa tertarik nyaleg. Mereka menjadi andalan meraup kursi di dapil-dapil yang ingin dimenangkan parpol.
Setelah menang, ketika duduk di dewan, menurut saya ini adalah langkah menunjukkan kompetensi diri. Jadi mereka harus segera bergegas memajukan dirinya. Sebab yang dihadapi bukan lagi masalah desa, tapi beragam masalah. Baik masalah perundang-undangan, hukum dll. Masih untung kerja di dewan kolegial.
Namun antar anggota dewan pasti juga mengetahui kapasitas masing-masing temannya.
Setelah duduk di dewan, langkah berikutnya (biasanya) adalah bertahan menjadi anggota dewan lagi. Mereka akan nyaleg lagi. Dengan bekal sebagai incumbent, langkah menjadi caleg mungkin lebih ringan. Sebab mereka sudah semakin dikenal masyarakat dibandingkan di awal dulu. Dari pengalaman saya di lapangan, lebih dari 50 persen anggota dewan dicalonkan parpolnya lagi.
Namun ada juga incumbent yang gagal meraih suara banyak. Nah..ini juga bisa dtelisik lagi. Apakah karena faktor orangnya atau parpolnya. Contohnya beberapa waktu lalu karena ada kasus petinggi parpol di pusat yang ternyata berdampak di daerah-daerah. Ada yang kehilangan kursi sama sekali atau berkurang di dewan. Kursi-kursi itu kemudian diisi parpol-parpol lain. Jumlah kursi di dewan menjadi kebanggaan parpol tentang siapa yang dominan. Karena itu, saat pileg pastinya parpol mencari caleg yang bisa meraup suara banyak. Maka setelah menjadi legislator, jadikan itu sebagai amanah. Karena untuk mencapai kesana juga bukan jalan mudah dan murah. Sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar