Hari Kedua Pensiun, Membahas Rencana
Hari kedua pensiun, Rabu (19/2/2025) terasa aktifitas saya seperti saat liburan dimana tidak sibuk liputan dan menulis. Pagi hari saya ke pasar. Kucing saya sudah ngreok karena wet food-nya habis, dry food menipis. Kesalahannya adalah pada Selasa malam saya tidak ke penjual makanan kucing langganan saya di JL Danau Maninjau Malang. Sebab anak-anak mengajak jalan-jalan ke MOG buat syukuran ultah saya.
Sampai di mall, kebutuhan itu baru saya ingat. Panik dong. Sebab kalau pagi, kucing di dalam rumah pasti mencari saya kalau sarapan pagi. Begitu saya buka pintu kamar, mereka pasti heboh. Saya punya stok daging ayam yang sudah disuwar suwir anak bungsu saya. Hidangan itu seketika habis. Saya segera ngacir ke Pasar Lesanpuro. Di tepi Jl Ki Ageng Gribik ada toko pakan hewan piaraan. Seperti makanan kucing, burung dan lainnya.
Saat itu ada beberapa pembeli termasuk saya. "Mbak ini tim makanan kucing. Bapak ini tim makanan burung," kata ibu penjualnya. Saya tertawa. Kalau saya perhatikan, untuk makanan burung ternyata memiliki kekhususan. Misalkan burung murai, ada makanannya sendiri. Jadi tidak sembarangan. Setelah belanja wet food, saya masuk pasar memberi sejumlah kebutuhan. Tangan saya membawa empat tas kresek termasuk isi sayuran, daging ayam dan sapi, beras dan telor.
Sampai rumah, di teras, tiga kucing sudah menunggu saya datang. Langsung saja saya berikan wet food. Sedang kucing di dalam, saya berikan hal yang sama. Setelah itu saya mulai memasak daging sapi. Saya pingin rawon. Saya sudah beli bumbu jadinya di pasar. Lalu saya masak sayur bayam juga. Setelah itu saya keluar rumah bareng anak sulung saya ke pet shop langganan, mampir toko kue dan supermarket. Saya ke toko kue Citra membelikan ibu dan adik saya cake dan dua puding buah sebagai selebrasi ultah saya kemarin.
Setelah itu, saya dan si sulung nongkrong di rumah ibu. Akhirnya saya dan adik membahas rencana usaha yang akan dikelola si sulung dan adik. Ya boleh juga.Nanti dimatangkan lagi. Apalagi ibu juga mengizinkan berusaha di garasi rumahnya. Jadi nanti saya juga bisa sekalian menjaga ibu kalau sudah selesai mengurus rumah saya. Rencana usaha sebenarnya sudah saya pikirkan dengan si sulung. Ia suka wirausaha.
Sejauh ini memang hasil melamar pekerjaan masih tahap pemanggilan pertama dan tidak tahu apa ada kelanjutannya atau tidak. Semoga nanti rintisan usaha ini bisa berkembang. Sehingga bisa jadi lapangan usaha anak juga. Kalau saya mungkin hanya menemaninya. Tapi kalau nanti dia ingin menerima pekerjaan lain, ya sudah kami pikirkan opsinya agar ada kesibukan. Sylvianita Widyawati
Komentar
Posting Komentar