Liburan di Madura
Sebenarnya ini liburan yang sempurna. Ada tanggal liburan yang berderet yaitu 5-6 Desember 2010. Karena itu, aku bisa bepergian ke Pulau Madura. Sebenarnya saat akan berangkat sudah capek banget. Hal ini karena Sabtu (4/12/2010) sampai rumah sudah jam 23.00 WIB dari Kota Batu. Hal ini karena aku masih harus mengikuti kegiatan perbankan di Hotel Purnama.Ta pi meski capek, semangatnya tinggi buat berlibur, ha..ha. Maklum saja, nggak pernah aku merasakan benar berlibur tanpa beban kerja dan membawa anak-anak.
Jadi, begitu berangkat naik Travel Marem ke Sumenep, Madura, rasanya nyantai banget. Aku juga nggak migren sama sekali. Padahal, perjalanan cukup panjang. Aku dijemput pukul 04.00 WIB dari rumah dan setelah itu mulailah long trip.. Malang-Madura.
Aku hanya membawa sebuah tas ransel dan tas plastik berisi bekal makanan dan minuman.
Saat mobil travel menjemput penumpang yang lain, aku lebih banyak tidur. Aku baru terbangun ketika sampai Porong, Sidoarjo. Kemudian masuk Surabaya dan menuju jembatan Suramadu.
Baru ini aku lewat jembatan ini. Ternyata travelku balik ke arah Pelabuhan Kamal, Bangkalan lewat jalan tikus. Tujuannya kantor travel. Kesempatan ini untuk sarapan pagi, membayar biaya perjalanan dan ke toilet. Setelah itu, travel berjalan lagi ke Sumenep. Ketika melewati Jl Raya Camplong, Sampang, Aku menemui kawasan nelayan yang berada di jalan raya sudah makin kumuh dan baunya, amis banget.
Mereka berjualan ikan di depan rumah mereka, membersihkan dll. Sementara di depan rumah juga dibuat tempat jemuran baju. Wuh....rasanya sudah nggak pantas dijadikan jalan utama di Camplong itu. Karena masih jauh perjalanannya, aku kembali tidur, Kemudian sampai Pamekasan dan mulai kontak temanku di Sumenep. Ada Muchsin dan Rivai. Tks mereka telah berbaik hati menjadi pemandu wisataku di Sumenep.
Aku sampai Sumenep pukul 11.30 WIB. Saat itu siang yang terik. Aku menginap di Hotel Utami Sumekar Jl Trunojoyo. Setelah itu, aku langsung bergegas mandi. Yang menjadi masalahku adalah fasilitas kamar mandinya tidak ada water heater. Aku nggak tahan mandi dengan air dingin. Tapi karena usai perjalanan jauh, jadi mandi air dinginnya terpaksa.
Setelah usai, aku diajak temanku ke warung soto pohong yang sudah lama aku hanya dapatkan cerita dari teman kecilku. Kemudian kami melancong ke Pantai Lombang. Di sana kami bertiga main-main di pantai sambil bercerita banyak hal, Kebanyakan sih cerita mengenai berita-berita.
Setelah puas bermain, aku kembali ke hotel buat istirahat. Malam harinya, aku diajak makan malam di warung 45 di Jl Panglima Sudirman. Aku pilih menu nasi campur sambil membeli oleh-oleh. Setelah balik ke hotel, aku tidur lagi. Badanku menggigil lagi. aku memutuskan istirahat karena tidak tahan.
Senin pagi (6/12/2010), kondisiku sudah agak mending. Kali ini kembali klinong-klinong ke Keraton Sumenep, museum, melihat Taman Sare yang masih berada di kawasan itu. Setelah itu pergi ke Asta Tinggi, yaitu komplek pemakaman para keturunan Raja Sumenep.
Kami sempat berlama-lama di sana karena hujan sudah turun dan bisa berbincang-bincang dengan penjaga makam tentang Asta Tinggi. Wah, menarik sekali. Aku sempat mengeluarkan uang Rp 10.000 buat membeli buku tentang cerita di sana. Hari masih pagi, Sumenep dingin banget. Berikutnya kami meluncur ke Pelabuhan Kalianget. Melihat dua sudut pelabuhan untuk pemberangkatan kapal ke pulau-pulau sekitar Sumenep. Gerimis mulai mengguyur.
Tapi aku nikmati saja..Belum tentu bisa ke sini lagi. Dan terakhir, aku mampir lagi ke depot makanan di Jl Dr Wahidin untuk makan soto pohong lagi. Padahal kolesterolnya tinggi, lho. Tapi 'tutup mata'. Alibiku sih, di Malang pasti juga tidak ada makanan seperti ini lagi dan belum tentu aku bisa ke Sumenep lagi. Liburan yang sempurna. I'll be back, Sumenep!!! (sylvianita widyawati)
Soto pohong/kaldu kolkot. Mantap... |
Jadi, begitu berangkat naik Travel Marem ke Sumenep, Madura, rasanya nyantai banget. Aku juga nggak migren sama sekali. Padahal, perjalanan cukup panjang. Aku dijemput pukul 04.00 WIB dari rumah dan setelah itu mulailah long trip.. Malang-Madura.
Aku hanya membawa sebuah tas ransel dan tas plastik berisi bekal makanan dan minuman.
Saat mobil travel menjemput penumpang yang lain, aku lebih banyak tidur. Aku baru terbangun ketika sampai Porong, Sidoarjo. Kemudian masuk Surabaya dan menuju jembatan Suramadu.
Baru ini aku lewat jembatan ini. Ternyata travelku balik ke arah Pelabuhan Kamal, Bangkalan lewat jalan tikus. Tujuannya kantor travel. Kesempatan ini untuk sarapan pagi, membayar biaya perjalanan dan ke toilet. Setelah itu, travel berjalan lagi ke Sumenep. Ketika melewati Jl Raya Camplong, Sampang, Aku menemui kawasan nelayan yang berada di jalan raya sudah makin kumuh dan baunya, amis banget.
Mereka berjualan ikan di depan rumah mereka, membersihkan dll. Sementara di depan rumah juga dibuat tempat jemuran baju. Wuh....rasanya sudah nggak pantas dijadikan jalan utama di Camplong itu. Karena masih jauh perjalanannya, aku kembali tidur, Kemudian sampai Pamekasan dan mulai kontak temanku di Sumenep. Ada Muchsin dan Rivai. Tks mereka telah berbaik hati menjadi pemandu wisataku di Sumenep.
Aku sampai Sumenep pukul 11.30 WIB. Saat itu siang yang terik. Aku menginap di Hotel Utami Sumekar Jl Trunojoyo. Setelah itu, aku langsung bergegas mandi. Yang menjadi masalahku adalah fasilitas kamar mandinya tidak ada water heater. Aku nggak tahan mandi dengan air dingin. Tapi karena usai perjalanan jauh, jadi mandi air dinginnya terpaksa.
Pantai Lombang Sumenep |
Setelah usai, aku diajak temanku ke warung soto pohong yang sudah lama aku hanya dapatkan cerita dari teman kecilku. Kemudian kami melancong ke Pantai Lombang. Di sana kami bertiga main-main di pantai sambil bercerita banyak hal, Kebanyakan sih cerita mengenai berita-berita.
Setelah puas bermain, aku kembali ke hotel buat istirahat. Malam harinya, aku diajak makan malam di warung 45 di Jl Panglima Sudirman. Aku pilih menu nasi campur sambil membeli oleh-oleh. Setelah balik ke hotel, aku tidur lagi. Badanku menggigil lagi. aku memutuskan istirahat karena tidak tahan.
Senin pagi (6/12/2010), kondisiku sudah agak mending. Kali ini kembali klinong-klinong ke Keraton Sumenep, museum, melihat Taman Sare yang masih berada di kawasan itu. Setelah itu pergi ke Asta Tinggi, yaitu komplek pemakaman para keturunan Raja Sumenep.
Kami sempat berlama-lama di sana karena hujan sudah turun dan bisa berbincang-bincang dengan penjaga makam tentang Asta Tinggi. Wah, menarik sekali. Aku sempat mengeluarkan uang Rp 10.000 buat membeli buku tentang cerita di sana. Hari masih pagi, Sumenep dingin banget. Berikutnya kami meluncur ke Pelabuhan Kalianget. Melihat dua sudut pelabuhan untuk pemberangkatan kapal ke pulau-pulau sekitar Sumenep. Gerimis mulai mengguyur.
Tapi aku nikmati saja..Belum tentu bisa ke sini lagi. Dan terakhir, aku mampir lagi ke depot makanan di Jl Dr Wahidin untuk makan soto pohong lagi. Padahal kolesterolnya tinggi, lho. Tapi 'tutup mata'. Alibiku sih, di Malang pasti juga tidak ada makanan seperti ini lagi dan belum tentu aku bisa ke Sumenep lagi. Liburan yang sempurna. I'll be back, Sumenep!!! (sylvianita widyawati)
nice mbak ......
BalasHapusminta no e napaa
aku madura sampang kedungdung sby
BalasHapus