Begini Suasana di Museum Bentoel Malang
Untuk menuju ke Museum Bentoel Kota Malang tidak terlalu rumit. Jika naik angkutan umum, bisa mengambil rute yang ke arah Pasar Besar dengan naik angkot AG. Setelah itu, turun di depan di Jl Wiromargo dan berjalan beberapa meter. Atau bisa lewat sisi lain Jl Wiromargo yaitu Jl Sersan Harun dengan naik angkot GA dan berjalan kaki. Jika membawa kendaraan sendiri, areal parkir di museum juga sangat luas dan teduh.
Masuk ke museum, banyak spot bisa untuk menjadi lokasi foto selain mendapatkan edukasi mengenai sejarah Bentoel. Informasi yang dipasang cukup lengkap beserta foto. Di sebuah ruangan ada contoh aroma-aroma cengkeh yang bisa dirasakan. Sebab di kotak-kotak itu ada lubangnya. Misalkan aroma Jawa, Madura, Kasturi dll.
Pindah ke ruangan lainnya, ada beragam merek Bentoel dari masa ke masa. Mulai dari rokok kretek hingga rokok buatan mesin. Produk-produk itu dipasang di dinding. Memang sudah bukan kemasan aslinya.
Namun dibuat lagi. Dari kemasan itu, saya jadi tahu banyaknya merek rokok di Bentoel. Seperti Terong, Bima, Bentoel Filter Remaja, Over Green, Bentoel biru hingga rokok putih seperti Star Mild, Lucky Strike, X Mild dll, Banyak sekali. Saya sendiri hanya tahu yang agak baru. Namun yang merek-merek lama baru saya perhatikan sekarang.
"Wah...ada merek Bima," celetuk Rahma anak saya ketika mengunjungi museum itu, Sabtu (15/10/2106). Saya jadi kepo mencarinya. Wah...benar. Jadi banyak mereknya. Suami saya akhirnya juga tertarik melihat berbagai merek rokok ini.
"Aku pernah merokok yang ini...ini..dan ini..," jelasnya sambil menunjuk gambarnya. Namun sekarang ia sudah bukan perokok karena sudah memutuskan berhenti merokok. Barangkali melihat rokok-rokok lamanya itu bagian dari sejarahnya.
Dibanding sebelum direnovasi, isi museum ini lebih simple dan terasa modern. Saat museum lama, barangnya seingat saya lebih banyak. Patung pendiri Bentoel sebelumnya di dalam ruangan. Namun sekarang sudah di teras museum. Setelah puas melihat museum itu, kami memutuskan pulang. "Kami pulang dulu ya, Bu. Senang sudah ke sini," kata saya kepada ibu sekuriti yang menemani kami melihat-lihat lokasi. Kami kemudian jalan-jalan ke tempat lain bersama anak-anak mengisi akhir pekan. sylvianita widyawati
Berbagai merek rokok dari Bentoel |
Pindah ke ruangan lainnya, ada beragam merek Bentoel dari masa ke masa. Mulai dari rokok kretek hingga rokok buatan mesin. Produk-produk itu dipasang di dinding. Memang sudah bukan kemasan aslinya.
Namun dibuat lagi. Dari kemasan itu, saya jadi tahu banyaknya merek rokok di Bentoel. Seperti Terong, Bima, Bentoel Filter Remaja, Over Green, Bentoel biru hingga rokok putih seperti Star Mild, Lucky Strike, X Mild dll, Banyak sekali. Saya sendiri hanya tahu yang agak baru. Namun yang merek-merek lama baru saya perhatikan sekarang.
Aneka aroma rokok dari cengkeh bisa dirasakan di kotak ini |
"Aku pernah merokok yang ini...ini..dan ini..," jelasnya sambil menunjuk gambarnya. Namun sekarang ia sudah bukan perokok karena sudah memutuskan berhenti merokok. Barangkali melihat rokok-rokok lamanya itu bagian dari sejarahnya.
Dibanding sebelum direnovasi, isi museum ini lebih simple dan terasa modern. Saat museum lama, barangnya seingat saya lebih banyak. Patung pendiri Bentoel sebelumnya di dalam ruangan. Namun sekarang sudah di teras museum. Setelah puas melihat museum itu, kami memutuskan pulang. "Kami pulang dulu ya, Bu. Senang sudah ke sini," kata saya kepada ibu sekuriti yang menemani kami melihat-lihat lokasi. Kami kemudian jalan-jalan ke tempat lain bersama anak-anak mengisi akhir pekan. sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar