Pohon Langsep Singosari Langka
Buah langsep dan duku Singosari sangat terkenal di kalangan pelancong maupun warga Malang Raya sendiri. Tapi sayangnya, keberadaan pohon langsep dan duku nampaknya sudah kurang diminati untuk ditanam. “Mungkin karena warga juga semakin kekurangan lahan. Sehingga minat untuk menanam langsep maupun duku jauh berkurang,” jelas Kasmad dan Asmad dari kelompok tani Wulangsari Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang beberapa waktu lalu.
Hal ini juga diimbangi dengan perhatian yang kurang dari Pemkab Malang terhadap tanaman yang telah menjadi salah satu ikon Kabupaten Malang ini. Karena itu, poktannya yang mengembangkan tanaman keras ini juga vakum. Tapi pelestari tanaman yang sudah sepuh ini nampaknya mulai sedikit bersemangat ketika ada pihak lain yang berusaha mengembangkan lagi buah ini. Kata mereka, jalan-jalan di sekitar Candi Singosari dulu menjadi sentra tanaman langsep maupun duku.
Kekhasan buah langsep Singosari, jelas Asmad, adalah kulitnya agak tebal dibanding langsep dari daerah lain, lubang cecepnya agak lebar dan rasanya manis. Kemanisan buah langsep, kata Asmad ketika buah-buah yang sudah agak kuning dibungkus antara 35-40 hari dan selalu dikontrol. Ketika ada sekitar 20 persen dari buah yang dibungkus itu busuk, berarti, buah itu sudah siap dipetik. Menurutnya, tiap pohon memiliki khas rasa sendiri. “Kalau yang ada yang kecut, mungkin kematangannya baru 50 persen,” celetuk Kasmad.
Siyono, Camat Singosari menyatakan hasratnya mengembangkan lagi tanaman langsep dan duku Singosari yang menjadi ikon wilayahnya. “Saya sendiri kesulitan mendapatkan ketika mencarinya. Sehingga berencana mengembangkan di Singosari,” kata Siyono. Ini dilakukan agar buah ini tidak musnah dari Singosari. Padahal selama ini, wisatawan lokal yang belanja oleh-oleh di Singosari ada memburu langsep dan duku Singosari. Menurutnya, karena pasokan buah itu sangat minim di Singosari sendiri, langsep dan duku yang beredar berasal dari kecamatan lain yaitu Tumpang dan Poncokusumo. vie
Komentar
Posting Komentar