Pesona Pantai Watuleter di Kabupaten Malang
Satu sisi Pantai Watuleter di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan |
Penyu sisik betina dari Pantai Clungup dilepas lagi c |
Bersama teman-teman di Pantai Watuleter |
Saya sendiri belum pernah kesana. Akhirnya, bersama teman-teman lainnya, yaitu jurnalis TV berangkat kesana. padahal acaranya sore hari.
Nggak ada persiapan khusus kesana. Makanya pakai baju biasa. Di rumah pak Enggar, kita istirahat sebentar. Kita disuguhi makan siang oleh Pak Enggar di rumahnya.
Sambil menunggu ke lokasi, saya masih sempat kirim berita lewat BB. Untung sinyal kuat Telkomsel ada di sana. Setelah itu baru memulai perjalanan ke pantai itu.
Saya kebetulan bareng dengan penyuluh naik mobil. Begitu juga teman-teman naik pikap milik pak Enggar bersama kotak-kotak plastik tukik.
Saya lihat, teman-teman enjoy aja. Padahal kalau dipikir-pikir, ke lokasi sore hari itu rawan nggak bisa mengirim berita dll. apalagi lokasinya jauh. Tapi nampaknya yang menonjol adalah perasaan fun-nya. Karena niatnya sudah ke sana, ya dinikmati saja.
Beberapa kali liputan banjir di Sitiarjo, baru kali ini saya menikmati suasana beda desa itu. Sebab teman-teman diajak lewat Dusun Rowo Terate. Dusun itu kalau lagi banjir karena luapan Sungai Pangeluran, wah..terisolir.
Saya juga nggak pernah berani sampai ke sana karena kondisinya seperti itu. "Sambil menikmati perjalanan, saya tengok kanan kini di jalanan itu. "Oh..begini Rowo Terate jika tidak sedang banjir.." pikirku. Saat itu, langit juga kadang mendung. Saya sudah deg-degan saja melewati trek itu. Takut hujan turun.
Alhamdullilah..lancar jaya sampai ke pantai itu. Dari jauh..deburan ombaknya sudah terdengar. Subhanallah...pantainya cantik sekali. Hamparan pasir putihnya bersih sekali. Di pinggir laut itu masih terlihat ombak berkejaran..
Sebelum pelepasan tukik, ada seremonial kecil berupa doa dari pendeta Christian. Selain itu juga ada kisah nelayan yang Rabu pagi mendapatkan penyu sisik betina berusia 10 tahun. Gede banget. ia dilepas juga di pantai itu bersama tukik-tukik yang berjuang berenang melawan ombak. Setelah semuanya selesai, Pak Enggar dan krunya ternyata sudah menyiapkan ikan bakar.
Wah...sedap banget. Ada pilihan sambal kecap dan uleg. Nasinya masih hangat. Sambil makan ikan itu, kami menikmati suasananya. Mengagumi pasir putihnya dan berkhayal akan ke sini lagi. Membayangkan ada semacam home stay. Wuih...keren sekali. Saya pesan saja ke wisatawan yang m ke sini, jaga kebersihan agar pantai ini tetap indah selamanya...(sylvianita widyawati)
Komentar
Posting Komentar