Paling Senang Itu Berburu Buku Murah
Saya suka sekali membaca buku. Kadang tak harus beli. Jika ada waktu senggang, saya pasti akan mampir ke toko buku untuk melihat yang terbaru. Jika tertarik, saya pasti membelinya. Kadang tidak pada saat itu juga.
Lain kali akan kembali ke toko buku itu untuk membeli. Buku yang saya sukai itu mengenai komunikasi, media massa dan jurnalistik. Yang ini, saya agak konsisten membelinya. Selain saya dapatkan di toko buku, saya membelinya di pameran. Biasanya harganya agak murah.
Pernah di Kota Malang disinggahi KKG Fair di Aula Skodam. Agak lama sih. Tapi saya banyak dapat buku diskonan/murah produksi Kompas. Saya jadi kalap mata. Yang penting, topik bahasannya saya suka, harga terjangkau dan akan saya baca. Meski tidak sekaligus habis seperti saya melahap novel ringan. Yang agak sebal dengan kelakuan saya ini adalah suami saya. Ia kurang menyukainya.
Padahal ini kesukaan saya sejak kecil dalam membeli buku. Ayah saya sangat murah hati jika saya bilang ingin beli buku. Selain buku, ayah suka tidak pelit memberi saya uang untuk membeli kaset waktu itu. Kadang ayah membelikan kaset yang saya sukai. Bahkan saat mulai SMA sampai kuliah, saya diberi uang saku untuk membeli buku. Boleh untuk buku pelajaran, buku bacaan dll. Itu di luar langganan majalah saya.
Saya sebenarnya kurang suka membeli sesuatu dengan sembunyi-sembunyi. Namun untuk menghindari suasana tidak nyaman, saya selalu bilang ke anak-anak jika membeli buku. Suami saya jarang mengetahuinya karena langsung masukkan ke lemari buku. Saya berharap, ia tidak mengeceknya meski terlihat menumpuk. Oh ya, saya juga suka novel. Umumnya sih yang terjemahan. Nggak tahu kenapa suka banget. Mungkin karena terjemahan bagus. Jadi ceritanya smooth gitu.
Tapi saya nggak alergi dengan novel Indonesia. Dulu sekali memang suka. Saya pernah mengoleksi banyak novel Marga T. Waktu itu, saya tinggal di Surabaya. Saya pasti akan memburu yang belum saya punya ke beberapa toko.
Misalnya di Toko Gunung Agung TP 2 waktu itu. Kalau nggak ke toko Gramedia yang ada. Buku-buku yang sudah kurang saya senangi biasanya saya berikan ke perpusatakaan milik seorang warga. Dengan begitu bisa mengurangi tumpukan buku di lemari. Selain itu, saya ada alasan untuk membeli lagi, hehehe. sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar