Lomba Bikin Desain Motif Batik Kabupaten Malang
Dekranasda Kabupaten Malang menggali potensi yang ada di Kabupaten Malang dengan menggelar lomba desain motif batik untuk siswa SMA, SMA dan MA se Kabupaten Malang, Kamis (24/11). Sebanyak 153 siswa berusaha membuat motif baik terbaik menurut mereka. Rata-rata mereka membuat desain yang menggambarkan potensi kecamatan domisili mereka. Sevina Zuhrie, siswa SMAN 1 Tumpang nampak asyik mendesain motif Candi Jago dengan pernak perniknya. ”Candi Jago kan ikonnya Tumpang. Saya mendapat masukan dari guru dan bapak saya juga,” kata Sevina di sela lomba.
Putri pelukis ini membuat desain motif candi ini untuk dijadikan bahan baju. Sedang Dina Qoyyimah, siswa MA Al Maarif Singosari memilih desain motif batik gambar Kendedes yang juga merupakan ikon Singosari yang sudah terkenal di dunia pariwisata. Dina mengaku senang mendesain meski selama ini hanya sekedar mencoret-coret. Ketua Dekranasda Kabupaten Malang, Ny Jajuk Rendra Kresna menyatakan setiap siswa bisa menuangkan ide motif sesuai dengan keinginannya.
”Tadi saya tanya siswa dari Turen yang memilih motif anggrek. Saya bilang, di Turen kan bukan potensi anggrek. Tapi katanya, di Turen masyarakatnya sedang gemar mengembangkan anggrek. Ya, gak papalah dibuat motif batik,” papar istri Bupati Malang ini. Begitu juga peserta dari Kecamatan Ngantang yang terkenal dengan Bendungan Selorejo sebagai penghasil ikan mujaer. Siswa itu membuat motif ikan itu. Menurut Jajuk, meski nantinya tidak ada kekhasan untuk batik Kabupaten Malang, namun potensi keragamannya juga memberi nilai sendiri. ”Sekarang ini yang terkenal kan masih batik Druju dan batik Singosari,” ungkapnya.
Ia bahkan sudah membuat batik Sumawe (Sumbermanjing Wetan) yang didesainnya sendiri. ”Sumawe kan terkenal dengan Pantai Sendangbiru. Saya ekplorasi apa isi lautnya. Hasilnya seperti ini,” kata Jajuk sambil memamerkan baju batik warna ungu dengan motif aneka isi laut. Baju itu kemudian dipadu dengan kerudung warna senada. Hasil dari lomba nanti, jika diperlukan akan dikembangkan. ”Kalau perlu HAKI-nya nanti bisa kami uruskan,” urainya. Salah satu juri dari Universitas Negeri Malang (UM), Eko B Winarno menitik beratkan penilaian pada orisinal ide dan kreatifitasnya.
”Selain itu, tim juri juga melihat fungsi desain motif batiknya. Pendesain harus sudah punya konsep ketika membuat desain motif batik. Apakah untuk taplak meja, baju dll,” papar Eko. Ia senang melihat anak-anak muda sekarang makin mencintai batik. ”Termasuk yang ikut lomba itu, jika mau mengembangkan diri terus, bisa kok nanti suatu hari jadi komoditas dari desain mereka itu,” harap Eko. Panitia mengambil enam juara. Juara I-III dan juara harapan I-III. Hasilnya, juara satu diraih oleh Adonzy Chrizrisma P dari SMAK Yos Sudarso Kepanjen dengan motif cucak ijo. vie
Komentar
Posting Komentar