Kenalkan, Ini Ibunya Yaya, Namanya Jomi
Karena sudah ada empat kucing yang mati, hari ini, teras rumah saya jadi sepi, Sabtu (27/9/2025). Biasanya yang di teras ada Yaya, Panda, adik Panda (sampai lupa ngasih nama). Lalu Kiwi, kucing betina yang sudah lama milik kami. Tapi ia hidup di kandang. Kiwi meninggal tiga minggu lalu. Entah kena virus apa. Kondisinya drop dan kemudian meninggal.
Panda gemoy adalah anak Jomi, kucing liar yang sudah saya anggap keluarga karena ia ikut saya sejak kecil. Mungkin usia saat itu satu atau dua bulan. Ia mengeong dan saya beri makan. Sejak itu, ia seperti menjaga rumah saya. Meski main kemana, ia akan pulang buat makan dan minum. Ia baru punya anak sejak tahun lalu. Karena kucing liar, ia suka memindah anaknya saat bayi. Tapi sejak rumah saya renov bagian depan, ia tidak bisa memindahkan anaknya sembarangan.
Kalau ia pingin keluar, saya bolehkan tapi anaknya ada di teras rumah. Saya tidak ingin anak Jomi keleleran di luar. Anak Jomi di session pertama sudah tidak ada lagi. Lalu dia hamil lagi entah siapa jantannya. Anaknya selalu ada warna putih, orange dan kadang putih hitam. Terakhir yang masih bertahan ya Yaya, Panda dan adiknya. Panda gemoy dan ceria. Dia suka main dengan kucing saya yang lain.
Karakternya beda dengan adiknya yang belum saya beri nama. Tubuh adiknya ikut ibunya. Agak kurus dan pendiam. Jadi yang usil ke adiknya adalah Panda. Misalkan diajak main, kejar-kejaran. Kalau Panda sudah capek, ia selalu mendekati adiknya. Mereka selalu tidur berdua. Nah si Yaya ini kayak jadi "ibunya" meski sama-sama cowok. Kalau ibunya keluar rumah, Yaya selalu menjaga kedua adiknya. Bahkan tidur bertiga. Yaya kalau menjaga adiknya selalu saya puji.
"Adiknya dijaga ya, Ya," kata saya ke Yaya. Ia merespons dengan mengedipkan matanya. Suasana jadi berubah ketika adiknya Panda meninggal. Awalnya ia juga lesu, ogah makan lalu meninggal di tempat pasir. Pasirnya bersih ya karena setiap hari dibersihkan dua kali. Panda menunggui adiknya sampai kita kuburkan. Sejak itu Panda yang ceria jadi tidak semangat.
Sebab ia tidak punya teman main lagi yang bisa ia kejar-kejar. Maka ia hanya main berdua dengan kakaknya, Yaya. Sampai kemudian, dua minggu lalu, Panda meninggal juga di tempat pasir. Kita sedih. Keesokan harinya, Panda baru dikuburkan ke halaman rumah ibu saya. Yang bikin sedih, Yaya sampai memindai adiknya di teras. Seperti mengirim pesan jika adiknya sudah mati dan minta dikuburkan.
Setelah itu, Yaya sudah terlihat biasa lagi. Tapi kemudian anak saya cerita kalau Yaya terlihat lesu. Ia sudah malas makan. Ia hanya tiduran. Kalau saya panggil namanya, ia menjawab. Dua hari terakhir makin lesu dan meninggal. Ibu Yaya, Jomi adalah kucing yang tidak mau dikekang. Kalau ia pulang ke rumah saya, ia makan dan minum. Tapi Sabtu malam, ia masuk dengan clingak clinguk seperti mencari anaknya. Mungkin juga merasakan sepi di teras.
Meski terkesan cuek, Jomi masih mau tidur bersama Yaya kalau di teras. Kini ia sendirian. Jomi mungkin merasa sepi tapi tidak tersampaikan. Saya saja ketika membuka atau menutup pagar masih belum terbiasa dengan sepi ini. Saya hari ini masih menyapa Yaya. Tapi sudah tidak ada lagi. Si bungsu tadi juga cerita ingin menangis karena kehilangan Yaya. Saya juga merasakan yang sama. Kucingnya memang biasa, tapi menyentuh hati kita semua karena kita membersamai sejak ia lahir. Yaya, kamu dicari ibumu kayaknya. Sylvianita Widyawati
Surya/sylvianita widyawati
Ini Jomi, ibunya Yaya. Yaya sudah meninggal Sabtu (27/9/2025). Ibumu clingak clinguk cari kamu di teras, Ya. Anaknya mati semua.
Komentar
Posting Komentar