Sedang Dilelang, Kelas Sudah Dibongkar
Komisi D DPRD Kabupaten Malang melakukan sidak DAK pendidikan di Kecamatan Turen menemukan sejumlah kejanggalan, Kamis (1/12). Di SDN Kemulan 02, dtemukan tiga lokal kelas sudah dibongkar sejak sebulan lalu namun belum ada pembangunan. Anehnya di situs LPSE Kabupaten Malang, proyek DAK untuk rehab berat di SDN itu masih dipampang untuk dilelang. ”Ganjil saja. Lelang belum selesai tapi kok sudah dibongkar kelasnya. Nampaknya ada yang tidak beres pada proses tendernya,” komentar Unggul Nugroho, Sekretaris Komisi D, Jumat (2/12).
Alasannya, jika belum jelas pemenang tendernya tapi kok sudah ada keberanian membongkar tiga kelas tersebut. Dalam situs lelang itu, proyek rehab tiga kelas itu pagunya Rp 218, 1 juta. Katanya karena datang ke sekolah itu sudah agak siang, rombongan Komisi D yang dipimpin Sugeng Pujianto, Ketua Komisi D hanya bertemu dengan penjaga sekolahnya. Sementara di SDN Kemulan 01 yang juga mendapat DAK ditemukan pemakaian kusen-kusen lama dalam pengerjaan. Padahal anggaran untuk rehab kelas dananya cukup besar yaitu di atas Rp 45 juta.
Komisi D juga menemukan tidak adanya slope besi dalam bangunan yang direhab di sekolah itu. Sementara di bagian atasnya diberi slope untuk mengelabui. Sementara di SDN Tawangrejeni 1 dan 3 meski akan dapat DAK tapi belum ada pembangunan apa-apa. ”Kami tidak yakin proyek DAK bisa selesai sampai akhir tahun ini,” ungkap anggota dewan dari Partai Gerindra ini. Dinas Pendidikan Kabupaten Malang pada tahun ini mendapat gawe besar yang mempergunakan anggaran DAK pendidikan 2010 dan 2011 yang nilainya lebih dari Rp 130 miliar, termasuk dari dana pendampingan APBD.
Selain itu, komisi juga menemukan proyek pembuatan perpustakaan di salah satu SDN dengan memakai DAK pendidikan 2010 tidak memakai pondasi.
Padahal perpustakaan ukuran 7 x 8 meter ini sedang dalam tahap pembangunan. Ia mempertanyakan mengapa ada anggarannya, tapi pengerjanya tidak menggunakan pondasi. Komisi D meminta agar Dinas Pendidikan Kabupaten Malang benar-benar mengawasi pelaksanaan program DAK dengan memperhatikan kualitasnya. Sebab pihaknya tidak ingin proyek DAK dikerjakan secara asal-asalan dan mungkin dalam waktu dua atau tiga tahun kemudian sudah rusak lagi. Kadindik Kabupaten Malang, Suwandi tidak mengangkat ponselnya meski ada nada sambung ketika dihubungi untuk dikonfirmasikan mengenai hal itu.
Menurut Unggul, dewan akan meminta keterangan dindik terkait proyek DAK 2010 dan 2011 pada Kamis, 8 Desember mendatang. Ketika bertemu pada Selasa (29/11) di Stadion Kanjuruhan Kepanjen ketika mengikuti kegiatan upacara hari jadi Kabupaten Malang dan HUT Koopri menyatakan tetap optimistis bisa menyelesaikan proyek fisik DAK 2011 yang sedang berjalan. Sementara yang DAK 2010 berupa peningkatan mutu pendidikan ditender ulang. Alasannya, penawarnya satu. ”Minimal harus ada tiga penawar,” ungkap Suwandi.
Di situs LPSE Kabupaten Malang yang sedang dilelang kali ini oleh dindik adalah paket rehab berat lima lokal kelas di SDN Bedali 02 Lawang. Informasinya, lokal kelasnya sudah dibongkar pada November lalu. Pagu rehab berat lima lokal kelas di SDN Bedali 02 senilai Rp 363,1 juta. Kemudian paket rehab berat untuk tiga lokal di SMP Angkasa Singosari dengan pagu Rp 216 juta. Pembangunan dua ruang kelas baru di SMPN 2 Pakisaji yang nilainya Rp 262,4 juta. Kemudian rehab berat tiga lokal SDN Bocek 02 Kecamatan Karangploso 02 dengan nilai Rp 216 juta.
Selain itu paket pengadaan buku pengayaan, referensi dan buku panduan pendidik SMP/SMPLB Rp 13 miliar, pengadaan mebeler ruang kelas baru SMP/SMPLB Rp 1,4 miliar, pengadaan buku pengayaan, buku referensi dan buku panduan pendidik SD/SDLB Rp 9,5 miliar dll. Sementara pada 2012 nanti, dindik akan mendapat DAK pendidikan Rp 71 miliar. Unggul mengharapkan dengan makin meningkatkya perolehan DAK juga harus disertai pengawasan ketat agar sasaran yang dicapai bisa terlaksana sehingga dindik tidak hanya berkonsentrasi pada pembangunan fisik sekolah-sekolah. vie
Komentar
Posting Komentar