Yuk..Rasakan Keseruan Rafting
Waktunya rafting!!!. Dimulai dengan berkumpul di lapangan Kasembon Rafting. Kami semua sudah memakai rompi dan helm untuk mencoba keseruan rafting di sungai Sumber Dandang, Sabtu (14/1/2017). Setiap tim diisi lima orang. Sebelum berangkat, kami diberi pengarahan oleh penyelenggara. Termasuk cara penggunaan dayung. Dalam satu perahu ada empat dayung. Di perahu karet itu nanti ada enam penumpang. Satu orang adalah instruktur.
Aksi teman-teman saya di Kasembon Rafting |
Kami mendapat penjelasan bagaimana nanti saat mengikuti rafting. Semua sudah jelas dan tinggal melaksanakannya di lapangan. Oh ya, bagi orang kelima akan ditempatkan di etape kedua. Hal ini karena di areal arung jeram di etape pertama ada jeram cukup tinggi.
Jadi harus diiisi empat orang saja. Ketinggian jeramnya sekitar tiga meter. Mengerikan sepertinya. Setelah melihat teman-teman berangkat dari lokasi start, saya berjalan ke arah etape dua. Saya berjalan sendiri karena teman-teman sudah berangkat.
Regu saya di urutan belakang.
Jadi saya duduk di tangga sungai di temani staf dari Kasembon Rafting. Saya menanyakan ke dia soal kemungkinan air meluap. Menurut bapak itu, sungainya adalah irigasi. "Ini aliran dari PLTA di atasnya. Jadi airnya diatur dan tidak mungkin meluap," tutur dia. Oh begitu, jawab saya. Ia kemudian mencegat perahu tim lain yan mendekat. Saya masuk ke perahu karet tim Pipit, Neneng, Myu dan Bobby. Sebenarnya tim mereka ada Fitrah yang mendokumentasikan petualangan itu.
Beberapa meter setelah berjalan, kami menepi. Airnya tenang. Beberapa anak kampung setempat yang mandi menyirami kami air sungai. Hmmmm...dingin. Karena perahu tim saya tak kunjung datang, saya tetap ikut grup ini. Etape selanjutnya lebih seru karena airnya agak deras. Paling menegangkan jika harus melewati jeram. "Boom...," teriak instrukturnya. Perahu meluncur ke bawah sekitar dua meter. Jika ada instruksi boom, maka sikap badan kami harus menyesuaikan.
Byur......basah semua.
Alhamdullilah...lancar. Begitu juga dengan jeram-jeram lainnya. Ada lima jeram di Kasembon Rafting. Paling menegangkan memang di etape satu. Setelah itu sudah berkurang meski tetap tegang.
Total selusur sungai sepanjang 7,5 km. Waktunya sekitar dua jam. Di tengah perjalanan, kami break. Kami naik ke darat. Di sana sudah disiapkan pisang goreng, jahe anget dan teh anget. Sambil makan dan bertukar cerita, kami menunggu kedatangam teman-teman lain.
Setelah itu, kami semua turun ke sungai dan kembali berpetualang di sungai, hehehhe..Saat rafting seperti ini tetaplah fun, jangan spanneng dan waspada. Jangan lupa juga berdoa agar lancar perjalanannya. Oh ya, sambil rafting kita juga bisa menikmati perkampungan di sekitar sungai. Jangan kaget jika tiba-tiba ada bau kotoran sapi terbawa udara. Secara umum, sungainya bersih. Instruktur tim kita lihai banget mengendalikan perahu. Jadi perjalanan berkurang deg-degannya.
Kalau kita agak tegang, bapak itu tiba-tiba menyiram air sungai ke kita.
" Biar seger....," kata bapaknya. Ia menggunakan helm untuk mengambil air sungai. Kami teriak-teriak. Keseruan lain adalah balapan perahu. Terutama jika arusnya landai. Agar tak terbalap, trik tim lain adalah menyirami kami dengan air dari perahu mereka,wkwkkw.
Ini area Kasembon Rafting |
Akhirnya...sampai juga ke garis finish. Kami saling bersalaman dengan instruktur yang menjadi nakoda kapal kami. " Terima kasih ya pak sudah membawa kami sampai finish," tutur saya.
Dari sungai, kami naik sedikit ke arah jalan raya. Sudah ada truk terbuka yang membawa kami ke lokasi semula. Di atas truk, kami saling bercerita pengalaman di sungai tadi. Asyik rasanya hari ini. Perjalanan selama rafting lancar dan tidak ada cidera.
Tapi di tim lain ada. Sampai di lokasi, rompi dan helm langsung dijemur. Saya bergegas mandi mumpung masih sepi. Rasanya segar. Saya tidak merasa kedinginan menginggil seperti usai ikut rafting di Pacet lalu. Setelah itu, saya makan bakso dan jamu kencur. Berikutnya makan nasi jagung, urap-urap, ikan asin, bakwan jagung dan air jeruk hangat. Wah..wah..
Pulang ke Malang, duh..saya mengantuk sekali. Saya lebih banyak tidur. Perjalanan berhenti di Kota Batu untuk membeli susu dan keripik kentang. Saya beli kudapan untuk minum obat sakit gigi dan tidak tidur lagi sampai Malang. Tapi setelah itu, saya tidur di rumah,hehehhe. Mata saya gak kuat menahan kantuk. Sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar