Gabut, Jalan-Jalan ke Tulungagung. Asiiikkk

Sebenarnya yang memiliki kegiatan di Tulungagung adalah adik saya. Tapi dia mengajak saya dan dua anak saya agar istri dan anaknya ada temannya saat ia berkegiatan. Kami menginap di Hotel Lojikka di JL Agus Salim. Dulu hotel ini namanya Hotel Istana. Tapi sekarang dengan konsep dan bangunan baru. Plang nama Hotel Istana masih dipertahankan. Tapi nama barunya juga ada. 

Karena gabut sebagai pensiunan baru, saya ikut saja perjalanan ke kota marmer itu. Sampai di kota ini malam hari jam 23.00 WIB. Sebab dari Malang berangkat jam 19.00 WIB. Setelah mengisi BBM dan kartu tol, kami berangkat. Perjalanan lama membuat kami tidak tidur. Jadi menemani adik sebagai driver. Kami sempat berhenti di rest area Jombang karena kebelet pipis. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Tulungagung. 

Kami lewat tol dengan pertimbangan sudah malam. Awalnya mau lewat Batu, Pujon, Ngantang, Kasembon (Kabupaten Malang), Kabupaten Kediri lalu Tulungagung. Tapi karena kemalaman dan ternyata gerimis, paling aman lewat tol saja. Bekal makan dan camilan amallah. Perjalanan mengandalkan maps dengan co-pilot si sulung. Ketika sampai di hotel, alhamdullilah. Senang dan saya langsung tidur. Kata anak saya, saya berisik karena ngorok, wkwk.

Iya memang kalau sedang lelah, saya ngorok. Sudah dua hari saya berada di Tulungagung. Pelan-pelan, saya bisa perlahan rileks melupakan pekerjaan lama. Saat malam, saya baru membaca berita online di HP. Tapi seharian, saya melakukan aktifitas lain. Hari pertama di kota ini, usai sarapan, kami jalan-jalan sekitar hotel, melihat Stasiun Tulungagung, ke taman Alon-Alon, beli minuman, mampir ke kedai ayam goreng dll.

Malam harinya jalan-jalan sekitar kota. Akhirnya jadi tahu jantung kota, main ke Apolo Mall dan beli oleh-oleh kaos, cari makan malam. Ada yang lucu. Karena bingung mau kulineran dimana, keponakan pakai google mencari kuliner. Begitu didatangi ternyata sudah tidak ada. Kata pak parkir, kulinernya sudah nggak ada. "Itu tempatnya (sambil menunjukkan). Tapi sudah pindah. Entah kemana," jawab pak parkir. Akhirnya kami beli dimsum. 

Jadi, di sekitar Stasiun Tulungagung adalah kawasan kuliner juga toko oleh-oleh. Wajah stasiunnya biasa sih. Di dekatnya ada toko Alfamart. Di kota ini, toko ritel modern tidak banyak. Jadi banyak toko-toko lokal. Tapi toko brand terkenal juga banyak kok. Jadi lengkaplah untuk memenuhi kebutuhan warganya. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini