GOJEK
Layanan Gojek di Kota Malang sudah beberapa bulan. Namun baru seminggu terakhir saya memanfaatkan. Berawal dari tugas liputan agak jauh. Memang bisa dijangkau dengan angkutan umum. Namun ke lokasi yang saya tuju tidak terjangkau. Untuk menggunakan layanan ini, awalnya saya minta bantuan teman yang sudah duluan memasang aplikasinya.
Akhirnya saya pun memikirkan untuk memasang aplikasi itu lagi di HP android saya. Aplikasi ini pernah saya hapus usai mengikuti kegiatan di Surabaya pada Februari 2016 lalu. Alasannya? Memori HP saya sedang penuh. Selain itu, layanan Gojek belum masuk Kota Malang. Hari ini, saya dua kali menggunakan Gojek. Pertama saat pulang dari Polinema di Jl Soekarno Hatta ke rumah.
Sebenarnya naik angkutan bisa meski oper dua kali. Tapi saya ngantuk banget. Akhirnya memilih naik Gojek. Saya sempat berbincang-bincang dengan pengemudinya. Katanya dia baru bergabung dengan Gojek. "Jaket saya masih hijau terang. Masih baru, Bu," terang Pak Gojek yang masih muda. Saya diantar menggunakan motor Beat.
Menurut dia, di Malang Raya sudah ada 1000 orang Gojek. Kebanyakan stand by di sekitar Jl Soekarno Hatta. Di kawasan Universitas Brawijaya Malang saya juga sering menjumpai komunitas Gojek. Order kedua di hari ini saya lakukan usai dari MOG. Karena sudah pukul 21.00 WIB, anak saya, Sasa, berinsiatif memanfaatkan Gojek. "Nggak usah naik taksi, Bu. Coba Gojek saja. Aku juga belum pernah nyoba," tutur Sasa. Ok.
Akhirnya, saya order dua kali. Sehingga dua motor Gojek beriringan membawa saya dan anak saya pulang ke rumah. Selain cepat sampai, kami juga bisa mengirit ongkos pulang dibandingkan naik taksi. "Akhirnya bisa naik Gojek," komentar saya. Ia jadi tahu cara mengoperasikan aplikasi itu dan merasakannya. sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar